Lee Youngmi menangis terisak-isak memeluk putri sulungnya, Yoora. Ada pun sang suami---Park Sungjin---tak kalah cemas, duduk di kursi tunggu sambil menundukkan wajah, jemarinya tertaut dengan mata terpejam, mememanjatkan doa dengan kesungguhan hati untuk sang putra yang kini tengah berjuang melewati masa kritis.
Kedatangan beberapa dokter dan perawat dengan terburu-buru ke ruangan tempat Chanyeol di rawat beberapa menit lalu, menambah kecemasan.
"Apa adikmu akan selamat?" Air mata Ibu Park Chanyeol itu tak hentinya berderai.
"Tenang, Eomma, kita serahkan semuanya pada Tuhan, apa yang terbaik untuk Chanyeol kita," lirih Yoora dengan wajah sembap karena terlalu banyak menangis.
Di saat cemas, mata mereka yang basah karena air mata, melihat seseorang duduk di kursi roda ditemani dua orang di belakangnya, mendekat menghampiri.
Lee Youngmi melepaskan pelukannya dari sang putri saat melihat sesosok gadis yang pernah dikenalkan sebagai kekasih putranya.
"Kamu sudah sehat, Nak?" Tanya ibunya Chanyeol sembari menyeka air mata dengan tisu.
"Seungwan baru siuman beberapa jam lalu, tubuhnya masih lemah, tapi bersikeras ingin tahu kondisi Chanyeol," Jelas Kim Inhwa memaparkan kondisi putrinya.
Park Sungjin bangkit dari duduknya.
Menyambut Wendy dan orangtuanya yang datang menjenguk Chanyeol.Mereka saling menundukkan punggung memeberi salam.
Pertemuan dua keluarga yang hangat, sayangnya dalam situasi yang tak di harapkan siapa pun.
"Bagaimana keadaan Chanyeol?" Wendy sudah tak sabar ingin tahu kondisi pria yang dicintainya. Firasat buruk semakin kuat saat melihat ekspresi kesedihan tergambar jelas di raut wajah keluarga Chanyeol.
Lee Youngmi memandang sang suami dan Yoora sebelum menjawab pertanyaan Wendy. Bibirnya terus bergetar tak sanggup mengatakan hal yang membuat dadanya semakin sesak.
"Belum ada kabar, dokter sedang memeriksanya. Luka di kepalanya sangat parah. Chanyeol sudah melakukan operasi, tetapi belum ada tanda-tanda siuman. Baru saja dokter masuk terburu-buru, entah apa yang terjadi. " Jelas Yoora dengan perkataan yang beberapa kali terjeda akibat isakan tangis yang tertahan.
Mata Wendy menghangat, tak lama cairan berjatuhan menyusuri pipinya.
Masih segar dalam ingatan, saat pria brengsek itu menghajar Chanyeol dengan brutal, padahal sudah tak berdaya. Hal itu akan menjadi trauma yang membekas di ingatannya.
Meskipun rasa cinta baru disadari belakangan, semoga tidak menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya, jikalau keadaan terburuk harus diterima.
Firasat buruk ini jangan sampai terus tumbuh di hatiku. Kamu akan baik-baik saja, Park Chanyeol. Aku percaya, kamu mampu melewati semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
What if Love? (TAMAT)
FanfictionIdol Life. Chanyeol dan Wendy sama-sama gengsi mengakui perasaannya. Chanyeol merasa Wendy bukan tipe gadis idamannya, sedangkan Wendy selalu memandang Chanyeol adalah seorang 'play boy' yang harus dihindari. Namun, takdir selalu mendekatkan mereka...