11 || L u m a y a n B a i k

426 61 53
                                    

-ONE'O KING-

[15:55 pm]

"Tapi kedatangan lo saat ini ga tepat!" ujar Gella pelan.

"Dateng ga kenal waktu. Kalo gini kan gue ga jadi lah daftar jadi anak pencinta hujan,"

Aksa menghela napas pelan. Ternyata yang Gella maksud adalah hujan. Hampir saja Aksa menanggung malu lantaran ia sudah berniat akan memberikan penolakan, jika saja yang Gella maksud tadi itu adalah benar dirinya.

Gella tiba-tiba berbalik dan menciptakan jarak yang cukup dekat bagi keduanya. Mereka sama sama terkejut, dan mengunci pandang untuk beberapa detik

"Lo ngapain disini?"

Gella mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Berhadapan dalam jarak sedekat ini dengan Aksa, bukan tidak mungkin dapat membuat jantungnya bergetar bak sedang menaiki roller coaster.

Terlepas dari rasa suka ataupun tidak, Gella akan sama groginya seperti orang yang baru pertama kali berkencan. Pasalnya, ia tidak pernah sedekat ini dengan lawan jenis sebelumnya. Terkecuali Khages tentu saja.

"Kenapa pergi ga ngabarin saya?" ujar Aksa dingin.

Gella mengernyit heran dengan hal itu. Gella melihat Aksa mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Ia mengetikan sebuah pesan line di sana, tapi Gella tidak dapat melihat pesan itu ditujukan untuk siapa.

Setelah selesai dengan ponselnya, Aksa kembali menyimpan benda itu kedalam saku celananya.

"Kenapa ponsel kamu ga aktif?"

Gella mengernyit. "Emangnya kenapa?"

"Abang mu tuh khawatir karna kamu ga bisa di hubungin,"

Okeh, sekarang Gella paham. Pasti Aksa barusan itu mengetikan balasan untuk Khages mengenai kabarnya.

Gella menghembus napas pelan. "Ponsel gue mati,"

Aksa hanya melirik sekilas ke arah gadis itu. "Ikut saya,"

Gella mengernyit, "Kemana?"

"Saya antar pulang,"

"Ga usah, gue bisa pulang sendiri kok," tolak Gella pelan.

Aksa menghembus napas berat. "Saya udah belain nerobos hujan cuma buat nyariin kamu, Gella! Jadi udah ga ada alasan lain lagi buat saya ngebatalin janji saya ke abangmu untuk nganterin kamu pulang,"

"Itu bukan urusan gue! Gue ga ada nyuruh lo buat nyariin gue kan?"

"Kamu itu bodoh atau apa sih?" Sentak Aksa kelewat kesal.

Menurutnya, kali ini Gella sudah benar benar kelewatan dengan sikap egoisnya.

"Kalo kamu ga suka berurusan sama saya, kamu protes sama abangmu, bukan sama Saya,"

"Disini  saya cuma melakukan kewajiban saya sebagai seorang temen, ketika temen saya memberikan amanat kepada saya,"

Aksa tentu saja kesal. Saat hendak pergi ke UKS bersama Chelsy dan Togar sebelumnya, Aksa menyempatkan diri untuk kembali ke ruangan musik sebentar, hanya karna ia mengingat pesan dari khages untuk mengantar Gella pulang.

Aksa mengatakan pada Gella untuk menunggunya di ruangan musik sampai ia kembali dari UKS. Tapi lihat saja bagaimana gadis itu mengabaikan apa yang Aksa katakan.

Dan lihat apa akibatnya? Aksa harus berlarian ke sana kemari menerobos hujan demi menemukan Gella. Ia bahkan sampai pergi ke ruang kelas gadis itu, yang jaraknya bahkan berlawanan arah dari ruangan musik. Ayolah, kawasan MIPA bukan hanya sebesar warteg pinggir jalan.

ketua BEM [ONE'O KING]  ||  On Going √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang