Part 6

1K 116 22
                                        

Tiga bulan kemudian...

Krist baru saja menginjakkan kakinya di bengkel tempatnya berkerja, hari ini giliran dirinya masuk siang, off yang melihat kedatangan krist langsung menghampirinya.

"Kamu terlihat sangat lelah" ucap off.

"Hmm... Aku lembur semalam, kafe sedang ramai dan jam tiga pagi baru tutup" ucap krist

"Jadi kamu hanya tidur 3 jam? Apa ada orang berkerja sekeras itu krist, harusnya kamu tak masuk ke bengkel hari ini" ucap off

"Aku tidak apa-apa, kamu tenang saja" ucap krist.

"Apa kamu tak ingin berhenti berkerja di kafe? Bukankah hutang mama mu sudah lunas?" Tanya off.

Selama tiga bulan ini krist memang berkerja sangat keras bahkan ia hanya beristirahat beberapa jam saja, hal itu membuat tubuhnya sangat kurus bahkan seperti tak terurus. Dan jika kafe sedang ramai, krist selalu mengambil lembur agar dapat uang tambahan.

"Aku senang berkerja di sana" ucap krist.

"Tapi berat badan mu menurun drastis, tulang selangka mu bahkan terlihat, kamu sangat kurus, krist" ucap off.

"Aku tak masalah off, yang penting aku tidak kekurangan uang lagi" ucap krist.

"Jangan terlalu di paksakan berkerja, krist, kamu juga harus istirahat"

"Hmm... Aku tak masalah" ucap krist.

Krist merasa kepalanya sangat pusing dan pandangannya mulai kabur, seperkian detik kemudian krist langsung pingsan, beruntung off berada di dekat dirinya membuat krist tak jatuh ke lantai.

Off langsung menggendong krist, memasukannya ke dalam mobilnya, ia melajukan mobilnya ke rumah sakit.

***
Off merebahkan krist di ranjang rumah sakit, tak lama datang seorang dokter memeriksa tubuh krist.

Off sangat ingat dengan dokter yang memeriksa krist sekarang, itu dokter sombong bahkan karna dokter itu juga gaji krist masih di potong hingga sekarang, siapa lagi jika bukan singto.

"Dia sakit apa?" Tanya off, memulai berbicara.

"Hanya kelelahan, dia juga sepertinya kurang istirahat, apa dia makan dengan teratur?" Tanya singto.

Singto sebenarnya juga terkejut melihat krist saat ini, karna semenjak kejadian di kafe saat itu ia tak lagi pernah bertemu krist bahkan kemejanya mungkin masih ada pada krist(?) Atau sudah krist buang? Entahlah singto tak ingin memikirkan kemejanya lagi, singto juga dapat melihat jika tubuh krist sangat berubah drastis dari tiga bulan terakhir mereka bertemu, apa krist tak makan? Itu yang berada di benaknya.

Off sedari tadi terus menguap, karna dirinya belum tidur sama sekali sejak semalam. Ingin meninggalkan krist? Ia tak tega.

Setelah singto memeriksa dan memberi suntikan kepada krist, singto langsung keluar dari ruangan krist. Off terpaksa tidur di sofa ruangan itu, ia tak tega untuk meninggalkan krist sendirian.

Dua jam kemudian krist terbangun dari pingsannya, ia terkejut melihat dirinya yang berada di rumah sakit.

"Off...." Panggil krist.

"Kamu sudah sadar?" Tanya off.

"Kenapa aku bisa di rumah sakit?" Tanya krist.

"Kamu pingsan, tentu saja di bawa ke rumah sakit?'

"Tapi, aku jadi tak berkerja"

"Ckk... Sehari saja jangan berkerja krist, pak rudi akan mengerti, kamu tenang saja"

"Hmm.... aku hanya tak mau gaji ku di potong lagi, kamu tahu sendiri dengan pak rudi jika kita tak masuk kerja gaji kita pasti akan di potong" ucap krist.

"Itu jika kita tak masuk kerja tanpa sebab sekarang kamu tak masuk karna sakit, pak rudi tak akan memotong gajimu"

"Terima kasih sudah mengantarkan ku ke sini, kamu boleh pulang, kamu pasti mengantuk karna semalaman tak tidur" ucap krist.

"Kamu yakin bisa sendiri di sini?" Ucap off.

"Aku sudah dewasa"

"Baiklah, aku benar-benar mengantuk dan nanti malam harus masuk kerja lagi" ucap off.

Setelah itu off keluar dari ruangan krist sedangkan krist kembali merebahkan tubuhnya, walau dia hanya beristirahat saat ini tetap saja pikirannya terbang ke lain, ia memikirkan biaya rumah sakit, juga memikirkan gajinya yang akan di potong karna ia tak masuk berkerja.

Krist menggelengkan kepalanya, ia tak bisa bersantai, ia harus tetap berkerja, krist duduk dan berusaha melepas infus di tangannya, tak lama singto masuk ke ruangan krist, ia memang ingin melihat keadaan krist.

Singto berdehem sedikit keras membuat krist menghentikan kegiatannya melepas infus ditangannya.

"Aku ingin pulang" ucap krist.

"Bodoh! Tubuhmu perlu istirahat, sampai kamu membaik baru boleh keluar" ucap singto.

"Apa semua dokter di rumah sakit ini berbicara kasar seperti itu? Aku bahkan baru tahu ada dokter sepertimu!" Ucap krist sinis.

"Aku berbicara kasar hanya dengan orang sepertimu" ucap singto.

"Memangnya aku kenapa? Bukankah masalah kita sudah selesai?" Ucap krist.

"Ckk terserah kamu" ucap singto.

Singto mengeluarkan stethoscope-nya dan memeriksa jantung krist, ia juga memeriksa nadi dan tekanan darah krist.

"Kamu harus di rawat inap dan makan dengan teratur" ucap singto.

"Aku tak ingin di rawat inap" ucap krist.

Tak lama datang suster membawa makanan untuk krist.

"Ke mana pacar mu tadi?" Tanya singto.

"Pulang" ucap krist.

"Oh, makan makanan mu, aku keluar dulu" ucap singto.

Krist menerima makanan dari suster dan mulai memakannya, makanan rumah sakit benar-benar tak ada rasanya, semua terasa hambar, krist tak menghabiskan makanannya dan meletakkannya di atas nakas samping ranjangnya, ia mengambil ponselnya menghubungi mamanya.

"Ma...." ucap krist saat mamanya mengangkat panggilannya.

"......"

"Aku sibuk berkerja, jadi aku tak akan pulang, aku menginap di bengkel" ucap krist berbohong.

"......"

"Aku pasti akan menjaga diriku dengan baik"

"........"

"Iya ma, sudah dulu, aku sibuk sekarang"

Setelah itu krist mematikan ponselnya, tak lama singto masuk lagi keruangan krist.

"Kamu berbohong? Kenapa kamu tak mengatakan sedang di rumah sakit?" Tanya singto, ia memang mendengar pembicaraan krist tadi, bukan bermaksud untuk menguping, hanya saja ia tak sengaja mendengarnya.

"Hanya tak ingin membuat mama ku khawatir" ucap krist.

"Kenapa makanan mu tak habis?" Tanya singto saat melihat makanan krist masih utuh.

"Itu tidak enak, rasanya hambar" ucap krist.

"Obat mu sudah di minum kan?" Tanya singto

"Hmm" gumam krist.

"Istirahat" ucap singto.

"Hmm" gumam krist.

"Apa tak ada kata lain selain hmm?" Ucap singto kesal.

"Kamu juga biasa begitu" ucap krist.

Singto kehabisan kata-kata, ia langsung berjalan keluar dari sana.
















Tbc.

Amazing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang