Hurt (2)

10 1 0
                                    

Teeeeettttt teeeeeeeetttttt teeeeeeetttttt

Bel pulang sekolah berbunyi. Dan Sera masih berada di balkon aula.

Yap.... Dia membolos.

Hoseok yang biasanya menunggu Sera di depan kelasnya merasa janggal.

'Tumben sekali JiKyung tidak menunggu di depan kelasku. Ada apa ya?' –
batin Hoseok.

Hoseok pun berjalan ke lantai 3, di mana kelas Sera berada.

Sesampainya di depan kelas 2-A3.....

"Aneh. Kelasnya sudah sepi"

Hoseok mencoba bertanya pada teman kelas Sera.

"ShinMi-ssi, kamu tau di mana Sera?"

"Ahh.... Ia tidak masuk ke kelas sejak istirahat tadi"

"Oh... oke, terima kasih"

Hoseok mengangguk sedikit sebelum memasuki kelas Sera, lalu mengambil tasnya dan pergi dari kelas itu.

Ia turun ke lapangan. Sebenarnya tujuannya adalah pergi ke toilet. Tetapi ketika ia melihat ke atas, ia melihat Sera di situ sedang bersandar pada pinggir balkon sambil meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan.

Setelah ke toilet, ia segera menuju ke balkon aula untuk menemui Sera dan memberikan tasnya.

Sesampainya di balkon aula, ia berhenti agak jauh dari Sera, memperhatikannya dari jauh.

Setelah 5 menit melihat tidak ada reaksi dari Sera, ia perlahan kembali berjalan mendekati Sera.

"Apa yang sedang kau lakukan hingga membolos seperti tadi? Bagaimana kalua kamu mendapat hukuman?", tanya Hoseok sambil ikut menatap langit seperti Sera.

"Eoh? Seok-ah"

"Ada apa? Apa yang mengganggumu?"

"Tidak, tidak ada apa-apa"

"Hoohh? Benarkah?" ucap Hoseok sambil bergeser ke arah Sera dan menyenggol kecil lengannya.

Hanya gumaman dan senyuman tipis yang diberikan Sera sebagai jawaban.

"Heyy..... kau mendengar pembicaraanku dengan YunMi di perpustakaan tadi kan?"

"Hehe maaf ya"

"Hahahh tidak apa-apa. Aku memang ada rencana untuk memberitahumu juga hari ini"

"Apa kau tidak apa-apa? Bagaimana bisa kau sakit ginjal?"

"Yahh.... Bohong kalau aku bilang aku baik-baik saja. Lalu, itu karena aku dulu terlalu banyak makan mie instan. Hehehee", jawab Hoseok dengan tatapannya yang berubah sendu.

"Kenapa tidak operasi?"

"Sebenarnya aku takut. Dokterku memang bilang kalau ini bisa diobati dengan operasi, tetapi kemungkinan keberhasilannya kecil. Sekarang ginjalku bertambah hitam, karena sering ke perpustakaan itu bersama YunMi, dan aku tidak mengatur pola makan dan minum obatku"

"Dokterku bilang, waktuku tinggal 4 bulan lagi. Jujur, aku benar-benar takut.", lanjut Hoseok sambil menundukkan kepalanya, dan tatapan itu semakin sendu.

Sera sejak tadi hanya menatapnya. Tetapi, kemudian ia memeluk Hoseok dengan lembut, tapi semakin lama semakin erat. Rasa takut kembali menghinggapinya.

"Aku...... sangat tau rasa takut itu. Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja. Percayalah"

"Dari mana kau tau kalau semua akan baik-baik saja?"

"Dulu, ada yang mengatakan itu padaku. Seseorang yang sempat menjadi orang terpenting bagiku, bahkan sampai sekarang"

"Siapa dia?"

"Namanya Jin"

"Bisakah aku bertemu dengannya?"

"Bisa. Ayo"

"Hah? Sekarang?" ucap Hoseok sambil menlebarkan matanya, Sera hanya tersenyum dan mengangguk.

Sera dan Hoseok pun pergi menggunakan bus. Jaraknya cukup jauh, sekitar 45 menit. Sera mengajak Hoseok masuk ke sebuah tempat di mana orang-orang meletakkan abu hasil kremasi orang-orang terkasihnya.

Awalnya Hoseok bingung, mengapa Sera justru mengajaknya ke tempat itu. Tetapi, ia hanya mengikutinya saja.

Mereka masuk ke ruangan abu. Di situ terdapat banyak sekali rak-rak yang digunakan untuk menampung abu dan foto orang yang telah tiada itu.

Sera mengajak Hoseok ke bagian pojok ruangan itu. Lalu ia berlutut dan menunjukkan pada Hoseok tempat abu milik Jin disimpan.

Mereka terdiam cukup lama.

"Hoseok, ini Jin. Dan Jin oppa, ini Hoseok, dia sahabatku"

"Annyeonghaseyo (Halo), Jin-ssi. Jeong Hoseok imnida"

Setelah mereka selesai berdoa, Sera meminta waktu sebentar pada Hoseok dan Hoseok mengiyakan saja dan berjalan sedikit menjauh. Setelah Sera selesai menceritakan beberapa hal pada Jin, ia tersenyum tipis dan berjalan mendekati Hoseok. Mereka pergi duduk di kursi taman yang ada di dekat situ.

"Jadi...... dia yang kau maksud tadi?"

"Iya. Apa kau terkejut?", Sera mengangguk dan tersenyum kecil pada Hoseok.

"Tentu saja"

"Hahahh..... Kau tau? Aku sangat menyesal waktu itu"

"Kenapa menyesal?"

"Aku tidak bisa membahagiakannya. Bahkan di saat-saat terakhirnya, aku justru menahannya agar tidak pergi......padahal aku tau dia sangat kesakitan dan sudah Lelah menahan semua sakitnya", ucap Sera dengan tersenyum pahit dan tanpa disadari air mata perlahan keluar dari kelopak matanya.

Tiba-tiba Hoseok menautkan tangannya dengan tangan Sera sebelum memeluknya erat dan menepuk punggungnya.

"Dia pasti sudah bahagia di atas sana"

"Yah, aku harap begitu. Kau tau? Kami baru menyadari kalau kami saling menyukai saat waktu yang dia miliki sudah semakin sedikit"

"Kalau begitu, dia pasti sudah bahagia saat mengetahui bahwa kau juga menyukainya"

"Hahahh mungkin begitu. Aku harap itu tidak terjadi untuk kedua kalinya."

"Itu tidak akan terjadi lagi. Kau tenang saja"

"Hahahh terima kasih, Seok-ah"

Hari sudah semakin gelap, mereka memutuskan untuk pulang dan mengerjakan tugas-tugas mereka.


☆~☆~☆~☆~☆



"Haaahhhh....... Capek sekali hari ini", ucap Sera begitu membaringkan tubuhnya di atas kasur.

'Banyak yang terjadi ya..... lelah sekali rasanya' –batin Sera.

Sera mengecek hp nya, dan ternyata ia mendapat banyak pesan masuk yang semuanya dari HyeRi, HyeKi, Yoongi, dan YunMi.

HyeRi dan HyeKi bertanya dimana dia, kenapa mereka tidak menemukan Sera saat pulang sekolah tadi.

Yoongi juga menanyakan hal yang sama, dia juga bertanya apa Sera baik-baik saja.

Sera tersenyum kecil dan langsung membalas semua pesan mereka.

Dan terakhir, ia membaca pesan dari YunMi. Lumayan banyak pesannya.

"Eonni....... hiksss"
"Eonni..... hari ini aku menembak Hoseok oppa lagi, tetapi ia menolakku lagi"
"Eonni.... Hoseok oppa memang sakit ya?"
"Tadi dia cerita ke aku kalau dia sakit"

Tidak hanya sampai situ, ternyata YunMi membocorkannya ke chat grup klub Jepang.

"Hoseok oppa memang sakit."
"Aku sering lihat Hoseok oppa waktu naik tangga ke kelasnya itu jalannya lemas banget"
"Aku juga sering lihat Hoseok oppa itu matanya selalu kelihatan capek, lesu banget gitu"

Sera menghela napasnya kasar.

'Haaaahhhhh lagi-lagi dia membocorkannya, padahal Hoseok sudah bilang padanya untuk merahasiakan masalah itu' –
batin Sera.

Sera segera menutup chat-nya dan melihat-lihat foto-foto lamanya dengan Jin. Ia merasa akan menangis lagi. Sampai saat Sera melihat foto mereka berdua yang duduk di taman dan Jin memeluk dan mencium pipi Sera, ia memeluk hp nya dan menutup matanya saat dirasa ia tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia menangis sampai akhirnya tertidur dengan tetap memeluk hp nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fated [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang