Demam

869 59 4
                                    

Malam menyalakan lampu
di atas kepalamu yang
sudah hitam lebat persis
kopi, persis tanah, persis roda-roda
Honda, Yamaha, Astrea juga becak belaka

kamu menyalakan selimut
di atas kulitmu yang
memasuki musim dingin paling ribut
kepadanya, tubuhmu bayi di kandungan;
meringkuk kepayahan dan gigi gemertak
memanggil-manggil namaku

lantas lampu menyalakan aku
di atas kasur yang selimutnya sudah
nyenyak kutidurkan sebelum
menyalakan mesin Honda
dan sesudah tandas satu cangkir
kopi menyisakan ampas dan napas

"aku sedang bergegas," kataku kepada kamu
yang ada di ponsel.

Aku melewati Yamaha yang tidak lagi
di depan. Terdepan.
Melewati Astrea yang jalannya batuk-batuk
seperti kenyang makan aspal,
melewati becak dan bapak
yang kayuh kakinya masih remaja laki-laki.

Tergesa-gesa aku menuju kamu
tidak bawa paracetamol buat
badanmu yang dua delapan derajat
tapi katamu tak apa, sebab,

untuk beberapa sakit
kamu tidak butuh obat
tidak juga apa pun, kecuali
butuh aku di situ--meresepkan rengkuh
dengan dosis paling erat.

untuk beberapa sakitkamu tidak butuh obattidak juga apa pun, kecualibutuh aku di situ--meresepkan rengkuhdengan dosis paling erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


....

Notes: Ini sebenernya udah ditulis dari kemaren tapi baru aja kelar tadi. Karna udah lama banget ga updatee jadi langsung ku update aja ya, ga nunggu besok sandékala, itung itung bayar utang 😅😅

SandékalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang