Seperti maknanya, Bentara yang berarti penyampai pesan dan pelayan kepada sang Raja. Dan tumbuhlah Ia menjadi seorang gadis sederhana yang menghabiskan hidupnya membantu orang sekitarnya. Tara merasa hidup apabila ia berhasil membantu teman-teman dan orang disekitarnya, Tara akan merasa menjadi manusia yang berguna apabila seseorang memberinya ucapan terima kasih atas bantuannya, dan Tara akan selalu menjadi Tara yang menjadikan dirinya tumpuan bagi sekelilingnya. Pahitnya, perempuan itu melupakan sebagian dirinya dan atau perlahan kehilangan seluruh dirinya.
******
Pertemuan di ujung lorong itu ternyata menghantarkan Bentara dan Raksa untuk bersua kembali. Seperti saat itu, ketika Tara buru-buru untuk pergi dari lingkungan kampusnya dan memilih untuk berjibaku di padatnya lantai dasar Blok M Square di sore menuju malam di hari Rabu. Perempuan itu sibuk menatapi satu persatu bagian sampul dari album fisik musisi-musisi Indonesia sambil sesekali menyentuh dan menggeser ujung jarinya menyusuri rak album tersebut dan perlahan menyeleksi untuk mencari album musisi kesukaannya dan Voila! ia menemukannya. Kotak kecil bertulisan angka 1112 yang ia cari selama ini akhirnya berhasil ia genggam. Tara sudah lama mengidam-idamkan album musisi favoritnya ini, eleventwelfth.
Siapa sangka, ketika Ia berbalik arah dan berniat untuk membayar album-nya, matanya beradu pandang dengan mata teduh dan rambutnya yang biasa tersusun rapi kini mulai turun menutupi sedikit bagian atas kepalanya serta kemeja kantor yang ia biarkan bebas tidak terlipat rapi dan menutupi sedikit bagian atas celananya sembari sebelah tangannya menggengam satu sisi backpack Thule berwarna hitam yang Tara tebak berisi laptop dan dokumen kerjanya.
"Eh, mas...Raksa?" tegur Tara ragu-ragu
"Hilangin kata mas di awal kalimat lo, Tar. Gue berasa tua. Jadi, seorang Tara juga dengerin eleventwelth nih ceritanya?" balas Raksa sambil terkekeh dan mengusap rambutnya ke bagian belakang sembari memerhatikan kotak kecil yang digenggam Tara
"Ya.. gitu deh hehe" ucap Tara, sedikit malu dan canggung
"Emang lagi mau nyari apa?" timpal perempuan itu kembali sedikit mengambang tanpa menaruh panggilan di kalimat tanyanya.
Tara masih asing memanggil Raksa tanpa embel-embel Mas atau Bang mengingat Tara dibesarkan di keluarga Jawa yang mengharuskannya menghormati orang yang lebih tua darinya dan memanggil Raksa tanpa sebutan itu membuat Tara merasa menjadi anak kecil yang berdosa.
Raksa masih menatap perempuan dihadapannya sedikit menunduk mengingat Raksa memiliki tinggi 180 cm dan Tara yang harus ikhlas dianugerahi tinggi 159 cm
"Gak nyari apa-apa. Lagi liat-liat doang kok. Kali aja ada yang bisa diangkut" balas Raksa
"Mmm, oke deh gue ke kasir dulu ya" ucap Tara kali ini yang sudah tidak tahan dengan suasana awkward yang ia ciptakan sendiri. Lebih baik ia cepat kabur dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentara
ChickLitBentara Biandari Putri selalu memaknai kesendirian sebagai simbol kemerdekaan. Perempuan 21 tahun itu berusaha membangun tembok setinggi mungkin demi melindungi dirinya dari peluang hal menyakitkan yang mungkin ia terima. Siapa sangka, pertemuan sin...