part 2: Mawar merah dan segelas wiski

1.5K 136 13
                                    

"want to run little mouse?" tubuhku meremang saat mendengar suara serak itu.

Dingin dari belati terasa di kulit lehrrku, menggores ringan hingga mengalirkan darah segar.

"s-siapa kamu?"

Aku memberatkan diri untuk bertanya, dengan keberanian yang terkumpul aku mendongak, mencoba menatap seseorang di belakangku.

"your owner"

Rasanya aku ingin menangis saat ini, cengkraman pria itu pada pinggang ku semakin erat, aku yakin itu akan meninggalkan bekas memar.

Adrenalin ku terpacu dengan hembus angin dari jendela yang membuat suasana semakin larut.

Malam semakin malam saat aku mendengar suara burung hantu, yang justru membuat ku semakin merasa takut.

"Jangan takut, sayang. Aku tak akan berbuat jahat selama kamu patuh padaku"

Dia-pria itu kembali berkata, lidah nya menyapu leherku, membuat tubuhku mengigil dengan peluh keringat dingin mengalir di pelipis ku.
.
.
.

Tiga minggu semenjak malam itu, aku memutuskan menyewa seseorang untuk berjaga.

Namanya Tristan Asia dengan kulit tan dan rambut hitam. Setidaknya dari biodata yang dia berikan dia adalah seseorang yang berpengalaman dan pandai bela diri.

"You okay, miss?" dia bertanya, melangkah maju satu langkah. Secara naluriah, aku mundur satu langkah-menuju tepi balkon.

Mata pria itu melebar seperti piring, dan dia segera berhenti dan mengangkat tangannya, seolah-olah mencoba mencegahku jatuh dengan kekuatan pikiran. Dia hanya mencoba membantu, bukan menakut-nakutiku. Dan aku malah membuatnya ketakutan.

Kurasa aku telah membuatnya takut selama ini.

Aku melihat kembali, hatiku tersangkut di tenggorokan ketika aku melihat betapa dekatnya aku dengan tepi balkon yang berada di lantai tiga. Yang bisa aku rasakan saat itu adalah ketakutan murni. Dan seperti biasa, perasaan berat yang familiar itu meresap ke dalam perutku, seperti air yang berputar- putar ke dalam saluran pembuangan.

Jelas ada yang salah denganku.

Dengan malu, aku melangkah beberapa langkah menjauh dari balkon dan menatapnya dengan tatapan meminta maaf.

Aku berada di tepi.

Mawar merah muncul di mana-mana sekarang. Sudah tiga minggu sejak aku menemukan gelas wiski dan mawar di atas meja dapurku.

Setelah Tristan pergi, aku mandi air panas yang lama dan selama itu, aku memutuskan bahwa aku perlu mulai membuat laporan. Meninggalkan semacam bukti. Dengan begitu, jika aku mati atau hilang, mereka akan tahu alasannya.

Saat aku keluar dari kamar mandi, cangkir kosong dengan kelopak yang dipetik sudah hilang, menghilangkan segala kehangatan dari tubuhku.

Aku langsung menelepon polisi malam itu. Mereka menghiburku dengan laporan, tetapi mereka mengatakan menemukan mawar di tempat aneh di rumahku tidak cukup bukti bagi mereka untuk melakukan apa pun.

Sejak itu, kejadian-kejadian itu semakin parah. Aku tidak yakin kapan tepatnya aku menyadari aku punya penguntit, tapi itu sudah jelas terjadi selama tiga minggu terakhir.

Aku masuk ke mobilku untuk pergi ke kedai kopi favoritku untuk menulis dan menungguku di kursiku adalah mawar merah. Di dalam mobil yang terkunci, dan masih terkunci ketika aku.

Tidak pernah ada catatan terlampir. Tidak pernah ada jenis komunikasi lain selain mawar merah dengan duri yang terpotong.

Paranoia ku hanya meningkat ketika renovasi dimulai dua minggu lalu. Banyak orang keluar masuk saat mereka memperbaiki dan mengganti bagian-bagian rumah. Tukang listrik, tukang ledeng, pekerja konstruksi, dan tukang kebun semuanya pernah ada di sini.

Psychopath Girl |Haunting youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang