4.Keliling Jakarta (1)

1.5K 154 30
                                    

-Calum's POV-

'@Calum5sos : Good Morning Jakarta ! Can't wait to rockin' out !'

Pagi yang cerah sekali walaupun sedikit mendung disini.Aku tidak sabar untuk berkeliling Jakarta dan mencicipi makanan disini.

"Hello,Cal." Sapa Luke yang tiba - tiba saja muncul.Aku membalas sapaannya,dan entah kenapa ia tiba - tiba melompat lalu,menimpa tubuhku.

"I c-an't breathe, idiot !" Pekikku sedikit tertahan.Lalu,mendorong tubuh Luke.

"Hey,kapan kita keluar dari sini lalu,berkeliling ?" Tanya Luke mengambil sebuah bantal lalu,memeluknya.

"Entahlah." Aku mengedikkan bahuku.Luke berdecak kesal lalu,memainkan ponselnya.Aku mengambil ponselku yang sedaritadi berbunyi kupikir itu hanya panggilan tidak penting namun,ini sangat penting.

"Halo ?" Sapaku.

"Halo,Calum anak alay.Aku sudah berada di depan hotel yang kau tempati sekarang.Mereka tidak membiarkanku masuk jika kau tidak turun dalam hitungan 10 menit berarti,tidak ada acara berkeliling,makan - makan dan lainnya.So yeah,Good bye.And good luck !"

Ia mematikan sambungan teleponnya,aku segera keluar dari kamar hotel lalu,menuju lift dengan sangat terburu - buru bahkan,aku tidak peduli dengan penampilanku yang masih berantakan seperti ini.Ponselku berbunyi ada notification masuk.

From : Sheryl.

Waktumu tinggal 6 menit,Thomas.6 menit lagi.

"Shit." Umpatku berharap lift ini bisa lebih cepat lagi.

Ting...

Akhirnya,aku sampai lantai bawah,aku segera keluar dari lift dan berlari keluar dari hotel.Aku celingak - celinguk mencarinya.Ini aneh tidak ada siapapun disini.

"Hi." Aku mengedarkan pandanganku dan kutemukan,ia tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Tunggu,kau bilang,kau tidak bisa masuk,bukan ? Lalu,bagaimana ini ? Aku tidak mengerti." Aku menghampirinya dengan bingung lalu,duduk di sampingnya.

"Ini semua hanya ilusi,Calum." Ucap Sheryl tertawa kecil.Aku memutar mataku sarkastik.

"Oke,baiklah.Jadi ? Kita-maksudku,kami akan berkeliling Jakarta sekarang ?" Tanyaku agak berantakan,Sheryl mengangguk - anggukan kepalanya.Seseorang keluar dari lift dengan tergesa - gesa dan langsung menghampiriku dengan tangan yang bertumpu dikedua lututnya.

"Hey-"

"Tarik nafas dan keluarkan." Ia mengikuti apa yang aku katakan dan mengatur nafasnya.

"Ugh...Kau tadi kenapa berlarian di lobby hotel sehingga membuatku panik lalu,aku mengikutimu dengan tergesa - gesa pula." Ceritanya panjang lebar.Aku bangkit lalu,menepuk pundaknya.

"Duduk saja dahulu,bro." Ia menghela nafas berat lalu,duduk dan menoleh kearah Sheryl.

"Hi,Sheryl." Sapa Niall dengan kelelahan.

"Oh,hi." Sapa Sheryl balik.

"Apakah kalian semua sudah sarapan ?" Tanya Sheryl,kami berdua mengangguk berat padahal,sejujurnya kami ingin sarapan khas Indonesia.

"Yah,sayang sekali." Ucap Sheryl sedikit mendengus.

"Aku masih kuat menampung makanan lebih banyak lagi." Ucap Niall dengan bangganya.Aku tahu,aku tahu Niall itu perut karet sama seperti,Michael.

"Yakin ?" Tanya Sheryl ragu,Niall mengangguk - anggukan kepalanya yakin.

"Iya,lagipula aku ingin mencicipi makanan khas sini,yang kudengar begitu enak." Ucap Niall.Sheryl menjilatnya bibir bawahnya lalu,berpikir sebentar.

Jakarta ! ✖ 1D × 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang