0

2 0 0
                                    

"Atas nama ... Varen Wistara ya bu" ucap petugas koperasi sambil memberikan seragam yang telah dibeli oleh seorang ibu muda yang cantik itu.

"Terimakasih pak." Wanita itu pun berlalu.

Bersamaan dengan kepergian wanita tersebut, salah satu petugas yang bekerja bertanya kepada petugas yang menangani wanita tersebut.

"Nama anaknya Varen, tapi kenapa seragamnya setelan wanita ya?"

"Entahlah, dunia nampaknya sudah terbalik-" Belum selesai petugas itu menjawab, didapatinya seseorang yang membawa segepok uang dihadapannya.

"Saya beli 3 setel, seragam laki-laki." Ujar orang tersebut sambil menyerahkan jumlah uang untuk membeli 3 setel pakaian seragam.

Petugas koperasi itu pun memberikan 3 setel pakaian laki-laki berukuran L lalu mengambil buku catatan penjualan seragam.

"Atas nama-"

"Varen Wistara." Petugas itu pun berhenti untuk berpikir sejenak. Entah dunia yang gila, atau dirinya yang gila.

"Maaf, kalau tidak salah tadi seseorang telah mengambil setelan seragam wanita dengan nama Varen Wistara. Apakah saya tidak salah dengar?"

"Shit .. wanita itu telah mendahului ku ternyata. Tidak apa pak, tulis saja atas nama Ren, dan bapak bisa ambil kembaliannya. Terimakasih pak," Ujar pemuda itu sambil pergi berlalu keluar koperasi, meninggalkan petugas koperasi yang masih ngebug.

"Aku telah menabung 3 tahun lamanya, tanpa diketahui wanita tua itu untuk ini." Batin Varen sambil mencengkram erat setelan baju yang dibelinya.

_____________________________________

"Kenapa kau membeli seragam sendiri disaat aku sudah membelikanmu?! Pantas saja ibumu pergi meninggalkanmu, ternyata kamu sangat boros!" Teriak wanita muda yang dikenal sebagai ibu tiri dari Varen saat mengetahui Varen membeli seragam sendiri, anehnya lagi seragam yang dibeli Varen tidaklah sesuai dengan gendernya, yaitu Wanita.

"Apa urusanmu? Aku membeli seragam ini dengan uang yang ku tabung sendiri selama 3 tahun. Dan aku sudah bilang sejak awal, aku tidak pernah mengharapkan bantuan ataupun uang sepeserpun darimu. Dan satu lagi, jangan pernah berharap aku menganggap mu ibu kandungku." Lalu Varen pun pergi ke kamarnya dengan membanting pintu kamarnya. Meninggalkan ibu tirinya itu yang kini memijat keningnya.


Remaja itu pun melempar seragam yang dibelinya ke atas kasur lalu membaringkan dirinya diatas kasur. Saat sedang asik memandangi langit-langit kamarnya, handphone nya bergetar, menandakan ada pesan masuk. Ternyata it hanya sebuah pesan dari seorang gadis yang menyukainya.

Setelah membalas pesan gadis itu, Varen memandangi roomchat nya yang disana terdapat chat dari kaum Hawa maupun kaum Adam. Varen pun bangun lalu berdiri dihadapan kaca di kamarnya. Sembari menghela nafas kasar, ia bergumam.

"Tuhan, mengapa aku mewarisi ketampanan ayahku dan bukannya kecantikan ibuku."


























_____________________________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's label i am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang