HARAPAN; Balik Keterdiaman

14 6 8
                                    

BALIK KETERDIAMAN

Penulis : Kai

Jeff, sang ketua OSIS sekaligus ketua kelas yang begitu berperan penting untuk SMA Taman Jaya, sekolah yang begitu terkenal akan murid-murid ambis dan bertalenta. Tidak heran jika banyak orang tua yang mengorbankan segala cara, supaya anak mereka menjadi salah satu murid di situ. Mulai dari mengikuti berbagai macam les khusus untuk masuk ke SMA Taman Jaya, maupun mendekati para jabatan penting SMA Taman Jaya supaya lebih mudah memasuki sekolah bergengsi itu.

Seperti pada hari Senin sebelumnya. Hari ini Jeff kembali menjadi pemimpin upacara. Badan Jeff yang tinggi dan tegap, serta suaranya yang lantang, juga kepribadiannya membuat Jeff menjadi langganan untuk menjadi pemimpin upacara.

Murid-murid cewek yang biasanya malas untuk mengikuti upacara pun jadi tak punya alasan untuk tidak mengikuti upacara. Apalagi dengan Shelen, cewek cantik blasteran itu bahkan jika berjalan di bawah cahaya matahati harus memakai payung dan kipas mininya. Sedangkan untuk melihat Jeff, Shelen rela berpanas-panasan untuk mengikuti upacara.

Seluruh sekolah tidak ada yang tahu jika Shelen menyukai Jeff, bahkan kedua sahabatnya pun tidak tahu.

Kalau Nana dan Bila curiga ada sesuatu di balik rajinnya Shelen untuk mengikuti upacara. Maka dengan mudahnya Shelen menjawab. "Gue anak bangsa. Jadi, sudah kewajibannya untuk mengikuti upacara."

Bahkan, Nana dan Bila berulang kali dibuat speechless oleh jawaban Shelen.

Shelen sengaja berbaris di barisan kelas duabelas, agar lebih dekat melihat Jeff. Tak tanggung-tanggung, Shelen bahkan baris pada barisan paling depan.

Shelen juga dengan sengaja memakai rok di atas lutut supaya dipanggil ke depan dan diurus oleh Jeff sang ketua OSIS tentunya.

"Gerah banget!"

"Kan sudah gue bilang ngadem di UKS aja," kata Nana. Cewek itu berbaris di belakang Shelen.

Mendengar suara Nana. Shelen baru mengingat kalau sahabatnya itu sedang dikuncir dua rambutnya. Tanpa pikir panjang. Shelen segera menarik sebelah ikat rambut Nana. Lalu Shelen naikan semua rambutnya menjadi satu dan mengikatnya.

"Hah! Segernya ...," kata Shelen tidak memedulikan Nana yang sedang marah-marah padanya di belakang.

Shelen kembali memfokuskan penglihatannya pada Jeff yang sedang melapor pada pembina upacara, bahwa upacara telah berakhir. Itu tandanya, sebentar lagi Shelen akan dipertemukan dengan Jeff. Shelen sungguh tak sabar mendengar namanya dipanggil.

"Shelen Ramadanti!"

Tepat sekali. Postur dan penampilan Shelen yang sangat mencolok dari semua murid. Ditambah Shelen adalah langganan murid yang selalu melanggar peraturan, membuat Shelen sangat mudah ditemukan dalam keramaian di lapangan.

Serta sekolah bergengsi itu sangat jarang ada siswa-siswi yang melanggar aturan sekolah. Jadi, sangat wajar hanya Shelen saja satu-satinya orang yang dipanggil saat ini.

"Iya, Pak, saya!"

Dengan semangatnya Shelen maju ke depan. Membuat semua tatapan langsung tertuju padanya.

"Selalu kamu, Shelen," kata Pak Somat di depan mic yang dapat didengar oleh semua murid.

Para murid hanya bisa tertawa mendengar penuturan guru gempal itu. Siapa yang tidak mengenal Shelen. Cewek yang selalu dipanggil namanya saat upacara telah selesai. Wajah blasterannya juga membuat dia begitu terkenal dikalangan murid-murid.

Di sisi lain, Jeff sedang berusaha mencari Rido-tangan kanan OSIS-yang selalu menuruti perkataannya. Berulang kali Jeff memantau Shelen saat dihukum, tetapi cewek itu selalu sengaja melambat-lambatkan pekerjaannya. Dan ia sangat tidak suka membuang-buang waktu hanya memantau cewek itu. Jadi, Rido satu-satunya orang yang bisa menggantikan tugasnya untuk memantau Shelen.

Sisipan AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang