Hari ini Kia kembali mencoba untuk pergi dari nerakanya, saat ini ia berada di bandara hendak pergi ke US. Tapi sialnya, rencana kaburnya kembali diketahui oleh Andra, saat Samuel pergi kekamar mandi, ada 3 orang berbaju hitam yang mendekatinya, ia sangat hafal, mereka adalah anak buah Ayahnya.
Dengan sekuat tenaga Kiandra berlari keluar bandara, meninggalkan kopernya yang padahal berisi baju - baju yang baru kemarin ia beli bersama Samuel. Ah, belum sempat Kia memakainya, tapi tak apa, saat ini hal itu tidak penting. Tas kecil yang berisi smartphone dan dompetnya ini sudah cukup untuk bertahan hidup meskipun entah dimana.
Di depan bandara Kiandra menghentikan taksi yang langsung ia minta melaju dengan kencang, namun melihat Kiandra yang berpenampilan sedikit 'gembel' supir taksi menurunkan paksa Kianda di depan terminal bus, Kia yang kesal pun terpaksa turun lalu melemparkan 6 lembar uang ratusan ribu kepada sang supir, jangan bilang Kia tidak sopan, si supir taksi lebih tidak sopan lagi karena melihat seseorang dari penampilannya.
Kia berjalan kedalam terminal bus sambil menghentak - hentakkan kakinya kesal. Tapi setelah mengedarkan pandangan, kekesalannya berangsur turun, kalau difikir - fikir lagi, pergi ke luar kota dengan bus adalah ide yang baik, Ayahnya pasti tidak akan menemukan jejaknya, karena naik bus tidak perlu data - data pribadi.
Kia membeli masker di toko sebelah terminal, setelahnya ia masuk bus tujuan Semarang. Entahlah, diantara banyaknya bus yang ada, ia sangat tertarik pada bus yang satu ini. Mungkin karena warna bus nya yang seperti Tayo, becanda. Ketika membaca kata Semarang, hati terdalamnya mengatakan bahwa ia akan menemukan bahagia disana, semoga itu benar adanya. Ya walupun kecil kemungkinannya
Selamat tinggal kota penuh luka, Jakarta.
🄺🄸🄰
"Ini di Semarang bagian manaaa," rengek Kia yang kini berdiri di depan gerbang Terminal Bus. Lelah Berlari, tadi ia ketiduran di dalam bus, smartphone yang ada di tasnya raib. Ah, hari ini ia mendapatkan banyak sial, ingin menangis rasanya. Tapi tak boleh, sudah lama ia merengek kepada Tuhan ingin merasakan dunia luar, masa baru sehari di luar ia sudah nangis saja.
Tapi sebenarnya Kia masih beruntung sih, sang pencopet tidak menemukam dompet dalam tasnya sebab letak resletingnya tersembunyi, untunglah ia masih bisa menyelamatkan KTP dan blackcard nya, untuk uang cash, tadi sebenarnya tersisa 9 lembar uang ratusan, namun sudah ia beri semua pada kernet bus. Hei, 13 tahun terakhir hanya hidup di rumah, ia mana tau harga bus Jakarta - Semarang berapa.
Sebenarnya kehilangan smartphone juga tak apa sih, ia bisa membeli lagi, itu usuran gampang. Tapi masalahnya Kia tidak hafal kontak Samuel, bagaimana bisa ia memberitahu Samuel kalau sekarang ia terdampar di Kota Semarang.
Kia menghela nafas. Oke, itu urusan nanti saja, ia yakin dengan kekuatan ajaibnya, Samuel pasti akan menemukannya. Sekarang yang harus ia fikirkan adalah mencari toko baju, ia masih kesal dengan sopir taksi tadi. Hei, rencananya ia akan pergi ke US, berjam - jam berada diatas lagit, tentu saja ia memilih pakaian yang nyaman bukan? Ya walaupun terlihat sedikit gembel sih untuk ukuran orang Jakarta. Tapi— arghh sudahlah, ia harus segera mencari toko baju, semakin difikirkan semakin membuat kesal saja.
🄺🄸🄰
"Anjir, handphone nya baru gue beli!" pekik Kia sambil memandang naas pada smartphone nya yang sudah tak berbentuk. Hello? Bahkan dirinya baru saja keluar dari ibox, tapi smartphone yang baru ia beli beberapa menit lalu kini sudah tergeletak di lantai sebab ada seorang pria yang menabraknya.
"Aaaaa matii," rengek Kia setelah mengecek kondisi smartphone nya yang tadi terjatuh cukup keras. Hei, walaupun ia memiliki blackcard, namun tetap saja, kehilangan uang 25 juta begitu saja itu mengesalkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
KIANDRA
General FictionRasanya seperti telah mati, Ini tentang Kiandra, yang bahkan tak memegang kendali atas dirinya sendiri. Berusaha tetap hidup, walau di buana hanya bisa merasakan luka. Tetap berangan - angan bisa bertemu bahagia, walau sering merasa, kata bahagia...