...
Halaman ini akan berawal dari sebuah pertanyaan; Irene, suatu hari nanti bagaimana caranya aku mencintai istriku, sedangkan dia bukan kamu?
Aku bertanya di sepanjang perjalanan, bersama langit jakarta yang hari ini telah berganti menjadi jingga. Aku kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah almarhumah mama sebelum besok harus segera kembali ke Manado, berkutat dengan jalanan yang padat bersama lagu Thinking Out Loud yang berputar di radio mobil.
So honey now🎶
Take me into your lovin' arms🎶
Kiss me under the light of a thousand stars🎶
Place your head on my beating heart🎶
I'm thinking out loud🎶
Maybe we found love right where we are🎶
Air mataku tiba-tiba jatuh saat beberapa memori berputar kembali di kepalaku. Semua hal selalu mengarah pada kisah kita enam tahun yang lalu, seperti lagu romantis yang berputar di radio, yang sering aku dengar bersamamu sekarang hanya sebuah suara merdu yang semakin sedu di hatiku, atau mungkin bangku penumpang di sebelah ku yang dulu kamu duduki dengan begitu heboh mencaritakan apa yang kamu lakukan hari itu, hal lucu, menyebalkan, atau semua komplen tentang kehidupan yang berjalan.
Aku tidak seharusnya menangis hanya karna mu, irene. Seorang tokoh utama dalam hidup ku di masa lalu yang sudah begitu jauh, datang secara kebetulan didepan ku dengan seorang gadis kecil yang memanggilmu ibu. Aku tidak seharusnya menangis setelah tuhan degan baik mengabulkan setiap doaku.
Irene, aku pikir kamu sudah bahagia disana. Lantas— aku bagaimana?
Aku ingin kamu tau bahwa aku sangat merindukanmu. Setiap hal dalam dirimu, matamu yang indah, suaramu yang lembut, wajahnmu yang putih pucat namun bercahaya di lampu temaram, bibirmu yang kecil dan tipis, hidungmu yang sempurna, jarimu yang lentik, tawa mu yang keras, senyum mu yang lagi-lagi jatuh di nadiku—sial, air mataku kembali jatuh karna teramat merindukan mu.
Irene, mengapa aku jatuh hati padamu dari milyaran manusia di bumi, jika sakitnya harus sedalam ini? Apa karna setelah bahagia tuhan ingin aku belajar terluka?
Lantas, mengapa aku harus bertemu dengan mu hari ini? Pelajaran apa yang ingin tuhan berikan padaku? Jika ini lagi-lagi perhial luka, bukankah yang kemarin belum sembuh, kenapa harus hari ini dibuat runtuh?
Walau aku tau pada akhirnya cinta kita yang patah hanya akan membawa pada dua kemungkinan, berpaling atau menjadi asing.
Aku tau betul tangisanku hari ini adalah hal paling bodoh yang tak beralasan, aku tau betul pertemuan ini hanya berujung pada pengharapan. Bukan kah dari awal kita memilih selesai karna tidak pernah ada harapan untuk kembali memulai? selain menjadi dua orang teman lama yang bertanya apa kabar, lalu dijawab baik-baik saja— lantas kamu bagaimana? Apa benar sudah lupa?
KAMU SEDANG MEMBACA
singgah yang tak indah ✔
Romancehi, apa kabar? senang sudah melihat mu bahagia. setidaknya aku tau, yang setiap malam ku doakan dalam sujudku sudah terkabul, Sekarang saatnya aku untuk berdoa agar tuhan membuat ku lupa.