Chapter IV : Before Sunset

79 10 5
                                    

Jimin masuk ke kemar mandi sedangkan Seulgi duduk santai menikmati indahnya pemandangan pulau Jeju. Menyeruput kopi hangat sambil berkutat pada ponsel. Sesekali memotret pemandangan dari balik jendela kamar motel, lalu menguploadnya di akun sosial media.

Sementara itu, di dalam kamar mandi sembari mengguyur tubuhnya menggunakan shower, Jimin merasa bingung dengan situasi saat ini. Kenapa ia bisa terjebak bersama wanita yang baru saja ia temui tadi malam? Ini bukan suatu hal yang patut diwajarkan, pasalnya ia sudah mempunyai kekasih dan wanita di luar sana merupakan sahabat dari kekasihnya.

Ahh sudahlah, Jimin tidak ingin banyak pikiran yang memang tidak seharusnya ia pikirkan. Situasi seperti ini bukan hal yang diinginkan oleh mereka dan memang sudah takdirnya.

Jimin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang, bertelanjang dada serta rambut yang masih basah.

"Sana mandi, bau!" Celetuknya saat melihat Seulgi masih asik bersantai. Membuat wanita itu membalik menatapnya.

"Oh my eyes!" Pekik Seulgi sambil menutup kedua matanya.

Jimin mengeluarkan senyum jahil khas nya, yang bila mana ada wanita lain melihat akan tergila gila dan meleleh. Namun, tidak bagi Seulgi. Wanita itu justru mendelik malas kearahnya.

"Jim, you think that will blow me away?"

"Hm, maybe." Sahut Jimin sambil mengusap surai hitam legam yang masih basah itu kebelakang.

Seulgi tertawa pelan, "nothing!" Ketusnya, lalu beranjak berdiri, kaki jenjang wanita itu melangkah mendekati Jimin.

Mengelus bahu Jimin yang tidak terhalang sehelang kain apapun, tindakan Seulgi membuat Jimin melirik heran.

"Kamu mandinya tidak bersih! Masih ada sabun, nih!" Celetuk Seulgi, lalu melenggang masuk ke dalam kamar mandi.

"Hufttt..." Jimin bernafas lega, tubuhnya membungkuk lemas.

Ia menoleh sekilas kearah Seulgi, yang terlihat tengah tertawa sangat lepas. Astaga! She's a tease me.

Tak lama kemudian, Seulgi keluar dari kamar mandi, rambut panjangnya masih sangat basah membuat t-shirt yang dipakainya ikut basah.

"Kenapa?!" Tanyanya sewot saat dirasa pria yang tengah berkutat pada ponsel itu kini menatapnya dengan intens.

Jimin terdiam menatap Seulgi, wajah wanita itu sangat polos tanpa polesan make up ditambah pipinya yang gembul. Ia menggaruk telinga, lalu berkata, "hmm—kamu memang sangat jorok. Lihat, air berjatuhan ke lantai akibat rambutmu yang masih basah!"

"Jika nanti saya jatuh, kamu mau bagaimana?" Lanjutnya.

"Ya senang lah," sahut Seulgi ketus.

"Dih, tau gitu saya biarkan saja kamu tidur di bawah. Dasar tidak tau malu sekali!" Cibir Jimin, setelah itu kembali berkutat pada ponsel. Berniat untuk mengabari Krsytal, yang katanya wanita itu sedang dalam perjalan menuju motel.

Demi tuhan, ia merasa bersalah pada kekasihnya. Pertama, hilang tanpa kabar dan kedua, tidur seranjang bersama wanita lain yang merupakan sahabat kekasihnya. Jujur saja, semenjak melamar Krystal, ia tidak pernah lagi tidur bersama wanita lain dan memutuskan untuk benar-benar serius pada satu wanita.

Oh ya, setelah ponselnya menyala, Jimin langsung menghubungi pihak bengkel dan kini mobilnya sudah diatasi.

Mengingat tentang mobil tentu membuatnya tambah frustasi. Pasalnya, mobil Range Rover Evoque miliknya itu baru saja di modifikasi, mengusung kesan sporty, baju luar Evoque Startech dipilihnya berkelir hitam dengan paduan atap berwarna merah. Juga aksen merah yang sama melapisi bagian pelek yang terlihat kontras dengan model palang 5 ganda. Tak lupa pelek mobilnya ini menggunakan ukuran 22 inci dan dibungkus ban Michelin ukuran 305/35. Ubahan wajah Evoque juga terlihat mencolok dengan pengaplikasian bumper depan baru yang lebih sporty.

15 Days With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang