HARAPAN YANG SALAH
Penulis : Aura Futri Fransiska
Dear Diary,
Untuk kesekian kalinya aku berharap kepada dia, berharap bahwa dia juga kembali menyukaiku. Sudah genap dua tahun aku menaruh rasa padanya, aku harus bagaimana? Apa aku harus menyatakan terlebih dahulu, atau terus menunggu dan berharap dia menyatakan perasaanya padaku? Harapan ku masih sama sampai detik ini, aku hanya ingin dia jadi bagian dari cerita hidup yang aku jalani. Tolong, beri aku solusi diary.
Aqeela menatap buku diary yang telah dia tulis dengan secerca harapan besar. Ya, sudah lama Aqeela mengagumi sosok Daniel. Lelaki yang menjabat sebagai kapten basket itu sudah memenuhi ruang hatinya sejak pertama kali Aqeela menatapnya. Aqeela jatuh cinta. Jatuh cinta pada pandangan pertama untuk pertama kalinya pada sosok Daniel.
"Kalau ada kesempatan, gue pengen beraniin diri buat ungkapin perasaan gue ke lo, Dan," tuturnya saya mengusap buku diary.
*
Hari ini adalah pekan olahraga nasional, dimana seluruh murid diharuskan memakai baju olahraga dan juga membawa bekal. Aqeela yang merupakan tipikal anak rajin sudah memenuhi peraturan sekolah. Kali ini dia sedang berada di ruang kelasnya, sesuatu yang membuat dia semangat hari ini adalah ... dia ingin mencoba mendekati Daniel. Daniel akan mengikuti turnamen basket hari ini, dan dengan ceria Aqeela membawakan minum dan juga handuk untuk menyeka keringat Daniel.
"Gue akan mulai, dari sekarang!" ujarnya.
Seseorang di balik pintu menatap Aqeela dengan senyum sumringah."Gue bakal bikin lo jatuh cinta sama gue, Qeel,"
*
Pertandingan basket sudah dimulai, Aqeela sudah duduk manis di tempat yang sudah disediakan seraya membawa sebotol minum dan juga handuk kecil. Daniel yang sedang bertanding pun kini sudah dipenuhi keringat, hingga membuat kadar ketampanannya semakin meningkat. Para kaum hawa pun berteriak histeris saat melihat Daniel menyeka keringatnya.
Hingga acara kini sudah selesai, tim Daniel lah yang memenangkan pertandingan. Daniel dan juga temannya mulai berjalan menepi, untuk sekedar minum dan istirahat. Dan ini saatnya Aqeela beraksi, dengan semangat yang ada Aqeela berjalan mendekati Daniel berniat memberikannya minum dan mengelap keringatnya. Tapi, Aqeela kecolongan. Ada gadis yang mendekati Daniel, dengan senyum sumringahnya membawakan minum dan juga handuk kecil berwarna hijau. Aqeela sontak berhenti di tempat, menyaksikan Daniel yang dengan senang hati menerima pemberian minum dari Tasya, teman Aqeela itu sendiri.
Dada Aqeela mendadak sesak, melihat pemandangan yang tidak pernah Aqeela sangka. Tasya mengkhianatinya, dia mendekati Daniel dengan terang-terangan. Padahal Aqeela selalu bercerita apapun tentang Daniel kepada Tasya, bahkan tentang perasaanya kepada Daniel, Tasya juga mengetahuinya. Air mata Aqeela mulai menetes, dia menjadi hancur saat itu. Cinta pertamanya sudah mempunyai pacar, dan juga teman akrabnya mengkhianatinya.
"Lo jahat banget, Sya. Padahal gue selalu cerita apapun tentang Daniel ke lo, dan ternyata lo sama Daniel pacaran," ucapnya bermonolog.
Seseorang tiba-tiba mengusap air mata yang ada di pipi Aqeela, membuat Aqeela terkejut atas perlakuannya. "Jangan nangis. Terkadang apa yang kita anggap baik itu belum tentu baik buat kita. Sama halnya kayak Tasya, lo anggap dia teman tapi sebenarnya dia juga yang udah nusuk lo dari belakang," kata lelaki itu.
"D--damar? L--lo kok?"
"Kenapa? Lo kaget gue tau semua tentang lo? Gue selalu perhatiin gerak-gerik lo Qeel, bahkan sampai saat ini," jelasnya.
"Kenapa lo segitunya?" tanya Aqeela.
"Jawa nya nanti aja, gue minta air minum lo dong. Boleh ga? Gue juga capek tau habis tanding basket lawan Daniel. Sekalian juga lap-in keringat gue," pinta Damar.
"T—tapi ...."
"Daripada mubazir Qeel, mending lo kasih buat gue. Percuma juga kalau lo mau kasih ke Daniel, dia udah punya cewe. Yang ada nanti lo di amuk,"
Ada benarnya juga apa yang dikatakan Damar. Semuanya akan sia-sia, bahkan Aqeela kini sadar, harapannya selama 2 tahun kepada Daniel saja sudah salah, apalagi dia selalu menceritakannya kepada Tasya yang diam-diam dia berpacaran dengan Daniel. Bodoh. Aqeela memang bodoh, harusnya soal rasa dia tidak ceritakan kepada siapapun, termasuk Tasya.
"Hei, kok bengong? Ayo lap-in keringat gue Qeel,"
"E--eh i--iya,"
*
Kini Aqeela dan Damar sedang berada di kantin untuk istirahat dan makan bersama. Mereka memesan bakso dan melahapnya. Aqeela yang masih kepo dengan pertanyaannya saat di lapang kembali mengajukan pertanyaan itu kepada Damar.
"Jadi, yang dilapangan, maksud lo selalu perhatiin gue itu kenapa, Mar?"
Damar sesaat berhenti melahap baksonya, dan segera menatap Aqeela yang meminta jawabannya. Damar minum terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Aqeela.
"Karena gue suka sama lo, bahkan sejak awal masuk sekolah gue udah suka sama lo, Qeel. Kalau di hitung itu setara saat lo suka sama Daniel, begitu juga saat gue mulai suka sama lo Qeel. Ya kalau di ibaratin sih, kita ada di fase mengejar seseorang yang sedang mengejar seseorang juga," kata Damar.
"Jadi selama ini lo?"
"Iya Qeel, selama ini gue suka sama lo. Gue mau deketin lo tapi gue gak bisa, gue gak bisa ganggu lo yang lagi suka sama Daniel. Sampai akhirnya lo udah tau semuanya, gue dateng buat lo, Qeel,"
"Kenapa lo gak kasih tau gue dari awal Damar? Kenapa?"
"Gue pengen lo liat sendiri tanpa ada campur tangan gue, Qeel. Gue pengen lo sadar sesadar-sadarnya, bahwa ada orang yang udah khianati lo,"
"Sekarang gue udah liat, gue udah tau semuanya, Mar. Gue ngerasa sia-sia udah suka sama Daniel selama ini,"
"Yaudah, lo gausah ngerasa gitu. Masih ada gue kok, gue bisa gantiin Daniel buat lo, itu juga kalo lo mau," ujar Damar menawari.
"Gue ... mau. Gue mau lo jadi pengganti Daniel buat gue, Mar. Gue bakal buka hati gue buat lo, asal lo mau nunggu sebentar lagi," kata Aqeela.
"Gue siap nunggu lo Qeel, gue bakal siap gantiin posisi Daniel. Tapi. gue mohon, lo harus suka sama sosok Damar bukan Daniel, oke?"
"Iya, Damar."
"Good girl!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisipan Asa
Short StoryKumpulan cerpen dari member komunitas Author Nob Official dengan berbagai tema. Jangan lupa follow untuk mengetahu lebih banyak tentang Author Nob Official