Chapter 9

606 56 2
                                    

Leon menatap serius handphone ditangannya yang berisikan semua informasi yang didapatkan oleh anak buahnya tentang hubungan deran dan Liora yang ia tak ketahui.

Awalnya tak ada yang menarik dari hubungan mereka tapi lama kelamaan banyak hal mengejutkan yang ia baca.

Tangannya mengepal kuat melihat informasi yang ternyata penyebab Liora trauma dan sangat takut pada deran.

Melihat semakin banyak informasi nya matanya semakin menajam dengan amarah.

"Jadi ini yang bikin Lo trauma sama dia Lio?"sendunya mengingat penampilan menyedihkan dan ketakutan Liora disaat bertemu deran.

Ia meremas kuat handphone yang ada di genggaman nya lalu menatap langit-langit kamarnya dan mengingat penjelasan dari orang tua Liora tentang trauma nya yang berbeda dari informasi yang ia baca barusan.

Apakah orang tua Liora berbohong kepada nya?tapi alasannya apa?!

Kenapa mereka harus berbohong padanya seperti ini?padahal ia adalah calon tunangan Liora yang wajib tau tentang masalah sesungguhnya.

Leon mengusap wajahnya kasar lalu menghela nafas nya berat memikirkan semua masalah ini yang menurutnya semakin rumit.

Tapi ketukan di pintu kamarnya membuatnya semakin kesal,dia dengan ogah-ogahan berjalan membuka pintu untuk orang yang mengetuk tadi yang tak lain adalah mama nya.

Cowok itu menghela nafas lelah.
"Ada apa lagi sih ma?"

"Papa kamu dari tadi manggil kamu Leon!kenapa kamu tak mendatangi nya?apa kamu mau dia menyita semua fasilitas kamu?!"sentak mama nya.

"Cih,Leon ga peduli"

"Kamu kenapa jadi kurang ajar seperti ini sih Leon?mama tidak pernah mengajari kamu untuk menjadi seperti ini!"

Leon menunduk saat matanya penuh dengan penghinaan karena mendengar itu.
"Emangnya mama pernah mengajari Leon?"tanya nya dengan nada sindiran.

"Leon menjadi seperti ini juga penyebab nya adalah kalian yang selalu lebih mementingkan pekerjaan dan kertas-kertas itu dari pada Leon!"

Matanya melirik sekilas kearah tangga yang disana ada papa nya.
"Udahlah kalian emang gak pernah sadar itu,jadi boleh mama pergi dari sini?jangan ganggu Leon"ucapnya datar dan kembali masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu itu dengan agak keras.

Cowok itu berjalan mengambil gitar kesayangannya dan duduk di kursi meja belajarnya.

Ia mengingat percakapan nya dengan sang papa tadi.

"Uang sebanyak itu kamu gunakan untuk apa hah?!"tanya papa nya murka.

Leon hanya duduk di sofa dengan malas tanpa ada niat mau menjawab pertanyaan papanya itu.

"Kamu fikir nyari uang itu gampang?dan kamu dengan seenaknya memakai uang sebanyak itu tanpa alasan yang jelas!!"bentak papanya menatap nyalang Leon yang masih diam.

"Mau jadi apa kamu nanti hah?kalau kerjaan kamu cuma menghabiskan uang-uang hasil jerih payah papa!!"

Mendengar itu Leon dengan berani menatap papanya dengan sinis.
"Uang ada emang untuk di habiskan bukan cuma buat pajangan!"

"Buat apa papa kerja kalau ujung-ujungnya juga uang nya gak boleh di pakai?"kesal Leon yang membuat papanya terdiam ditempat.

"Tapi alasan kamu pakai uang sebanyak itu tidak jelas Leon!!"bentak papanya tak mau kalah.

Leon yang semakin kesal langsung berdiri dari duduknya.
"Udahlah pah Leon malas ribut"ujarnya langsung pergi ke kamarnya tanpa memperdulikan papanya yang terus memanggil-manggil namanya dari arah belakang.

Coolboy TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang