Sekarang sudah memasuki jam kedua. Anak-anak sesi kedua satu persatu hadir masuk ke dalam kelas seni lukis, begitupun dengan Lisa, Eunha dan Jaehyun.
Di dalam kelas seni lukis, sudah terlihat guru pengganti itu yang duduk di meja guru dengan tenang sembari menyiapkan buku absen.
Lisa menoleh, menyipitkan matanya yang sepertinya salah melihat ini. Orang ini ... Sepertinya aku pernah temui. Pikir Lisa.
"Selamat pagi, pak." Eunha dan Jaehyun sama-sama membungkuk hormat. Sedangkan Lisa masih terdiam di sana karna mengamati wajah si guru pengganti itu.
Namun tentu Lisa buru-buru tersadar. Lisa langsung ikut membungkuk hormat.
Guru yang mendapatkan sapaan hangat seperti itu tentu merasa terhormat. Tetapi baginya, dengan sembari membungkuk seperti itu terlalu berlebihan. "Selamat pagi. Kalian tidak perlu sampai seperti itu, saya seumuran kalian, kok." Katanya. Padahal umurnya sudah menginjak 28 tahun, yang bisa dibilang kalau mereka berbeda 10 tahun.
Eunha, Jaehyun, dan Lisa kembali berdiri dengan semula. Dan di saat itu tatapan Lisa dan guru itu bertemu. Lisa langsung merubah wajahnya menjadi cengo, pantas saja Lisa merasa seperti familiar dengan guru pengganti ini.
"Kamu yang tadi pagi!" Jungkook berseru. Ia merasa tidak menyangka kalau ia akan bertemu dengan Lisa. Ini seperti takdir.
"LHO? Lisa! Kamu kenal sama guru pengganti ini?" Dan kini malah Eunha yang ikut heboh. Wah ... Wah ... Wah ... Sepertinya ini tanda-tanda kalau ia akan menang di dalam taruhan ini.
"Tidak kenal. Tapi tadi pagi kita sempat bertemu." Kata Lisa dengan tenang. Sebenarnya Lisa juga tidak menyangka kalau dirinya akan kembali bertemu dengan Jungkook. Ini seperti mimpi, tapi mimpi yang nyata.
Eunha mengangguk-angguk mengerti. "Bagaimana kalau dari sekarang kamu membelikan aku lima cup es krim dulu?"Kata Eunha menggoda Lisa. Eunha sudah seperti melihat titik terang. Bisa dibilang lima cup es krim sebagai penyangkal otak Eunha yang sudah terisi 10 cup es krim.
Mendengar perkataan Eunha tentu membuat suasana hati Lisa langsung menjadi bete. Tanpa mengatakan satu kata pun, Lisa mulai melangkahkan kakinya menuju meja kepemilikannya, kemudian duduk di kursi dengan tenang. Dengan reaksi Lisa yang seperti itu, Eunha sudah menebak kalau jawabannya adalah tidak.
Jungkook merasa bodoh karna berada di antara tiga orang ini yang sepertinya mengerti dengan masalah es krim. Tetapi Jungkook tidak mau terlalu memusingkan hal yang tidak penting itu, karna yang terpenting sekarang adalah gadis yang ia temui di pagi hari ini dan ia belum mengenal sama sekali nama gadis itu. Tepat sekali! Hal yang terpenting bagi Jungkook itu adalah Li-sa. Catat itu.
Jungkook menoleh ke arah Lisa sembari tersenyum manis. "Nanti kita mengobrol, ya." Kata Jungkook.
Haduh .... Padahal perkataan tersebut untuk Lisa, tapi entah kenapa malah Eunha yang merasa ada beribu-ribu kupu-kupu di dalam perutnya. Eunha benar-benar heran kepada Lisa, kenapa Lisa hanya bereaksi biasa-biasa saja tanpa terlihat muka yang memerah sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying | liskook
Fiksi PenggemarCerita ini diawali oleh takdir unik yang dialami oleh Lalisa Manoban dan Jeon Jungkook.