2

26 5 40
                                    

Setelah melewati acara dinner bersama, kedua orang tua Fanny dan Jay sepakat untuk mempercepat pernikahan keduanya menjadi dua minggu lagi. Sontak saja Fanny yang tengah minum pun tersedak dengan keputusan itu.

Yang benar saja, apakah mempersiapkan pernikahan selama dua minggu akan cukup? Fanny benar-benar tak habis pikir terhadap keputusan para orang tua. Sudah cukup syok bahwa ia akan menikah di usia muda, kali ini ditambah syok lagi karena acara pernikahan akan dilakukan dua minggu lagi. Bahkan besok Fanny sudah diminta untuk fitting baju pengantin bersama Jay di salah satu butik terkenal.

'Cklek'

Pintu kamar Fanny terbuka dan terdapat sosok cowok yang tengah berdiri memandang ke arah dirinya.

"Heh dek kok belum tidur sih"

"Gabisa tidur kak"

Heeseung hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adiknya itu. Lalu ia masuk ke kamar dan duduk di ranjang adiknya itu.

"Kalo kamu main hp terus ya gabakal ngantuk lah" ujar Heeseung sembari mengambil ponsel milik Fanny.

"Ih Kak Heeseung balikin hape aku" Fanny menarik tangan Heeseung sembari mencoba merebut ponselnya kembali dari genggaman kakaknya.

"Nggak, pokoknya kamu harus tidur inget dek kamu mau nikah ga baik begadang buat kantung matamu"

"Ih tapi kan kak-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Heeseung membawa Fanny kedalam pelukannya dan kini posisi mereka terbaring sembari Heeseung memeluk Fanny.

"Dah tidur sini kakak temenin" ujar Heeseung sembari mengelus-elus kepala Fanny. Jujur saja tidur sembari di peluk Kak Heeseung adalah tempat yang paling nyaman dan paling favorit bagi Fanny. Dahulu ia sering seperti ini ketika kedua orang tua mereka pergi dinas ke luar negeri atau ketika hujan deras karena pada dasarnya Fanny takut pada petir.

"Kak"

"Eung?"

"Menurut kakak apa aku sanggup ngejalanin ini semua?"

"Kakak yakin sih kamu bisa"

"Kok kakak bisa yakin gitu sih?" Fanny melepaskan pelukan dan menatap sinis ke arah Heeseung

"Ya kan kamu adek kakak"

"Apa hubungannya?"

"Ya masa kakak ga yakin sama adeknya sendiri sih"

"Tenang aja dek, Jay tuh orangnya baik kok"

Mendengar ucapan Heeseung, Fanny dengan cepat menoleh ke arah kakaknya itu dengan tatapan tidak percaya "Mana ada? orang tiap aku ketemu Jay aja selalu di bully"

"Dia bully kamu berarti tandanya karena dia mau diperhatiin sama kamu" jelas Heeseung

"Ih kakak mah bela aja terus si Jay, sana pergi-pergi aku mau tidur"

Tak mendengarkan ucapan adiknya Heeseung kembali memeluk adiknya untuk balik ke posisi tadi. Katanya sih mumpung masih sempet manja-manjaan sebelum Fanny resmi menjadi milik Jay.

~*~*~

Keesokan harinya...

Jam kini menunjukkan pukul 10.43 dan sebentar lagi Fanny akan pergi bersama Jay menuju tempat fitting baju berdua. Iyap berdua doang tanpa ditemani orang tua mereka. Katanya sih buat pembiasaan sebelum menikah nanti.

"Beuh cantik kali adek kakak, cie mau ngedate sama Jay" ledek Heeseung

"BRISIK DEH, siapa juga yang mau ngedate" lalu Fanny pun turun dan tak menghiraukan ejekan kakaknya yang kini membuntutinya di belakang.

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang