Bab 2 - Bonsai

94 7 0
                                    


Sambil jalan menuju parkiran, gue cuma ngedumel karena kejadian tadi. Ini semua gara gara Mas Rauf.

Kalau dia gak ngasih tasnya ke Mbak Mbak dan Mas Mas songong tadi, mungkin sekarang gue gak makin puyeng nyari hadiah buat Yesa.

"Gak papa, kita cari lagi." Ucap Mas Rauf sebelum kita sama sama masuk mobil.

"Yesa suka apa ya?"

"Mas sih gak tau, tapi kalau kamu tanyanya Mas suka apa, Mas sukanya Gustya."

"Hilih kintil."

"Tapi tenang, sekarang Mas tau kita harus kemana."

"Kemana?"

" Hotel."

"..."

Gue diem, karna tau dia cuma bercanda.

*******

Setelah sekitar tiga puluh menit bekendara, sampailah kita di suatu tempat.

Gue buka pintu mobil, dan takjub karena langsung disambut dengan ribuan tumbuhan.

Ya. Mas Rauf membawa gue ke penjual tanaman.

Kita berdua jalan dan melihat lihat berbagai jenis tumbuhan. Dari yang tulang daunnya sejajar, menyirip, melengkung, hingga menjari. Anjir Gue masih inget pelajaran IPA waktu SD.

Bunga bunganya juga beraneka ragam. Dari yang ditanam ditanah, hingga Anggrek yang bergelantungan.

"Yesa sukanya bunga apa Mas?"

"Yesa gak suka bunga."

"Eh Bambang, terus kita ngapain kesini?"

"Yesa sukanya Bonsai." Ucap Mas Rauf sambil berjalan menuju sepetak tanah yang dikhususkan untuk tanaman bonsai."

Gue bahkan gak tau kalau Yesa suka sama Bonsai.

"Kenapa Yesa suka sama Bonsai?"

"Kan udah dibilang, kalau sukanya Gustya, itu Mas Rauf, bukan Yesa."

"..."

"Jadi lo mau ngasih kado buat Yesa apa buat Mas Rauf?"

Belum sempat gue menjawab, kita berdua dihampiri seorang kakek, sepertinya yang punya kebun ini.

"Lho.. Den Rauf datang lagi.."

Ternyata Mas Rauf bukan sekali ini datang kesini. Gue baru tau kalau Mas Rauf suka tanaman juga.

"Iya Kung. Mbah Kakung sehat?." Ucap Mas Rauf sambil menyalami sang kakek.

"Sehat, Den. Ini temennya Aden?" kakek menunjuk ke arah gue.

"Iya Kung."

Gue langsung menyalami Si Kakek sembari mengenalkan diri.

"Gustya, Kek."

"Panggil Mbah Kakung saja." Ucapnya sambil tersenyum. " Ayo langsung masuk saja. Kalian mau kopi susu apa kopi item?"

"Ngopinya lain waktu saja Kung. Sekarang Rauf mau nyari Bonsai."

"Lho siap.. siap.. Den Rauf mau yang mana? Ambil aja."

"Yang bagus yang mana Kung?"

Si Kakek langsung berjalan ke suatu sudut mengambil sebuah Bonsai kecil yang ditanam di pot coklat.

"Disini yang paling bagus ini Den. Pinus."

Mas Rauf meraih bonsai itu dan diberikannya ke Gue.

DEWANDARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang