Aku terbangun ketika mendengar bunyi gedebuk, perlahan aku mengedipkan mataku hingga terbuka. Memusatkan perhatianku pada garis samar hingga otakku menangkap apa yang kudengar. Jantungku beredetak kencang, dengan bulu kuduk yang meremang.
Kabut kegelisahan memenuhi perutku, dan baru beberapa saat kemudian aky menyadari jika suara yang kudengar adalah suara pintu yang tertutup di depanku. Pintu kamarku!
Perlahan, aku duduk dan beranjak turun dari kasur. Adrenalinku mengalir dalam sistemku, membuatku terjaga.
Seorang baru saja masuk kamarku.
Entah apa atau siapa itu. Atau sial, apa itu hantu yang berkeliaran? Tapi sama seperti firasatmu ketika memberitahumu jika ada seseorang yang baru saja menyelinap masuk kerumahmu.
Apa itu seekor hewan pengerat? Atau ada seseorang yang menggedor kamarku? Memang begitu, kan?
Tapi.. Siapa? Tak mungkin orang asing akan masuk ke rumah gotik yang terlihat seperti sarang hantu ini.
Atau memang benar, ada orang asing yang berjalan sejauh beberapa mil untuk ke rumah ini, menggedor pintu, lalu pergi. Dan mereka kembali lagi.
Tapi orang gila mana yang melakukan itu? Atau mungkin gelandangan yang mencari tempat tinggal lalu pergi karna ,mengira rumah ini berhantu? Ya.. aku memang jarang membersihkan rumah, tak heran jika rumah gotik ini terlihat seperti sarang hantu.
Dengan tubuh bergetar aku berjalan mendekati pintu, hawa dingin menyapu tubuhku, membuatku merinding. Aku mengambil ponselku yang tergeletak dimeja. Mengarahkan cahaya senter kearahku berjalan.
Perlahan aku membuka pintu, membuat engsel pintu berderit keras, sepertinya aku butuh manusia timah untuk meminyaki engsel pintu. Aku gemetar ketakutan seperti daun yang tertiup angin, tapi aku tak akan membiarkan seseorang masuk ke rumahku sembarangan.
Ketika saklar menyala, lampu berkedip remang, menerangi lorong sunyi hingga pikiranku yang mempermainkanku, memunculkan bayangan seseorang ditengah kesunyian.
Aku berjalan menuruni tangga, punggungku merinding, merasakan pasang mata dari potret leluhurku yang seakan menatapku.
Bodoh! Gadis bodoh!
Melihat aku melakukan kesalahan bodoh lagi mereka seakan mengumpat, mengataiku bodoh, 'Perhatikan punggungmu! Mereka bisa membunuhmu!'
Pikiran terakhir itu membuatku gelisah, meski aku tau tak ada seseorang dibelakangku, tetapi otakku terlalu imajinatif, membayangkan hal gila seperti itu.
Aku berjalan lebih cepat, menuruni tangga. Segera aku menyalakan lampu pada ruang tamu, bibirku mengeluarkan ringisan pelan ketika cahaya terang itu seperti membakar retinaku.
Ketika aku tak menemukan siapapun diruang tamu atau dapur, aku berbalik dan memutar kenop pintu. Pintu itu masih terkunci, menandakan seseorang telah keluar dengan berhasil mengunci pintu ini.
Atau... mereka tak pernah pergi.
Aku menarik nafas dalam, beranjak dari ruang tamu menuju dapur, mengambil pisau daging.
Tapi aku melihat sekilas, sesuatu bayagan, membuatku membeku ditempatku berdiri. Mataku tertuju pada benda diatas meja, umpatan keluar dari bibirku ketika aku menatap sekuntum mawar merah dimeja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Girl |Haunting you
Teen FictionCinta dan obsesi itu berbeda, aku tak pernah membayangkan jika aku di posisi seperti ini. Entah apa yang aku lakukan hingga dia menjadi begitu terobsesi padaku. Dia selalu menghantuiku, mengetahui kemana aku pergi "Run little mouse, if I catch you...