[South Korea, Seoul - 2021]
Seorang pemuda dengan surai mullet two tonenya melangkahkan kaki mungilnya memasuki area fakultas di suatu Universitas ternama di Seoul. Sepasang telinga yang dipasangkan headset , pandangan lurus kedepan tanpa ekspresi yang ditunjukan pemuda tersebut tidak memperdulikan bisikan serta berbagai macam tatapan yang dilayangkan untuknya.
"bukankah itu Huang Renjun"
"itukah anak Dewan Parlemen yang diberitakan korupsi dan penggelapan dana negara"
"cih lihat barang yang dipakainya, itu berasal dari uangku"
"kabarnya dia juga seorang gay"
"dia sangat menjijikan"
Kurang lebih seperti itulah tanggapan mereka kepada pemuda yang bernama Huang Renjun.
Saat melewati lapangan
'Dug'
Sebuah bola basket mengenai punggungnya dengan keras, cukup untuk membuatnya merasakan sakit. Renjun menghentikan langkahnya dan berbalik, dilihatnya sekelompok mahasiswa yang tadi melempar bola basket tengah asik menertawakan Renjun 'bedebah sialan' batin Renjun mengumpati mereka yang dengan sengaja melempar bola basket kearahnya. Masih mempertahankan ekspresi yang datar Renjun menghampiri sekelompok mahasiswa tersebut.
"Minta maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Renjun dengan intonasi datarnya serta melayangkan tatapan tajam kearah sang pelempar bola cukup membuat mereka yang sedang menonton disekitar lapangan bersorak heboh.
"Hoo, takut dia galak. Gimana nih" ujar Crishtian pelaku pelemparan bola basket, menatap teman-temannya dan Renjun bergantian dengan wajah yang seolah-olah dibuat takut tapi justru membuat Renjun naik pitam.
"Renjun!" seruan yang menyebutkan namanya menghentikan langkah Renjun yang hendak memberikan satu pukulan telak ke wajah Crishtian. Renjun berbalik guna melihat siapa yang memanggil namanya, dapat dilihatnya tiga orang temannya berlari menghampirinya. Shotaro menahan lengan Renjun dan menjauhkan dari jangkauan Crishtian, sementara Sungchan dan Jungwoo memasang badan tepat didepan Renjun seolah memberi peringatan jangan sentuh Renjun hadapi dulu kami.
"Wah wah wah bodyguard nya datang, dibayar berapa kalian? atau jangan-jangan si koruptor kecil itu kalian gilir?"
'Bugh'
Satu pukulan tiba-tiba itu dilayangkan oleh Jungwoo tepat mengenai pipi Crishtian dan membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan sedikit darah. Crishtian mencengkram baju bagian depan Jungwoo menatap nyalang tepat di manik mata kecoklatan Jungwoo "Beraninya kau memukulku" hardik Crishtian didepan wajah Jungwoo.
"Jangan pernah berani berbicara apapun tentang Renjun dengan mulut sampah mu itu" Jungwoo menghentakkan kasar lengan Crishtian yang sedang mencengkram pakaiannya, berbalik dan mengajak ketiga temannya untuk meninggalkan lapangan karena sudah ramai yang menonton aksi perkelahian mereka. Baru tiga langkah Jungwoo menghentikan langkahnya berbalik "Dan satu lagi, jika kau masih mengganggu Renjun, kau akan berurusan dengan fakultas teknik." ancam Jungwoo lalu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Crishtian yang dibuat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST || {NoRen}
FantasyBerbuat baik tidak menjadi jaminan kita juga akan mendapatkan balasan yang baik pula, terkadang apa yang tidak kita harapkan bisa terjadi. Bertemu Lee Jeno adalah satu-satunya kejadian yang tak pernah Renjun bayangkan, entah itu keberuntungan atau k...