Pukul 20.00 malam di kediaman keluarga Matsuno
Tok, tok, "Hiro"
Tok, tok, "Hiro.."
Tok, tok, "Hiro..." seseorang mengetuk pintu kamar Hiro.
Saat ini Hiro sedang asyik bermain game online di kamarnya, sampai dia tidak mendengar suara pintu kamarnya di ketuk.
BRAK....
"Anjir, bikin kaget lu kak" ucap Hiro saat melihat Arnius mendobrak pintu kamarnya.
"Ya lagian lu dari tadi di panggil gak jawab" kata Arnius sambil berjalan mendekati Hiro.
"Hehehe, sorry kak gue lagi main game" Hiro tertawa sambil menggaruk Tengkuknya yang tidak gatal.
"Game Mulu lu"
"Ya kan lu tau sendiri, game itu jiwa raga gue" ucap semangat Hiro sambil mengepalkan tangannya ke udara.
Pletak!
"Aw..." ringis Hiro saat kepalanya di pukul oleh Arnius
"Jangan kebanyakan ngegame sial, tugas sekolah lu tu urusin"
"Iya iya ntar gue kerjain, eh iya btw lu jadi ketemu sama Akira?" Tanya Hiro kepada kakaknya.
"Jadi"
"Kapan?"
"Jam 11 malam di gedung kosong tempat biasa kita rapat dulu." Jawab Arnius sambil mengambil stik PS 5 milik Hiro, "kenapa, lu mau ikut?" Sambungnya.
"Enggak, tapi menurut lu apa Akira bakal maafin kita?" Hiro merebahkan tubuhnya di kasur.
"Gue gak tau juga sih, tapi walaupun Akira gak maafin kita, kita harus tetap bantuin dia biar sembuh dari traumanya"
"Hmm iya, andaikan kejadian itu gak pernah ada, mungkin kita sampai sekarang masih sahabatan sama Akira, gue nyesel kak"
Seketika suasana di kamar Hiro hening sampai akhirnya Arnius membuka pembicaraan.
"Udahlah kejadiannya juga udah berlalu percuma kita nyesel sekarang, lebih baik sekarang kita fokus sama tujuan kita buat bantuin Akira sembuh"
"Hmm"
••••
Saat ini Akira sedang berjalan menyusuri jalanan yang sepi dan sesekali melihat handphonenya untuk membalas chat dari Siska.
"Huh...Perasaan jalan ini dulu selalu bersih deh, kok sekarang jadi kotor gini" gumam Akira.
Akira terus berjalan sampai akhirnya dia berhenti di sebuah gedung tua.
"Udah lama gue gak kesini, gak ada yang berubah ternyata, masih sama seperti terakhir kali gue kesini"
Akira mulai memasuki gedung tua tersebut sambil melihat sekeliling untuk mengenang kenangan bersama teman temannya dulu, sampai akhirnya ada seseorang yang memanggil namanya.
"Apa kabar Akira?" Tanya seseorang kepada Akira.
Akira menengok Waktu namanya disebut.
"Arnius"
Tubuh Akira sontak langsung gemetaran saat melihat Arnius di hadapannya. Arnius yang melihat reaksi dari tubuh Akira langsung mendekati Akira untuk memastikan apakah Akira baik baik saja.
"Akira"
"Akiraa"
"Akiraaa, lu kenapa?" Tanya Arnius sambil memegang pundak Akira yang gemetaran.
"Gu...gu...gue" ucap Akira terbata bata.
"Iya, lu kena.." belum selesai dengan ucapannya, Arnius sudah tersungkur ke kelantai.
BRUK....
"A...Akir..." Belum selesai lagi dengan ucapannya, Arnius kembali mendapatkan pukulan dari Akira.
"Mau apa lu balik lagi ke sini?" Akira bertanya sambil mencengkram kerah baju Arnius.
"G..gu.." lagi dan lagi belum selesai dengan ucapannya, Arnius kembali mendapatkan pukulan dari Akira hingga dirinya kembali tersungkur kelantai.
Akira kembali melangkah mendekati Arnius dan mencoba mencengkram kerah bajunya lagi, namun kali ini Arnius dengan cepat langsung menepis tangan Akira dan menendangnya tepat di perut, hingga Akira mundur beberapa langkah ke belakang.
"Hahahaha....masih ada nyali lu nendang gue" kata Akira sambil tertawa terbahak bahak.
"Akira dengerin Penjelasan gue dulu"
"Gak ada yang perlu di jelasin lagi" ucap Akira sambil berlari ke arah Arnius.
Akira terus menerus memberikan serangan kepada Arnius namun yang di lakukan Arnius hanya menghindar dan sesekali menepis serangan yang di lancarkan oleh Akira.
"Cih menghindar, mana kekuatan lu yang dulu, kekuatan yang berhasil ngebuat orang yang paling gue sayang sampai mati, HAH MANA!!!!!" Teriak Akira dengan wajah yang frustasi.
Mendengar ucapan Akira itu Arnius hanya bisa memasang muka bersalah dan ingatan-ingatan kejadian saat dia membuat orang yang paling disayang Akira hingga mati terputar diotaknya.
"Akira gue bener bener minta maaf" Arnius sambil menundukkan kepalanya.
"Lu pikir dengan minta maaf semuanya bakal selesai?!!" kata Akira dan langsung menendang kepala Arnius.
Arnius yang terkena tendangan tepat di bagian kepala langsung jatuh tersungkur hingga kepalanya mengeluarkan darah.
Akira kembali melangkah mendekati Arnius, namun kali ini Ada seseorang yang memegangi tubuh Akira hingga Akira tidak bisa bergerak.
"Udah Akira, udah" ucap seseorang saat Akira memberontak.
Akira terus menerus memberontak. "Lepasin gue, Jiro gue bilang lepasin!"
"Gak bakal gue lepasin sampai lu bisa ngontrol emosi lu"
"Please Jiro, lepasin gue"
"Please Ken, bantuin gue" kali ini Akira meminta tolong kepada Ken.
"Sorry, kali ini gue gak bisa bantuin lu" ujar Ken sambil berjalan mendekati Arnius untuk mengecek keadaannya.
"KALO MAU GUE LEPASIN, KENDALIIN EMOSI LU, SIALAN!!" Bentak Jiro.
"Gue belum puas nyiksa di.." belum selesai dengan ucapannya Akira sudah pingsan karena Jiro memukul bagian leher nya.
"Maaf, kalo gak gue giniin lu gak bakal berhenti"
Setelah Akira pingsan, Jiro berjalan mendekati Ken dan Arnius dengan Akira dalam gendongannya.
"Gimana keadaan nya?" Tanya Jiro ke Ken.
"Pingsan" jawab Ken sambil menggendong Arnius dipunggungnya.
"Terus gimana?"
"Kita bawa mereka ke rumah sakit"
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
penguasa sekolah
RomanceMungkin Waktu Tidak Selamanya Bisa Membantumu Melupakan, Namun Dia Bisa Membantumu Tersenyum Perlahan.