JUNA #2

66 14 17
                                    

Udah berapa minggu sy tdk up ya? maaf hehe.
Happy Reading~

"Jun,Kok kamu kurusan?"tanya Jino

Saat ini Jino dan adik adik nya sedang makan malam di ruang keluarga,sambil nonton ikatan love.

"Iih bang Jino body shaming,nggak boleh tau!"ucap Joko.

"Bukan bodi seming,abang tu khawatir"ucap Jino membetulkan.

"Nggak usah khawatir bang,Juna nggak apa apa kok"ucap Juna.

"Jun,abang minta jangan nyembunyiin apapun dari abang ya? kalo ada masalah jangan di pendem,kamu bisa ceritain ke abang.abang nggak mau kamu sakit lagi"pinta Jino.Juna tersenyum kaku,dan mengangguk ragu.

"Jun"panggil Saga.

"Iya bang?"jawab Juna.

"Gue harap lo nggak berbuat sesuatu hal yg bisa buat diri lo rugi"ucap Saga lalu berdiri dari duduk nya,dan berjalan terburu buru ke dapur.

"Mau kemana bang?"tanya zaki.

"Mau ngambil air,aduh makanan nya nyangkut di tenggorokan gue nih"ucap saga.

"Kerongkongan bang,bukan tenggorokan:("ucap Yoga sambil tersenyum seperti logo kumon.

"iya maksudnya itu!"ucap saga lalu pergi ke dapur.

"BANG! SEKALIAN YA!"teriak Jinan.

"AMBIL SENDIRI!"

"AELAH BANG!"

'Bang Saga tau?'

........

Juna bangun dari tidur nya sambil terengah engah,tubuh Juna bergetar ketakutan.Juna mencoba untuk menetralkan nafasnya,dan mengusap dada nya,mencoba untuk tenang.setelah merasa cukup tenang,Juna mengambil ponsel yg ia taruh di atas bantal.

"Jam setengah tiga pagi..."gumam Juna.

"Nggak bisa tidur lagiiii"ucap Juna frustasi.

Juna memutuskan untuk scroll Instagram,sambil menunggu adzan subuh.

"Eh,siapa nih? ini mommy nya zaki kan? mommy nya Zaki sama siapa? kok kayak familiar..."Juna menemukan foto mommy Zaki dan seorang pria yg wajah nya tampak familiar bagi Juna.

"H-hah?"mata Juna terbelalak,saat sekelebat ingatan muncul.

"Hh nggak mungkin haha"Juna tertawa hambar.

"Papi...?"

Sekelebat ingatan muncul lagi,ingatan saat ia disiksa oleh orang tua kandung nya sendiri.Di umur tiga tahun yg masih terbilang kecil,ia selalu dipukuli tanpa alasan yg jelas.Saat itu Juna belum mengerti apapun,ia hanya bisa menangis dan memohon ampun pada orang tua nya.

Rasa sakit itu membekas di ingatan nya,membuat Juna trauma dan mengalami gangguan mental.

Juna sempat berobat pada Jino,ia melakukan terapi dan sebagainya,dan Juna dinyatakan sembuh.

Tetapi entah kenapa akhir akhir ini ia selalu mengingat kedua orang tua nya,dan rasa takut itu pun muncul lagi.

"Nggak..."Juna memeluk lutut nya ketakutan.

"Jangan pukul Arjun...."

"Sakit pi.."

"Hiks Sakit..."Juna terisak,menangis dengan keras.dan Juna tidak perlu merasa khawatir akan terdengar keluar,karena kamar nya kedap suara.

Pada pukul tiga pagi,Juna masih belum berhenti menangis.
Juna mengambil sesuatu di laci nakas nya.

Cutter.

DYNAMITE [BTS Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang