Hwang Ra Ni atau kerap di sapa Rani. Siapa yang tak mengenal sosoknya yang merupakan kebanggaan sekolah karna prestasi dalam bidang akademik dan non akademik, di tambah parasnya yang cantik tanpa polesan bedak tebal di wajahnya. Namun rani tergolong orang yang irit bicara dan lebih suka diam di dalam kelas menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya yang suka sekali mengoceh. Sesekali ia membuli sang sahabat .
"Rani, tau ngaa kalo ilhoon ganteng bangett pengen aku nikahin deh :))" ucapnya dengan senyum terukir di wajahnya.
"hm emang dia mau ?? "
"harus mau kan aku yang lamar dia" ucap sang sahabat Kang Heera dengan tingkat kepede an yang tinggi.
"kalo aku yang lamar kamu gimana? " tanya Rani
"is is is Ayolah hahaha"
Tanpa mereka sadari ,sendari tadi ada 2 lelaki tampan yang secara tidak langsung memandangi Rani tanpa kedipan mata. Bukan rahasia umum mereka berdua menyukai rani membuat kaum hawa iri,bahkan mereka berdua bersaing sehat untuk memperebutkan Rani.
Derap kaki melangkah ,mereka menghampiri meja pojok yang ditempati Rani dan Heera yang tengah asyik mengobrol.
"boleh kami gabung? Semua meja sudah terisi penuh. Akan lebih merepotkan jika kami makan di lantai tanpa kramik disini" ucap dengan wajah memelas yang bernametag Seungjae.
Rani hanya diam tanpa menoleh kearah 2 lelaki tadi. Hanya Heera yang menanggapi mereka berdua.
"aa ayo duduk Seungjae Junho, "
Suasana cukup canggung untuk mereka berempat ditambah kedua pria tersebut selalu menatap rani.
"Heera, apa kau berpacaran dengan Jung Ilhoon anak ips? " tanya seungjae memecah suasana
"kenapa bertanya? Apa kau suka denganku?! "
"hanya bertanya lagian aku hanya menyukai Rani." ungkapnya dengan suara agak tinggi sampai-sampai murid yang ada di kantin menatap mereka berempat. Heera hanya ber'oh' ria dan Rani asik dengan mie ayam pedas dan es jerus nipisnya tanpa peduli sekitar.
"ran.. " panggil junho
"hm? "
"bagaimana jawabanmu? "
"jawabanku sama seperti seungjae minggu lalu. Maaf" Rani menyelesaikan makanannya dan pergi meninggalkan Heera .
"eeee Ranii tunggu. Maaf yaa aku dan Rani tinggal duluan. Dah sampai jumpa lagii. Ranii! Tunggu. "
Suasana hening sepeninggalan Rani dan Heera. Dua laki-laki ini hanya menghela nafas berat di tolak gadis yang sama, membuat mereka pusing saja.
Keesokan paginya disekolah yang ramai dengan masing-masing orang melakukan aktifitasnya. Tak kecuali Rani yang hanya diam tanpa semangat hidup. Mungkin karna Heera pergi kekelas ilhoon yang ada di ujung membuat Rani bosan. Namun seketika aktifitas orang-orang kelas terhenti kala ada laki-laki berjas biru tua bertuliskan OSIS masuk tanpa permisi.
"Hwang Rani, keruang osis sebentar ada yang mau disampaikan. Dan kalian jangan membuat keributan. " berlalu pergi meninggalkan segudang nyinyiran anak-anak kelas untuknya.
'huh apa lagi sekarang'
Sesampai di ruang ,laki-laki tadi yang merupakan ketua osis Kim Nam Woo memberikan sekotak coklat dan surat yang Rani yakin pasti itu surat cinta.
Mereka sama-sama terdiam di ruangan tersebut. Hanyut dalam pikiran masing-masing, rani yang sedang menyusun kalimat sopan untuk menolak pemberian ketua osis yang mengganggu waktu santainya.
"aku tau kau pasti menolakku"
".....?"
"ambil dan simpan. Aku harap kau tidak membuang hadiah itu dan menghindariku Rani"
"apa maksudmu Namwoo? "
"aku tau kau menyukai dia" ia menunjuk kearah luar jendela dan ya namwoo menunjuk kearah orang yang tepat. Membuat Rani panik
"k-kau?!bagaimana bi-"
"dari cara pandang mu Rani, sikap protektif mu dan cara kau memperlakukannya aku tau semua"
Rani hanya diam, memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Namwoo senantiasa menatap Rani,entah tatapan cinta ataupun yang lain.
"aku akan menunggumu berubah rani"
"kaupun tau bahkan kalian tak bisa bersama"
Namwoo terus memojokan Rani, tanpa sadar ia membuat hati seorang rani yang dikenal gadis berhati dingin hancur akan fakta dunia yang sudah digariskan.
Menghela nafas, mencoba menahan buliran air mata yang berkaca-kaca.
"aku... Hanya ingin dia bahagia-" Ia memandang kearah Ilhoon dan Heera yang ternyata lagi asik memperhatikan mading sekolah dengan bahagianya.
-walaupun aku tau bahkan dunia melarang perasaan ini""-t-tpi a-aku mencintainya lebih dari sahabat. Aku tau,.... aku tau bahkan seisi dunia melarang ku untuk memilikinya. "
Sebulir airmata tak dapat di bendungnya. Namwoo dengan sigap memeluk Rani erat, enggan untuk menghapuskan airmatanya biarlah keluar agar beban sedikit berkurang walau didalam hatinya, Rani merasakan sakit yang luar biasa . Cinta terlarang ini, rasa ini,bahkan Rani tak menyadarinya. Biarlah ia pendam dan menangis dengan sendirinya dengan membiarkan sang sahabat bahagia dengan pilihannya.