Tantangan

299 6 0
                                    

Kami memasuki gua tersebut dengan rasa tanpa takut kami memasuki gua tersebut namun hanya Fifi yang sedikit takut "kita harus masuk ke gua ini?" Lalu Miftah menjawabnya "harus kita mesti selamatkan Adinta." Lalu kami berjalan menuruni gua. Namun Fifi kembali berulah ,ia hampir jatuh untungnya Adel dengan sigap menangkap tangannya. Kamipun sampai di dasar gua namun kami belum menemukan Adinta ,yang ada kami menemukan sebuah lorong yang sempit tetapi terdapat cahaya di ujung lorong tersebut. Kami berlari kesana dan kami berhenti tiba tiba karena kami kaget bahwa Adinta sedang diikat di sebuah dinding gua. Adel dengan nada kaget mengatakan"cepat kita harus selamatkan Adinta karena ia akan dijadikan tumbal di sebuah ajaran." Kami pun mendengarkan seseorang membaca mantra namun kami kembali mengalami beberapa kendala salah satunya karena terdapat 10 orang yang melakukan ritual. Lalu Adel memiliki ide yaitu dengan cara menembakan peluru hampa ke arah langit agar dapat menakuti orang orang tersebut dan membawa Adinta keluar namun sepertinya itu lebih sulit dibanding apa yang dibayangkan. Akupun berkata dengan nada ragu"apakah berhasil??" Adel hanya diam lalu kembali suara Miftah memecahkan keheningan"apa salahnya kita coba??" Lalu aku tembakan peluru hampa ke langit gua dengan senjata penjaga di rumah tadi. Memang senjata tersebut kubaawa untuk berjaga jaga ,setelah kutembakan ternyata 10 orang tersebut kaget dan rencana tersebut tidak berhasil justru mereka menyerang kami berempat langsung Miftah menggunakan tusuk beracun itu dengan cekatan ia menusuk ke orang orang tersebut ,akupun memukul mereka dengan senjata secara terburu buru aku mengisi peluru ke dalam senjata ,namun terlambat Miftah telah di pukul dan dilempar ke dinding gua sedangkan Fifi terkena lemparan batu dari orang orang tersebut dan Adel mencoba menyelamatkan Adinta, tanpa pikir panjang kutembakan senapan tersebut ke arah orang orang tersebut yang membuat mereka pingsan karena ternyata ini adalah peluru karet. Setelah berhasil dilumpuhkan Fifi menghadap ke Adel dan Adinta "bantuin aku dong!! Sakit nih!!" Lalu Adinta dan Adel menghampiri Fifi dan membantunya sedangkan Miftah yang terluka aku bopong untuk keluar gua sesampainya keluar gua kamipun bersyukur . Kami pun mengucapkam ultah kepada Adel walaupun terlambat karena lupa .

5 best friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang