PROLOG [AWAL CERITA]

124 18 11
                                    

Hanya sebuah keluarga yang berkeinginan memiliki keluarga yang cemara, humoris dan tentram. Penuh dengan kebahagiaan dan cinta di dalamnya. Menginginkan keabadian serta kenangan yang tidak akan pernah pudar didalamnya.

Nawasena Amerta sendiri memiliki arti masa depan yang cerah dan meninggalkan warisan atau kenangan yang abadi. Kata dari Nawasena Amerta berasal dari bahasa sansekerta, di mana Nawasena mempunyai arti masa depan yang cerah dan Amerta mempunyai arti abadi. Maka itu kenapa keluarga ini di beri sebutan nama Nawasena Amerta. Keluarga yang hancur yang menginginkan kebahagiaan di dalamnya.

Panjarwala Prabu Cakrabirawa, adalah anak sulung dari keluarga Prabu. Dia sebenarnya bukan termasuk anak-anak yang nakal dan juga jahat ataupun pembenci. Namun karena keluarga nya dia sering kali berulah, dia tidak suka dengan keadaan keluarganya yang membuat dia sering kali merundung banyak anak-anak di sekolah, berperilaku kasar dan juga bandel. Ketika dia sering kali bertengkar dengan ayahnya Cakra sering kali pergi dari rumah sampai berhari-hari tidak kembali, namun sekalinya kembali mereka akan melihat banyak luka di tangan ataupun di wajahnya. Jika bukan karena mencari masalah ya dia akan menonjokkan tangannya ke dinding. Karena cara Cakra menenangkan diri adalah melampiaskan semua amarahnya itu pada sesuatu atau seseorang.

Hazam Prabu Azharazka, anak tengah. Dia seringkali menjadi korban sasaran kekerasan dari sang ayah. Itu karena dia tidak bisa menjadi sesuai keinginan ayahnya. Azka tidak bodoh dan tidak pintar juga, IQ nya yang berada di atas rata-rata kadang membuat dia harus belajar lebih giat dan keras sampai-sampai hidung nya mengeluarkan cairan merah yang terus menetes di atas buku. Dia tidak bisa mencapai peringkat 1, 2 dan 3. Namun Azka selalu berada di peringkat 10 kebawah. Jikapun Azka bisa berada di peringkat 10 besar ke atas, apa mungkin ayahnya akan bangga? Of course tidak, kecuali kalau Azka berada di peringkat 1.

Rajendra Prabu Adikusumo, anak paling di benci oleh ayahnya karena memiliki kecacatan pada dirinya. Dia seorang tunawicara, yang hanya bisa mengekspresikan diri dengan gerakan tubuhnya. Hal itu adalah yang paling di benci oleh ayahnya. "Jika kamu seorang manusia, harusnya kamu berbicara layaknya seorang manusia, gunakan mulut mu bukan tangan mu."seperti itulah kata ayahnya. Tidak mau menerima kekurangan sang anak.

Kala Prabu Jumantara, si paling bungsu. Dari semua saudara-saudara nya yang sanggup melawan, Kala yang paling lemah. Dia takut dan hanya bisa menuruti setiap perkataan orang. Dia takut di pukuli, di bully dan lainnya. Kata ketakutan dan kecemasan itu tidak akan pernah hilang dalam hidupnya, trauma yang dia alami membuat mentalnya jatuh. Dia tidak pernah bercerita kepada siapapun, namun dia pernah meminta tolong pada ayahnya saat itu, namun ayahnya mengabaikan hal tersebut, berkata bahwa Kala anak yang lemah, tidak berani melawan ataupun memukul mereka balik seperti yang mereka lakukan padanya. Setelah aduan nya tidak di dengarkan, Kala tidak pernah bercerita apapun lagi dan hanya menerimanya sendiri.

***

Ketika umur mereka masih kecil, tidak ada satupun kebahagiaan yang bisa mereka dapatkan dari sang ayah. Ibu mereka meninggal ketika melahirkan Kala ke dunia ini. Pria itu bukanlah seorang kesatria bagi mereka, bukan seorang pahlawan ataupun hero yang melindungi mereka, dan bahkan bukan seorang ayah yang layak untuk mereka banggakan, namun pria itu hanyalah bagian dari "mereka" yang terus-menerus memberikan keempat anaknya itu luka. Tidak berdarah namun cukup sakit, tidak bisa sembuh dan terus berbekas.

***

"Lo kalau mau ngajarin gua tentang rasa sakit yang sebenarnya gak perlu repot-repot, gua dari lahir aja udah penuh dengan kata luka."
◉ ... Panjarwala Prabu Cakrabirawa

"Nilai memang cuma angka, tapi bagi gua 1 angka itu naik di nilai raport gua itu udah paling berarti banget buat gua. Lo gak bakal tau segila apa gua sama buku-buku sekolah."
◉ ... Hazam Prabu Azharazka

"Andai gua bisa ngomong yang lantang seperti yang lain, hidup gua gak bakal semenyedih kan ini."
◉ ... Rajendra Prabu Adikusumo

"Aku akui aku tidak sekuat kakak-kakak ku yang lain, tapi sesekali aku juga ingin melawan, tapi aku terlalu takut. Jika aku diam kedepannya pasti bakal baik-baik saja dan berlalu."
◉ ... Kala Prabu Jumantara

***

CAST

Panjarwala Prabu Cakrabirawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panjarwala Prabu Cakrabirawa

Panjarwala Prabu Cakrabirawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazam Prabu Azharazka

Rajendra Prabu Adikusumo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rajendra Prabu Adikusumo

Rajendra Prabu Adikusumo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala Prabu Jumantara

***

Sabtu, 29 Juni 2024
Note: maaf kalau kebanyakan typo yang tidak tersengaja kan😊🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

⟨02⟩ Nawasena Amerta, 2021 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang