11丨Kedokteran Kehakiman

193 36 1
                                    

"Kedokteran Kehakiman"

✚✚✚✚✚✚✚

"Oh, Ryujinnie.. " Soobin menyapa.

"halo, dokter Choi. Maaf" Ryujin segera masuk kedalam bis tanpa berbicara lagi dengan Soobin. Ia melihat banyak kursi yang sudah diisi oleh residen dari departemen lainnya.

"unnie!!" Yuna melambaikan tangannya. Ia duduk di kursi kedua dari terakhir. Saat Ryujin menghampirinya ternyata kursi disamping Yuna sudah diisi oleh seseorang dari departemen anak. Jadilah Ryujin mencari kursi yang tersisa di belakang.

"unnie tidak biasanya terlambat." Ujar Yuna saat Ryujin duduk di kursi belakangnya.

"Ah, aku ada urusan." Ujarnya singkat.

Ryujin terkejut saat Soobin duduk di kursi sampingnya.

"annyeonghaseyo..." Yuna memberi salam formal pada Soobin.

Soobin membalasnya ramah, "temannya Ryujin?"

"Nee..." Yuna melirik ke arah Ryujin. "unnie.. ada apa dengan wajahmu? Kenapa bengkak?"

"Eung.."

"kamu baik-baik saja?" tanya Soobin. Ia mengecek dengan teliti wajah Ryujin yang terlihat bengkak di bagian pipi dan lipatan matanya.

"Nee.. ini hanya karena ramen." Ryujin tersenyum tipis lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Ia tidak mungkin bilang kalau dirinya habis menangis semalaman, terlebih di apartemennya Yeonjun.

Mata Ryujin membulat saat melihat Yeonjun berdiri di luar sana. Pandangannya tertuju padanya namun rautnya tenang. ketika mata mereka bertemu, Yeonjun segera masuk ke dalam rumah sakit. 'aneh!'

✚✚✚✚✚✚✚

Setelah Ryujin datang ke rumah sakit daerah Sam-mun, ia disibukkan oleh banyak hal. Ia tetap harus berjaga di IGD, melayani poliklinik, menjadi asisten pertama di ruang operasi dan memimpin follow up. Dan kali ini hanya dirinya dan Yuna yang bekerja jadi pasien yang dipegang lebih banyak.

Untungnya di rumah sakit itu disediakan kamar bagi dokter yang magang dan letaknya bersebelahan dengan rumah sakit jadi sedikit mengurangi kelelahan di jalan.

Ryujin membuka kassa jahitan di perut seorang anak. "wah, lukanya sudah mau sembuh."

"benarkah unnie?"

"Hm." Ryujin tersenyum, "Sooji anak yang pintar."

"aku makan telur dan daging-dagingan seperti yang disarankan unnie. Ah, aku juga makan makanan yang berserat agar ususku tidak bekerja terlalu keras."

"kamu hebat. Sekarang unnie ganti perban dulu ya." Ryujin mengganti perban lama dengan perban baru untuk menutup luka bekas operasi. "dadah Sooji!"

"sampai jumpa lagi unnie keren!" itu adalah pasien terakhirnya di poliklinik. Ryujin menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tiga sore.

"dokter Shin, ada satu pasien lagi"

Ryujin kedatangan sepasang suami istri yang ingin berkonsultasi padanya. "istriku merasa sesak dan ada lebam kehitaman." Ujar si laki-laki.

"aku... sudah bilang ini bukan apa-apa tapi sepertinya suamiku ingin memeriksakan."Si istri terbata-bata.

"boleh saya lihat dulu. Silakan ke ruangan periksa," Ryujin terkejut melihat lebam kehitaman yang ada di tulang iga pasien. Ini adalah tanda terjadi fraktur tertutup. Samar-samar ia dapat melihat sedikit lubang yang bila diraba, ada udara keluar.

The Specialist  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang