Crasst...
"AAAAARRRHHHH!"
"Ups!"
Di dalam sebuah ruang temaram terlihat seorang pemuda bersurai putih berjongkok tepat di hadapan seorang pemuda lainnya yang diikat mengenaskan di sebuah kursi.
Beberapa alat seperti palu, tongkat besi, pisau, kapak, obeng serta gunting tergeletak dengan beberapa bercak darah yang menodai lantai di sekitar mereka.
"Loh?" Pemuda bersurai putih itu bangkit seraya menarik dagu orang tersebut dengan ekspresi polos. "Sakit tidak? Wajahmu sekarang terluka"
Pemuda yang di tanya hanya gemetaran tanpa sepatah katapun yang dapat dia ucapkan. Matanya layu seperti akan segera kehilangan kesadaran. Rambutnya awut-awutan mengerikan. Beberapa darah menetes dari sisi wajahnya. Ada beberapa goresan di pipi dan beberapa luka lainnya di tubuhnya yang berbalut kaos putih sobek-sobek yang tampak kotor.
"Sial! Sia-sia aku bertanya. Sekarang wajahmu terluka bukan?"
Pemuda surai putih itu melempar pisau lipat yang tadi sempat dia gunakan untuk melukai sisi wajah pemuda lain. Pisau lipat itu jatuh sembarang setelah menimpa dinding, menyebabkan darah yang masih bersisa di sisinya menempel tipis di dinding.
"Baiklah, tadi aku cuma bersenang-senang. Kau tahu mengapa aku mau melakukan hal bodoh ini?", pemuda surai putih itu bertanya sambil menyeringai, menatap lurus pada pemuda lain yang terengah.
Rasa sakit yang di rasakan pemuda yang terikat itu mungkin masih menempel sepanjang detik yang dia lewati, sehingga tak sadar akan apa yang di bicarakan pemuda surai putih itu.
"Aku ingin bertahan hidup! Aku memerlukan uang! Ya, walau aku tak tahu sampai sekarang mengapa aku masih mempertahankan kehidupanku yang menyedihkan, mengotori tanganku dengan darah orang-orang yang tak berdosa! Tebak, seberapa banyak uang yang aku dapat dengan ini?", dia menopang dagunya dengan ekspresi datar.
"Aku peringatkan untukmu. Ya..., itupun jika kau lolos dariku setelah ini. Nah, aku mengatakan padamu bahwa pekerjaan ini kotor dan sangat menjijikan! Membunuh orang hanya karena beberapa koin uang adalah hal yang sangat menjijikan! MENJIJIKAN!"
Pemuda surai putih itu tiba-tiba mengacak rambutnya dengan amarah, berteriak dengan beberapa kata yang tidak jelas tanpa arti.
"Intinya adalah, mati saja kau lalu aku mendapatkan uangku!" Dia menarik salah satu kapak yang di lantai, tersenyum mengerikan saat mengangkatnya setinggi-tingginya di atas kepala pemuda yang terikat.
Pemuda malang itu mengeluarkan suara tercekik yang menyedihkan, melotot dengan alis rendah yang menunjukkan antara kepasrahan dan rasa horor yang mengguncang jiwanya.
"Oh, tenang saja. Akan aku pastikan kau tenang di alam sana!", bersamaan dengan itu kapak itu melayang ke kepala pemuda tersebut. Suara teriakkan perih menggema di ruangan, menyisakan rintihan yang lemah perlahan semakin lemah.
Pemuda surai putih itu tertawa, menatap percikan darah di tangannya. "Ini menyenangkan. Aku ingin melakukannya terus-menerus. Sekarang, mari membereskan mayat ini dan mengambil uangku!"
.
.
.
Sejak dulu hukum rimba selalu berlaku. Bahkan di dunia yang modern sekarang. Untuk apapun, aturan dunia yang manusia buat begitu kejam, menciptakan lautan darah di tengah lapangan yang luas. Rasa empati yang luntur, tata krama yang hilang, semua di kendalikan oleh nafsu dan naluri yang salah.
Hal itulah yang mendorong pemuda malang tersebut untuk melakukan segala cara agar dia bisa bertahan hidup.
Hidup sebagai tunawisma, tidak memiliki tempat pulang dan berkeliaran ke segala arah tanpa tujuan, mencapai hal yang tidak di ketahui dan terus menerus menghadapi hal yang sama. Begitu membosankan dan hampa.
Segala hal yang dia lihat perlahan mengasah otaknya. Melakukan hal-hal yang tak seharusnya. Aturan yang hilang dan akhirnya, sebuah kebebasan tanpa batas, _yang benar-benar salah.
Darah segar tumpah dan mengalir seperti tumpahan jus di tanah, bersama tubuh lemas lainnya yang sebagian sudah tak terbentuk.
Pemuda itu tertawa, menarik salah satu usus korban yang tercecer dengan pisau bernoda merah mengalir di besi dingin tersebut.
Dia mengeratkan tongkat besi yang penuh darah di lengan kanannya, menancapkannya di tanah dengan kepuasan yang nyata, hampir terlihat seperti predator yang siap mencabik mangsanya.
"Aku tahu di mana harus menjual organ tubuhmu. Setelah itu aku akan mendapatkan uangku", ucapnya sambil tersenyum penuh kesenangan.
Salah satu penunjang hidup di era modern adalah uang. Semua hal hampir tunduk oleh uang. Dan pemuda itu bersikeras agar mendapatkan uang bagaimanapun caranya. Bahkan jika dia harus mengotori tangannya dengan darah orang-orang yang tak berdosa.
_______
"Hiiiyyyyy!"Boboiboy menjerit pelan saat membaca cerita tersebut. Wajah menjadi tampak pucat sehingga seseorang mungkin saja bisa mengira dia sedang sakit.
"Woy, Boboiboy. Apa yang kau lihat di HP-mu?", tanya Fang yang berada di samping Boboiboy.
Pemuda surai raven itu mengerutkan kening kala melihat sahabatnya yang dulu suka memakai topi dinosaurus (sekarang tidak lagi)_ nampak heboh sendiri dengan ponsel yang di pelototinya.
Saat ini mereka berdua sedang berada di rumah Fang, lebih tepatnya duduk di sofa ruang tamu. Awalnya mereka sedang mengerjakan tugas sekolah bersama. Setelah selesai, mereka langsung memainkan benda persegi masing-masing.
Boboiboy membuka sebuah aplikasi cerita dan membaca cerita baru dari akun favorit yang dia ikuti. Nama akunnya adalah_ RevRVS. Dia benar-benar menyukai cerita dari Author RevRVS tersebut, di mana banyak cerita bernuansa gelap yang menjadi genre kesukaan Boboiboy.
"Hahahaha..." Boboiboy tertawa canggung saat menatap Fang, menggaruk tengkuknya. "Hanya membaca cerita. Author kesukaanku baru saja mempublikasikan ceritanya. Ceritanya keren... ummm dan horor", cicit Boboiboy di akhir kalimatnya.
Fang yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas, tak berniat memberi balasan.
Baru saja pemuda surai raven itu ingin duduk kembali dengan tenang, Boboiboy tiba-tiba berdiri dan meraih tasnya.
Fang mengernyit. "Aku kira kau masih asyik membaca. Mau ke mana?"
"Mau pulang saja. Di rumah lebih menyenangkan membaca. Hehehehe" Boboiboy menggaruk tengkukknya yang tidak gatal. "Aku pulang dulu, Fang..."
"Hmmm, oke"
Fang mengantar Boboiboy hingga ke drpan rumahnya. Setelah punggung pemuda itu menghilang, Fang kembali ke dalam rumahnya.
.
.
.
Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/294682851-288-k418967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Two Points of View
Mystery / ThrillerMereka kembar, tetapi memiliki sudut pandang dan kehidupan yang amat berbeda. Kehidupan yang damai dan normal. Kehidupan mengerikan dan betapa pedihnya dunia... Suatu hari mereka di pertemukan... Reverse x Bobioboy _[sibling]