# Perhatian Apa? #

487 58 26
                                    

Bab ini mungkin sedikit lebeh pendek dari bab sebelumnya👁👄👁🙏🏻





Happy reading☺

##


Ran dalam keadaan sedikit
terhuyung karena beberapa
pukulan dari rindou tadi
dia sedikit pusing di pelipisnya,
dan kemudian ambruk terjatuh
di depan pintu rumah
kediamannya.

Skip

Beberapa jam berlalu, waktu
telah menjelang sore, namun
lihat seseorang yang masih
belum sadar kan diri dari
rasa sakitnya.

Ran, yah masih di tempat yang
sama di depan pintu yang
terkunci dengan sedikit
rasa sakit di badannya.

Ia menahan rasa sakit dan
mulai terbangun dari
tidurnya, dirinya masih
mencoba mengingat
kejadian yang tadi
pagi dialaminya.

Indra pengelihatannya
masih menatap pintu yang
tertutup dengan jendela
yang tertutup gorden.

Sesekali ran mengetuk
pintu dan memencet
bel rumah, namun apa yang
terjadi?... rindou, sama sekali
tidak membiarkan pintu
itu terbuka.

Alhasil ran yang kewalahan
apalagi dengan rasa sakit
di tubuhnya dan darah yang
mulai mengering dari hidungnya,
ia berjalan tertatih tatih
ke sebuah rumah.

Rumah itu adalah mikik teman
lamanya, dengan posisi rumah
yang tidak terlalu jauh, hanya
berjarak di antara dua rumah
dari kediaman haitani.

Sosok pemilik rumah itu,
adalah teman yang sangat
dekat dengan ran dan juga
rindou. Bahkan mereka sudah
seperti saudara atau tepatnya
keluarga.

Skip

Sesampainya di depan rumah
temanya, ran memencet tombol
bel rumah dan memanggil
nama si pemilik rumah tersebut.

Ting Tong...
Ting Tong...

"iyak, tunggu bentar" (sanzu)

Ting Tong...
Ting Tong...
Ting Tong...

"tunggu anjer gua belom selesai berak-_" (sanzu)

Skip

"Sapa sih, ni orang... ga bisa sante dikit apa" (sanzu) dengan meliat dari arah alat pengintai yang terpasang di pintu.

"Zu... sanzu... ini gua ran" (ran)

"weleh ternyata si ran, eh itu muka kenapa tuh" (sanzu) dengan segera membuka pintu rumahnya.

Melihat sosok ran yang
terlihat kesakitan, dan
memar sanzu segera
membantu ran untuk
masuk ke dalam rumah.

Sanzu membopong tubuh
ran dan perlahan-lahan
menempatkannya di kursi
sofa miliknya. Kemudian
mengambil handuk dan air
dalam baskom tak lupa ia juga
mengambil kotak p3k.

Sanzu dengan telaten
membersihkan luka ran
terutama di pelipisnya.
Menatap wajah ran yang
redup namun tetap terlihat
cantik.

"kacau kau pasti berantem lagi sama adik kau kan"(sanzu)

"hemm.. hehe biasalah gua gitu"(ran) dengan sedikit tersenyum ke arah sanzu.

"sebenernya ada apa si?, kau ama rindou, punya masalah apa? sini cerita ke gua"(sanzu)

"ngak ada apa-apa zu... yah mungkin rinrin cuma kesel aja ama gua"(ran)

"ye gini nih kalo orang terlalu sayang, ma adeknya"(sanzu)

"ga apa, mungkin besok rinrin juga ga marah lagi ma gua, tapi kali ini boleh kan gua nginep sini semalem doang??"(ran) bertannya pada sanzu.

"hem... ya udah kau istirahat duluan gih di kamar gua, dah mau malem ini solnya,"(sanzu)

"ga Zu.. gua tidur di kursi sofa aja ga papa"(ran)

"yang punya rumah sapa? gua kan, makanya nurut ma gua"(sanzu)

"hemmm.. ya dah serah kau Zu"(ran)

Skip

Ran tengah membersihkan diri
di kamar mandi,dan kemudian
ia makm malam bersama dengan
teman lamanya (sanzu).

Hari mulai menjelang malam
di sisi lain sanzu masih
menonton tv dan bermain game
sementar ran?...

Ran kemudian pergi
tertidur di kamar sanzu,
di atas kasur dengan menatap
jendela dari dalam kamar.

Hati ran terasa sesak mendengar
ucapan dari rindou, adiknya
sendiri. Apa benar rindou tak
mau menjadi saudaranya lagi?
Atau mungkin rindou
benar-benar tidak menganggap
nya sebagai saudara?

Ntah lah, ran hanya bisa
menghela nafas, dan
berharap semoga rindou
tidak benar-benar memotong
hubungan persaudaraan
dengannya.

Kemudian pikirannya teralihkan
ia berfikir? bagaimana dengan
adiknya?
rinrin apa kah dia sudah tidur?
rinrin apa kah dia sudah makan?
atau dia masih bermain dengan
handphone kesayangannya?

Kacau semua menambah
dan terpusat di pikiran ran,
hatinya tak tenang dan
menghela nafas yang dalam.

Skip

Di satu sisi rindou dan
kekasihnya sedang di mabuk
asmara, entah lah mereka
hanya bersenang-senang
dengan pergi berjalan-jalan
di luar.

Menghabiskan waktu dengan
seorang wanita, dan
mengabaikan
saudaranya sendiri.
Bersenang senang, melupakan
kejadian tadi pagi dengan
menghibur diri.

Mabuk dan minum-minum.
Rindou menuruti semua
yang di minta oleh sang kekasih.
Akalnya sudah dipegang
oleh kekasihnya, merasa
bahwa hidupnya akan
hampa tanpa sang kekasih.

Skip

Di rumah sanzu, ran tertidur
dengan lelap. Sanzu yang
memasuki kamarnya
kemudian menatap raut
wajah ran yang tampak
sejuk dan cantik.

Sanzu menutupi tubuh
ran dengan selimut, agar
ran tidak merasa kedinginan.
Kemudian ia ikut tertidur di
smpingnya.

Dengn batas satu guling
yang berada di tengah-tengah
di antara keduanya.
Sanzu apakah dia menyukai
ran?...
Apakah dia menaruh hati
untuk hati ran yang rapuh?
Apakah ia akan menjadi
pelindung bagi ran?

Yah itu memang benar,
sejak kecil sanzu
memang sudah menyimpan
perasaan untuk ran,
namun ntah mengapa ran,
ran... dia menganggap
bahwa semua hanya sebagai
teman, bukan lebih.

"andainya kau tau ran, betapa aku sungguh-sungguh menaruh perasaan ini sejak lama"(sanzu) dalam hatinya.

"ku harap suatu hari nanti kau bisa memilihku, dan kau menjadi milikku"(sanzu) berbicara dalam hati dengan menatap wajah ran yang pulas tertidur.














Tbc

[ 13/12/21 ]

Jgn lupa vote yak 🤗🤗
Thanks gess

*°*[[ RAN MILIK KU ]]*°*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang