Tiga

0 0 0
                                    

_Pertemuan kita terbilang cukup unik. Sampai pada akhirnya kita dipersatukan_ Arzian Degino.

*****

Bianca melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Ia melihat ke sekeliling ruangan itu, belum melihat kehadiran Bu Sinta.

Bianca memilih langsung duduk di kursi yang masih kosong. Gadis itu memilih untuk memainkan ponselnya, Merefreshingkan otaknya sebelum mendengar Guru fisika itu menerangkan.

Bianca baru menscrool Instagramnya kurang lebih tiga menit. Kini ia segera memasukan kembali ponselnya ke dalam sakunya karena melihat Bu Sinta memasuki ruangan itu.

"Selamat siang anak-anak," sapa Bu Sinta sebelum memulai kegiatannya.

"Selamat siang bu,"balas siswa-siswa diruangan itu.

Ada 3 siswa termasuk Bianca.

"Jadi, Ibu mengumpulkan kalian semua disini karena ingin memberitahukan kalau Olimpiade Fisika akan datang satu bulan lagi,"

"Jadi, ibu sudah memilih kalian bertiga untuk mengikuti olimpiade itu"

Suara tarikan nafas terdengar dari tiga siswa itu.

"Kalau boleh ibu tau, apa ada yang keberatan?" tanya Bu Sinta karena melihat ekspresi tertekan dari para siswa itu.

"Saya tidak bisa bu," ucap Raka. Satu-satunya siswa disana.

"Karena bulan depan saya harus mengikuti praktik kelas Biologi Pak Budi" sambungnya.

Bu Sinta terlihat menarik napasnya. Kecewa.

"Baiklah,"

"Padahal ibu sangat berharap kamu ikut Raka. Tapi ibu juga tidak bisa memaksa,"

"Iya bu," singkat Raka.

"Kalau begitu kamu bisa melanjutkan aktivitas kamu. Dan maaf ibu jadi mengganggu waktunya"

"Baik bu. Tidak masalah" Raka berdiri dari duduknya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu bu" ucapnya sebelum meninggalkan ruangan itu.

Kini diruangan itu hanya ada Bu Sinta, Bianca, dan Sisil.

"Apa kalian berdua bisa?" tanya bu sinta ke dua siswi tersebut.

"Bisa bu," jawab mereka serempak.

"Baiklah. Ibu hanya berharap kalian bisa mengikuti olimpiade ini dengan senang hati,"

*****

Bianca berjalan menuju kantin sebelum kembali ke kelasnya. Jam pelajaran kedua akan dimulai lima menit lagi, tapi gadis ini lebih memilih untuk mengisi tenggorokannya yang kering.

Bianca sebenarnya ingin mengatakan pada Bu Sinta tadi kalau "Saya lelah bu," Tapi mau bagaimana lagi. Ia juga ingin memenangkan olimpiade kali ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Membanggakan sekolahnya, dirinya-sendiri dan juga Bundanya.

Tanpa sadar Bianca ternyata sudah sampai di kantin. Suasana kantin tak terlalu ramai. Mungkin karena jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi.

Bianca melanjutkankan langkahnya menuju ke tempat dimana banyak minuman tersedia. Gadis itu mengambil satu botol minuman rasa teh untuk dirinya dan segera membayar minuman itu.

Baru saja bianca meneguk minumannya. Kini pemandangan tak enak dilihatnya di tempat untuk makan ini.

Bianca sangat tak percaya. Ia melihat seorang cowok berkacamata sedang dibully oleh sekumpulan cowok-cowok nakal. Ia juga melihat cowok itu disuruh memakan makanan yang sudah dicampur dengan pasir yang entah darimana didapat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang