1

1 0 0
                                    

•Sepeda•

Mentari kini mulai menampakkan jati dirinya kepada bumi timur, ufuk berkata selamat pagi dunia.

Kini di atas meja tersaji santapan pagi yang masih berasa kehangatannya. Waktu terus berjalan tanpa memperhatikan kalau ia telah sampai pada angka 6, Prilly segera melahap hidangan yang tersaji. "Prilly" panggil Raisa.

"Iya ma" jawab Prilly sopan

"Kamu bener mau naik sepeda? Nanti kecapekan gimana" khawatir Raisa meragukan.

"Naik mobil aja cuman 5 menit, paling-paling naik sepeda cuman 10 menitan, Prilly kan kuat" menaik turunkan kedua alisnya. "Hitung-hitung olahraga" sambung Prilly.

Setelah acara sarapan selesai, kini di depan gerbang Prilly sudah siap dengan posisinya menaiki sepeda.

"Prilly gak pake helm? Prilly udah minum obatnyakan?" tanya Raisa yang bener mengkhawatirkan anak semata wayangnya.

"Berat ma dan Prilly udah minum obat kok. Ya udah Prilly berangkat ya, bye" langsung memancal sepedanya.

"Hati-hati ya, jangan ngebut, jangan meleng, liat kana kiri.... " teriak Raisa yang masih bisa di dengar Prilly.

Prilly Zeiin Jenandra wanita berlesung pipi dengan paras yang cantik. Salah satu siswa yang tidak terlalu famous, anak dari salah satu keluarga terkaya, dan Prilly sangatlah pendiam pada orang yang tidak ia kenali. Berambut panjang hitam pekat, kulit sawo langsat, wanita yang selalu berkutik dengan obat-obatan dan rumah sakit.

Sejak kecil Prilly sangat menyukai sajak karena menurutnya sajak adalah teman sebagai obat di saat komanya. Tak dapat berbicara, membuka mata, apalagi bergerak. Hanya berdoa keras dengan irama sajak sampai Tuhan mengkabulkannya.

10 menitan berlalu kini Prilly telah sampai di area parkir sekolahnya. Suasana yang tidak sepi membuat Prilly kebingungan mencari parkiran kosong. Pandangannya terus mencari sampai ia menemukan parkiran kosong yang letaknya cukup strategis.

Awalnya Prilly biasa saja tapi setelah ia memarkirkan sepedanya ke parkiran tadi banyak siswa yang membicarakan dan melihatnya was-was. Prilly sebenarnya sangat risih atas perlakuan yang ia dapatkan, tapi Prilly tak peduli. Ia memasang earphone nya dan berjalan santai menuju lobi utama.

"PRILLY!" panggilan yang membuatnya menoleh kebelakang walau ia sudah memakai earphone sekalipun.

"Sulli" jawab Prilly dengan melambaikan tangan.

"Prilly apa kabar? Gue kangen sini peluk" memeluk Prilly erat. "Udah berapa bulan lo gak masuk sekolah? Gue kasih tau ya tugas fisika dari pak Sulis banyak banget dan gue belum selesai. Pengen nangis" kemudian melepas pelukannya.

"Gue harus jawab yang mana nih?" sambil berjalan menuju kelas.

"Semuanya donk" sewot Sulli.

"Gue baik, gue kangen sama lo. Udahkan?" jawab Prilly santai.

"Btw tumben lo berangkat jam segini, biasanya pagi-pagi udah nyangkar di kelas" ejek Sulli

"Gue naik sepeda" singkat Prilly

"Kesambet apaan lo mau naik sepeda kayak anak smp aja"

"Gue gak kesambet kok, emang pengen aja sekalian olahraga soalnya gue juga ngerasa tambah gemuk dan it's okay kayak anak smp karena gue emang masih imut" jelas Prilly sambil menunjukan senyum manisnya.

"Idih ngerasa gemuk imut, untung lo yang ngomong kalo si Deka yang ngomong bisa gue ketawain" ejek Sulli tak langsung.

"Ngejeknya tersirat ya mba" balas Prilly sambil terkekeh kecil.

"Why? This is real"

Mereka terus berbicara sampai akhirnya menyudahi perbincangannya ketika telah di depan kelas 11 IPA 4.

"Bye Sul nanti lagi pas jam istirahat" melambaikan tangan lalu Prilly memasuki kelasnya.

Belum melangkahkan kakinya masuk dengan sempurna tiba-tiba suara yang begitu melengking memanggilnya.

"PRILLY!" teriak seseorang dari bangku tengah, Mezy. Mezy langsung menyambut kehadiran Prilly dengan wajah sumringah.

"Ly udah 2 bulan setelah UAS semester 2 lo gak masuk sekolah dan sampe akhirnya lo masuk sekolah lagi. Kangennn" cerocos Mezy kemudian memeluk Prilly erat.

"Gue juga kangen" membalas pelukan Mezy.

"Kok lo bisa tau kelasnya di sini" melepas pelukannya dan mengantar Prilly ke bangku kosong.

"Di kasih tau Bu Zaskia" jawab Prilly

"Oh. Mmm, Ji lo pindah ke bangku pojok ya. Ini buat Prilly" usir Mezy ke siswa yang ber tag name  'Ozi Prasetyo'.

"Tapi gue kan..." belum sempat menyelesaikan ucapannya Mezy lebih dulu mengancamnya. "Gak pindah gue tinju lo".

"Itu banyak yang kosong" bantah Ozi kukuh.

"Makanya lo pindah" gertak Mezy lalu mau tidak mau ia harus pindah ke bangku paling pojok.

"Kasar bener jadi cewek" sindir Prilly yang sedari tadi melihat perdebatan keduanya.

"Bukan kasar tapi berani" elak Mezy. "Iyain" jawab Prilly lalu duduk di bangku belakang Mezy.

Kringgg

Waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasa, tiga jam berlalu dan kini bel istirahatlah yang ganti berkumandang.

"Ly ngantin kuy" ajak Mezy

"Malas, gue ngantuk. Pengen bobo" lalu menutupi wajahnya dengan buku.

"Ayo, dari kemaren kan udah gak sekolah masa di sekolah masih tidur sih. Ayo ly" paksa Mezy.

"PRILLY!" teriak seseorang dari ambang pintu, Sulli.

"Prilly ada kabar penting" memasuki kelas dengan terburu-buru.

"Kenapa sul?" tanya Mezy penasaran.

"Apaan sih teriak-teriak, berisik tau" keluh Prilly tak begitu memperhatikan dan tetap pada posisinya.

"Ly kalo lo denger ini gue jamin lo bakal marah" ucap Sulli yang hanya di jawab deheman 'hm'

"Gue denger dari anak-anak katanya geng Zeus lagi ngehancurin sepeda yang parkir di area parkirnya. Gue berfirasat itu sepeda lo, warnanya biru putih" jelas Sulli panjang lebar dan membuat Prilly sontak bangun dari duduknya.

"Sul itu sepeda gue!" langsung lari keluar kelas dan pergi menuju parkiran diikuti Mezy dan Sulli.

Sesampainya di sana Prilly bener-bener melihat sepedanya hancur tak berbentuk seperti sepeda lagi. Dua rodanya tak terpasang di tempat yang benar, keranjangnya tak rupa seperti keranjang.

"Jadi dia yang punya sepeda kasian ya"...

"Salah sendiri parkir di situ"...

"Tau rasa, jelas-jelas dulu pernah di kasih tau gak boleh parkir disini tetep aja parkir"...

"Dia anak baru? Gue gak pernah liat sebelumnya"...

"Enggak di anak lama, anak ipa. Gue pernah liat dia tapi jarang. Sering bolos kali ya"...

Beberapa cibiran yang Prilly dengar tak begitu ia gubris, kini dipikirkan Prilly hanya ada siapa itu 'Geng Zeus'.

(anj***, siapa sih geng brandalan itu) batin Prilly sambil mengepalkan kedua tangannya erat.

***
-
-
-
-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang