Chapter III : Nice to Meet You

59 6 5
                                    

Kini keduanya telah menemukan motel, tapi yang menjadi permasalahannya adalah hanya tersisa satu kamar.

Menjelang akhir libur, banyak pengunjung dan turis yang berdatangan ke pulau Jeju mengingat pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea, karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik. Sehingga akomodasi disini penuh, apalagi dengan pemandangan tepat di pinggir pantai menjadi salah satu incaran para pengunjung dan turis-turis.

"Kenapa sepasang suami istri memilih kamar terpisah? Lagipula kamar motel disini terdapat ranjang berukuran king size dan cocok untuk kalian berdua," tutur sang resepsionis.

Seulgi maupun Jimin membulatkan matanya tak terima, bagaimana bisa orang ini mengira mereka sebagai sepasang suami isteri?

"Hmm, dan satu lagi, jangan melakukan hubungan disini ya Pak, Bu. Karna kamar disini tidak kedap suara." Tambahnya, yang segera dibalas gelengan cepat oleh Seulgi. Sedangkan Jimin hanya mengangguk mengerti, sukses mendapat tatapan garang serta membunuh dari wanita itu.

"Kenapa malah diam? Nanti orang malah ngiranya benar!" Bisik Seulgi dengan nada amarah yang tertahan. Jimin memberi kode padanya agar diam, dan ia menurut.

Biarkan kali ini, pria itu yang turun tangan.

"Boleh saya minta kunci kamar kami," tagih Jimin ramah. Setelah mendapat kunci kamar, keduanya segera melenggang pergi.

"Cih, bisa bisanya mereka punya pikiran seperti itu!" Gerutu Seulgi, ia menghentakkan kedua kakinya kesal.

"Shuttt! Bisa diam ga?" Omel Jimin, lalu membuka pintu motel bernomor tiga puluh empat tepat di lantai empat.

Seulgi terkekeh, lalu berkata. "Gak bisa selama bareng kamu!" Ketusnya, ia sengaja menabrak tubuh Jimin saat masuk ke dalam kamar motel tersebut sehingga membuat pria itu menggeram kesal karna ulahnya.

Seulgi melongo melihat keadaan kamar motel yang ia sewa—maksudnya Jimin yang menyewanya karna ia lupa tidak membawa uang.

Hanya ada satu ranjang king size, sepasang kursi dan meja tersimpan dekat jendela besar yang memperlihatkan keindahan pantai dan satu kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya ada satu ranjang king size, sepasang kursi dan meja tersimpan dekat jendela besar yang memperlihatkan keindahan pantai dan satu kamar mandi. Tidak begitu buruk, tapi apakah ia sanggup satu kamar dengan pria menyebalkan ini?

"Kamu tidur di bawah ya," putus pria itu sepihak.

"What?! Are you kidding me?" Protes Seulgi tak terima, masa iya, ia harus tidur di bawah. Apa pria itu tidak kasihan padanya, ia baru sampai belum sehari di Korea, badannya pegal pegal dan lelah.

Yang ada tubuhnya makin remuk saat bangun nanti.

"Kan saya yang bayar!" Canda Jimin tanpa menoleh pada Seulgi yang tengah menatapnya dengan sengit.

Jimin segera membantingkan tubuhnya di ranjang, memeluk guling dengan erat, lalu perlahan matanya mulai terpejam. Seulgi yang melihatnya hanya membuang nafas pasrah, pria itu memang keras kepala dan angkuh.

15 Days With Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang