Keisha sibuk berkutat dengan buku catatan nya. Menulis hal-hal penting dari buku pelajaran. Sesekali dia menandai yang sangat penting menggunakan stabilo.
Keisha itu cantik. Rambut nya panjang dengan warna hitam pekat. Matanya besar dan bulat, bola matanya berwarna cokelat. Tinggi badannya sekitar 165CM. Tergolong tinggi untuk seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA.
Keisha bersekolah di SMA Prasada. Sekolah sederhana yang sangat beretika. Jarang ada kasus buruh di sekolah itu.
Keisha tersenyum menatap buku catatan nya. Dia melirik ke seluruh isi kelas, sudah banyak yang selesai akan tugasnya.
"Sst, Kei."
Keisha menoleh sedikit ke belakang. Dia menatap seorang gadis berambut pendek yang menatapnya penuh harap. Keisha mengerti. Gadis itu memberi buku catatan nya kepada sang sahabat yang bernama Kayla.
Ya, Keisha sama seperti siswa lain. Belajar, main, tidur, bersenang-senang. Hampir tidak memiliki beban, mungkin(?).
Keisha kembali menatap ke depan. Menopang dagu di tangannya sambil menatap guru nya yang sedang mengurus kertas-kertas. Entah kertas apa, Keisha juga tidak tau. Toh, bukan urusannya.
Saat asik melamun, tiba-tiba bel berbunyi. Istirahat, masa yang paling ditunggu semua pelajar. Siapa sih, yang tidak suka jam istirahat? Kalo ada yang tidak suka, maka dia bukan golongan Keisha.
Keisha tersenyum saat Kayla dengan heboh menggandeng tangannya dan semangat keluar dari XI-2 Bahasa.
"Ayo Kei! Kita harus ke kelas nya si Rara," kata Kayla semangat. Memang, Rara sahabat mereka berada di kelas IPA. Jaraknya lumayan jauh dari kelas bahasa. Tapi sepertinya tidak bisa menjadi penghalan tiga sahabat ini untuk bermain bersama.
"Iya, kamu santai aja Kayla. Rara ga bakalan hilang kok." Keisha menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
Kayla menyengir. Ya, gadis itu memang sangat bersemangat akan setiap hal. Tetapi dia paling semangat jika membahas hubungan orang lain. Contoh nya hubungan Keisha dan pacarnya.
Mereka berdua keluar kelas bersama. Tetapi Kayla langsung mencibir tidak suka saat seorang laki-laki berlari ke arah mereka.
"Kamu sama Dicky aja deh Kei. Aku sendirian ke kelas Rara," kesal Kayla. Dia menatap tak suka pada laki-laki yang kini sudah berada di hadapan mereka.
Keisha mengangguk sedikit. Ya, salah satu akibat pacaran adalah tidak bisa terlalu sering bermain bersama sahabat.
"Mau ke kantin?" tawar Dicky.
Keisha tersenyum. "Mau!"
Dicky terkekeh. Dia lalu menggenggam tangan Keisha dan berjalan menuju kantin.
"Dicky!"
Langkah Keisha dan Dicky spontan berhenti ketika mendengar seseorang memanggil sang laki-laki. Keisha menghela napas nya melihat orang yang memanggil.
"Em, anu... Nanti gue pulang sama lo ya. Om Ujang ga bisa jemput," kata gadis itu. Namanya Indira. Dia adalah sahabat Dicky sejak lama.
"Iya." hanya itu yang diucapkan Dicky. Lagipula memang nya apa yang bisa diucapkannya?
"Tapi nanti gue mau les piano. Jadi lo antar Keisha aja dulu," lanjut Indira.
Gadis itu menatap Keisha, lalu tersenyum. Dia segera berbalik. Tidak ingin mengganggu sahabat nya yang sedang kasmaran. Ya, walau fakta meyakitkannya adalah, dia ingin ada di posisi Keisha.
Indira menyukai Dicky. Tidak hanya suka, mungkin bisa disebut cinta. Indira tidak ingin egois. Memangnya cinta harus memiliki? Tidak. Itulah sebab nya dia harus membiarkan sahabat nya bahagia bersama gadis yang dia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Broken
Novela Juvenil"Dia manis kan?" ujar Keisha. Matanya menerawang kedepan, menatap lurus ke arah Indira yang asik tertawa bersama teman-temannya. Dicky diam. Menoleh sekilas ke arah gadisnya. "Iya, dia manis. Tapi kamu lebih manis." Keisha tersenyum. Berpikir, apa D...