1. Dirgantara dan Aksi

25K 1.7K 185
                                    

"Knock-knock!" kalimat pertama itu masuk ke telinga milik Dirgantara ketika panggilan itu ia terima, disambung dengan suara nyaring dari sang gadis kecil diseberang sana yang meneriaki namanya lantang-lantang,

"AGAAAAA!!!"

Dirgantara tertawa kecil dengan kepala miliknya menggeleng beberapa kali, ntah mengapa semuan hal yang berhubungan dengan gadis kepunyaannya itu terasa begitu menggemaskan. Beberapa detik setelah aksi senyum-senyum sendiri tadi, intonasi suara Dirgantara mulai berubah, menghadiahi sebuah jawaban sederhana yang mampu membuat tawa gadis bernama Odellia Kalani Tamara diseberang sana tertawa terbahak-bahak.

"Kak Aga, Lan."

"Hahahaha, sama pacar sendiri masa pake kak, sih?! Pake sayang aja, gimana?"

"Gak ada adabnya banget sama pacar kamu ini. Ada apa?" Dirgantara tetaplah Dirgantara, tsundere menggemaskan yang enggak pernah habisnya. Mungkin Dirgantara menjawab dengan intonasi yang cukup datar, namun Kalani tahu jika diseberang sana pria tampan kesukaannya itu sedang berusaha mati-matian untuk menahan bibirnya agar tak tersenyum lebar.

"Hahahah, enggak. Kamu di mana, Ga? Masih di kampus, ya?"

"Iya masih di kampus, kecil. Aku harus ngisi kelas malem nanti abis maghrib. Kenapa?"

Diseberang sana, bibir milik Kalani membulat dengan tangan yang bergerak menepuk keningnya beberapa kali. Gadis itu lupa jika hari ini adalah jadwal Dirgantara mengisi kelas sebagai asdos, 

"OH IYAAAA, LUPAAA!!!"

"Ada apa emangnya?"

"Enggak, nanya aja sih. Kamu udah mamam malem belum, ganteng?"

Kalau Dirgantara adalah pria dengan kepribadian yang tsundere dan jarang nunjukin tingkat bucinnya, gadis bernama Kalani ini berbanding terbalik sekali. Gadis ini akan terang-terangan menggodai Dirgantara dengan berbagai kalimat manis yang ia punya, sehingga sering kali membuat Dirgantara ingin melahap gadisnya itu hidup-hidup.

Suara dehaman milik Dirgantara terdengar diseberang sana, membuat Kalani mati-matian menahan tawanya yang akan pecah karena berhasil membuat kekasihnya itu grogi setengah mati. "Udah, tadi aku makan mie pas habis kelas sore. Kamu jangan lupa makan. Jangan sampe asam lambung kamu naik cuma karena kamu males makan habis ngerjain tugas."

"MAKAN MIE MULUUUUUUU." Usai menasehati Kalani dengan petuah singkat, suara memekakkan telinga diseberang sana berhasil membuat Dirgantara menjauhkan ponselnya sejenak dari telinganya. Beberapa saat kemudian, tangannya kembali membawa ponsel itu ke telinga miliknya saat dirasa suara gadis itu sudah kembali normal. "Kamu kerja capek-capek, kerja siang malem. Eh makannya malahan mie lagi, mie lagi."

"Uangnya dipake buat makan enak juga kali, Agaaa."

Dirgantara mengerti bahwa gadisnya itu jengah harus mengirimkan kalimat yang sama secara berulang-ulang kali. Kalau ditanya apa Dirgantara akan lelah, maka jawabannya adalah tidak. Dirgantara tidak akan pernah lelah mendengar semua kalimat itu berulang-ulang kali, bahkan jika itu hingga menua bersama Kalani. Dirgantara tahu dengan jelas, bahwa gadis itu menaruh banyak rasa khawatir terhadap hal-hal yang akan merugikan dirinya. Gadis itu menyayanginya lebih dari dirinya sendiri.

Setiap kali Kalani bertingkah seperti ini, ada satu hal yang dapat Dirgantara pastikan, bahwa ada hati yang jatuh berkali-kali lipat untuk gadis yang sudah menemaninya selama 2 tahun lebih itu. Bukan hanya untuk hal ini saja, namun semua hal sederhana mau pun besar, jika ia adalah Kalani, maka Dirgantara adalah orang pertama yang akan mencintainya.

"Iya, kecil."

"Tck, jangan iya-iya aja kamu. Aku juga bisa marah loh, Ga?!"

Dirgantara tertawa diseberang sana, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali sebagai tanda bahwa ia mengerti. Konyol memang, sebab gadis diseberang sana tidak akan mengetahui jika ia menganggukan kepalanya sebagai sebuah jawaban lainnya. "Malahan ketawa, aneh."

Dirgantara dan Kepulangan Publish Soon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang