IWFIL [vkook]

• 001

· •.

✦ ˚ 　· 　　 .

· •.

•. ✶

˚ · .　　 ·

　　 　　 *

✧

FORBIDDEN

[Love, sex, and friendshi(t)]

(by: July)

•── ✿ ──•

Hari demi hari berjalan seperti biasa. Tidak ada yang berubah, segalanya benar-benar berjalan seperti sebelumnya. Mungkin, terkecuali satu hal; kontak fisik di antara mereka berdua yang notabene hanya sebatas kawan menjadi lebih intens setelah kejadian malam itu. Jika biasanya dulu untuk berpelukan saja mereka enggan, maka sekarang justru sebaliknya sebab hal tersebut sudah menjadi menu wajib setiap hari untuk keduanya. Nyaman, itulah definisi tersingkat dari hubungan yang dijalani oleh mereka saat ini.

“Jangan pernah bosan, ya, Kak?”

“Apanya?” Taehyung bertanya di sela aktivitas menonton televisinya.

Lantas, Jeongguk pun semakin menyamankan posisinya yang sedang memeluk Taehyung dari samping. Menyelinapkan tangan kanannya ke belakang punggung Taehyung untuk menyempurnakan posisinya melingkari tubuh lelaki tersebut dengan pelukannya; seolah-olah ia sedang memborgol tubuh Taehyung dengan kedua tangannya. “Hmm … jangan pernah bosan meluk gue,” jawabnya sembari menduselkan kepalanya pada dada bidang si pemuda Kim.

“Kok, ngomongnya gitu?” Taehyung mengusap surai hitam Jeongguk, membuat si empunya memejamkan mata dan mengukir seutas senyuman hangat di bibir. “Pertanyaannya bego banget, sumpah.”

“Ya kali aja bosan,” sahutnya. Bibir Jeongguk mendadak memberenggut lucu sekali.

“Kayaknya nggak akan pernah bosan, sih.” Taehyung  pun melepaskan sebelah lengan yang melingkar di perutnya pelan. “Jeonggukie,” panggilnya lembut. “Dengerin gue, ya?” Ia menarik tubuh pemuda tersebut agar terlepas dari tubuhnya, lalu menggeser posisi duduknya hingga berhadapan dengannya. Dan pemuda yang dipanggilnya hanya diam, menunggu kalimat lanjutan yang akan diucapkan oleh Taehyung terhadapnya. Terdengar helaan napas panjang sebelum ia meraih kedua sisi pundak pemuda manis di hadapannya. “Gue nggak suka. Jangan pernah tanyain hal bego kayak gitu lagi ke gue, Ggukie. Karena, lo pasti tahu jawabannya.”

Tanpa menunggu lama ia pun menarik tubuh Jeongguk ke dalam sebuah dekapan yang sarat kasih sayang. Ia mengelus belakang kepalanya dengan halus dan penuh perasaan. “Selamanya, tubuh gue, nggak akan pernah bosan buat meluk lo kayak gini, sekalipun misalnya seribu kali gue meluk lo kayak gini tiap hari. Jeonggukie, emangnya siapa lagi yang bisa bikin perasaan gue hangat kayak sekarang ini? Bayangin pelukan lo aja gue udah bahagia, tau.”