-' ── un ᭡࿔

1.9K 222 13
                                    

ꪶ┊I Really Love You  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

"Jarang sekali kau pulang selarut ini, Anata."

Ucapan itu dilontarkan oleh sang wanita kala suaminya baru saja membuka pintu apartemen mereka. Sang suami pun mendekat dan menghamburkan dirinya ke dalam pelukan sang istri. Menyalurkan rasa hangat pada permukaan epidermis mereka.

"Aku pun tidak menyangka jika aku akan sesibuk seperti ini hari ini," komentar pria itu setelah ia melepaskan pelukannya dan mulai berjalan mendekati meja makan.

"Tidak apa-apa. Kau pasti sudah melakukan yang terbaik di hari ini, Ran," timpal (Y/n) sambil tersenyum simpul. Ia sudah berjalan ke arah kompor untuk memanaskan makan malam yang ia buat sebelumnya.

Ran pun menoleh pada (Y/n). Ia menepuk-nepuk pucuk kepala wanita itu dengan perlahan. "Kau memang paling tahu cara menyemangatiku, (Y/n)," ujarnya.

Kekehan pun keluar dari bibir (Y/n). "Um, tentu saja. Tinggal bersamamu selama dua tahun sudah cukup bagiku untuk mengenali dirimu, Anata."

Ran tersenyum samar. Ia mendekati (Y/n) dan memeluk sang istri dari belakang. Cukup membuat (Y/n) terkejut karena sejak tadi fokusnya hanya tertuju pada makan malam yang tengah ia hangatkan di depan matanya. Namun, tetap saja, (Y/n) pun memberikan reaksi dengan mengusap lembut lengan pria yang melingkari perutnya itu.

"Kau sudah lapar, bukan? Mari kita makan."

Ucapan (Y/n) itu membuat Ran melonggarkan tangannya dan membantunya membawa masakan buatan wanita itu ke atas meja makan. Setelahnya Ran menarik kursi untuk (Y/n) lebih dahulu. Kemudian barulah ia pun duduk di hadapan istrinya.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

Percakapan mereka dibuka dengan pertanyaan (Y/n) tentang pekerjaan yang Ran lakukan dari pagi hingga larut malam seperti sekarang. Bukan karena wanita itu merasa penasaran maka ia menanyakannya. Melainkan karena ia tidak ingin jika hanya Ran saja yang mengetahui tentang apa yang (Y/n) lakukan. Begitu pula sebaliknya. (Y/n) menginginkan komunikasi dua arah, bukan hanya satu arah saja.

"Lancar. Namun, cukup menyibukkan," jawab Ran singkat. Ia mengalihkan tatapannya dari mangkuk berisi nasi di depannya itu kepada (Y/n). "Maaf karena aku tidak bisa memberi kabar padamu hari ini."

"Tidak apa-apa. Melihatmu pulang dalam keadaan yang baik-baik saja saat ini, aku pun sudah merasa bahagia," balas (Y/n) sambil tersenyum lebar. Karena pada kenyataannya ia memang merasa demikian.

Ran mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian, ia pun terkekeh pelan. Mencerna kalimat yang baru saja diucapkan oleh (Y/n).

"Aku sungguh mencintaimu, (Y/n)."

Masih dengan senyum terpatri di paras ayunya, (Y/n) pun menjawab, "Um, aku juga."

***

END ━━ # . 'Anata ✧ Haitani RanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang