•Note•
- K as Keyston Amory
- Nicholas as Niall Amory
- Ej as Ethan Amory
- Taki as Taylor AmoryΔ•••Δ
Seseorang baru saja menutup bukunya dengan kasar. Pria itu terlihat menghela nafasnya seraya mengamati mejanya yang dipenuhi dengan buku. Pria berambut coklat pekat itu kini bangkit dari kursinya, melangkahkan kakinya menuju rak buku yang berada tak jauh dari keberadaannya.
Ethan Amory, pangeran ketiga yang baru saja menyimpan buku tentang bagaimana cara mengetahui kelemahan seorang penyihir. Raut wajahnya seakan- akan mengatakan jika dia sudah muak dengan buku yang ia baca lebih dari 3 kali dalam sehari itu.
"Kapan ini akan berakhir?" Gerutu Ethan.
Tiba- tiba pintu ruangannya terbuka, membuatnya menoleh dan segera mendapati saudaranya, Niall Amory. Ia terlihat memasang wajah sedikit kurang nyaman, bertanda sesuatu tengah terjadi.
"Ada apa?" Tanya Ethan.
"Dia datang.''
"Dia? Maksudmu Keyston?" Niall mengangguk pelan.
''Dia juga membawa para tersangka.'' Lanjut Niall dengan nada yang ditekankan pada bagian 'tersangka'. Ethan yang mendengar hal itu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. Lagi? Ethan membatin.
''Um... apa kau melihat Taylor?'' Tanya Niall tiba- tiba, membuat Ethan mendongakkan kepalanya. Kali ini Ethan tampak memasang wajah kebingungan.
''Taylor? Bukankah dia ada di ruangannya?''
''Aku sudah mencarinya. Tapi dia tidak ada disana.'' Jawab Niall seraya menyadari Ethan tengah berjalan ke arahnya.
''Pergilah temui ayah, aku akan mencari Taylor.'' Senyum tipis Ethan berhasil membuat Niall kembali menganggukan kepalanya.
Di sisi lain kerajaan, terdapat hutan yang cukup lebat hingga sinar matahari pun berebut untuk berusaha menyinari hutan itu. Beberapa pohon pinus terlihat tumbang akibat badai seminggu yang lalu, membuat suasana hutannya semakin menyeramkan.
Namun semua itu tidak membuat kedua anak yang tengah duduk bersantai di salah satu pohon tumbang, takut. Mereka malah terlihat asyik bercerita, hingga anak perempuan bergaun lusuh berdiri di atas pohon karena terlalu bersemangat menceritakan pengalamannya.
Tingkahnya itu segera membuat anak laki- laki di sampingnya panik dan segera menyuruhnya untuk duduk kembali, dirinya takut jika temannya itu tergelincir. Taylor menengadahkan kepalanya ketika Reese akhirnya tenang dan kembali duduk disampingnya. Taylor membiarkan wajahnya mengenai sinar matahari yang berhasil lolos ke dalam hutan.
Taylor mencoba membuka matanya dengan perlahan, membuat cahaya itu kini menyinari matanya yang berwarna hijau kehitaman. Taylor merapatkan jemarinya seraya mengarahkannya pada kening, berusaha melindungi matanya selagi mengamati pepohonan yang menjulang tinggi di sekitarnya. Bebas, mungkin itulah yang ada dipikiran Taylor saat ini.
Sementara itu, Reese malah terlihat memandangi Taylor yang tengah asyik dengan dunianya. Meski dia sudah mengenali pangeran itu selama dua minggu, namun dia tetap masih tidak bisa menebak apa isi kepalanya.
Taylor sering membawa buku dan terlihat antusias mendengar semua cerita Reese. Reese yang sudah setengah mati penasaran pun akhirnya mencoba memberanikan diri menanyakan hal yang selama ini ia ingin tahu.
''Kenapa kau selalu menulis di buku itu setelah mendengar ceritaku?'' Mendengar pertanyaan dari Reese, Taylor pun kini mengalihkan pandanganya pada teman serigalanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH HUNTER [REVISI] || andAUDITIONboys AU
Mistério / SuspenseRaja Emerson mendapatkan sebuah mimpi buruk tentang bagaimana kerajaannya akan hancur oleh seorang penyihir. Takut menjadi kenyataan, Emerson pun mengerahkan seluruh pasukannya termasuk keempat pangeran untuk memburu si penyihir. Namun tanpa mereka...