1

673 37 1
                                    

Suara gemericik air memecah keheningan di tengah gelapnya malam, seorang pemuda yang baru genap berusia 24 tahun itu terbangun dari tidurnya untuk mengambil air wudhu sebelum menunaikan solat malamnya.

Tidak bisa kembali tidur, ia memutuskan untuk membuka jendela kamar apartemennya dan menyulut rokoknya. Dengan rambut dan wajah yang masih setengah basah, ia menatap kosong langit malam kota Jakarta itu.

Jam-jam seperti ini memang cocok untuk overthinking, dunia tampak tenang dan sunyi. Pemuda bernama Boby itu sedang mengenang memori satu setengah tahun yang lalu, dimana ia sedang berjalan bersama seorang wanita berparas cantik. Ekspresinya masih tergambar jelas di otak Boby, tiap kata yang keluar dari mulutnya juga masih ia ingat hingga saat ini, terutama sebuah kalimat yang meninggalkan bekas luka di hatinya sekarang.

"Kak, maaf tapi hubungan kita cukup sampai di sini ya? Mm, aku minta maaf, tapi aku rasa kita udah nggak cocok lagi kak, a-aku mau kita putus, kak."

Tiap kali Boby mengingat kata-kata itu, hatinya seolah tertusuk sebuah pisau dingin, hingga timbul rasa nyeri dan ngilu. Tiap kali ia mencoba melupakan kenangannya bersama gadis itu, ingatannya malah tergambar makin jelas.

"Haah, damn it" keluh Boby di tengah dinginnya malam itu.

Kegelisahannya semakin terdorong hingga batasnya setelah beberapa hari lalu gadis itu menghubunginya untuk memberikan sebuah undangan.

Ya, gadis itu telah menemukan pengganti Boby sekaligus pria yang akan menjadi tambatan hati untuk selamanya. Sedangkan Boby? Bayangan masa lalu masih menghantuinya hingga kini, pesan singkat yang dikirimkan oleh seseorang bernama Shani itu semakin membuatnya tenggelam dalam kegelapan. Bohong jika ia mengatakan turut bahagia mendengar kabar itu, kalimat itu hanya formalitas yang ia ketika layaknya orang-orang pada umumnya, padahal hatinya tidak sekuat itu.

Sebenarnya ia tidak terlalu kaget dengan undangan pernikahan Shani, toh beberapa bulan yang lalu ia mendengar berita bahwa Shani telah dilamar. Namun tetap saja, ia tidak siap melihat mantannya itu mau menikah.

Sesulit itu bagi Boby untuk move on, rasanya separuh jiwanya pergi bersamaan dengan Shani yang berjalan melangkah makin jauh darinya. Ya beginilah hidup, ada yang datang dan ada yang pergi.

Setelah menghabiskan sebatang rokok, ia memutuskan untuk kembali ke kasur, ingat bahwa pagi nanti ia harus menjalani kewajibannya untuk bekerja. Dengan segala kerisauannya, ia berusaha memejamkan matanya itu.

.

Suara kencang alarm membangunkan seorang gadis dari tidurnya, dengan semangat ia bangun dan mematikan alarm pengingat itu. Ia segera bangkit dari kasurnya dan bergegas ke kamar mandi. Namun gadis itu terkejut ketika mendapati seorang pria sudah berada di ruang tamu, berbincang dengan ayahnya.

"Loh, mas Vino?! Ngapain jam segini??"

"Ngapain apa? Orang kebetulan lewat aja kok, mau berangkat bareng? Mumpung aku udah disini" Elak Vino. Padahal ia sengaja datang pagi-pagi untuk menjemput Shani.

"Ihh, nyebelin. Yaudah bentar aku mandi dulu tungguiiin"

"Iya sayang, bangun tidur aja cakep gitu, heran deh" balas pria bernama Vino itu lirih. Ia tak segan-segan memanggil Shani dengan sebutan sayang di depan ayah dari calon istrinya itu. Yaa meskipun mereka sudah bertunangan, tapi tidak semua laki-laki memiliki keberanian seperti Vino. Hal itu membuat wajah Shani memerah dan lari menuju kamar mandi. Pagi ini, moodnya sangat baik apalagi setelah melihat wajah kekasihnya itu.

.

Boby sampai di kantornya, sebuah kantor perusahaan yang bekerja di bidang konstruksi, dalam hal ini adalah kontraktor BUMN yang namanya sudah terkenal di penjuru Indonesia. Seperti biasa, ia menyalakan komputer di mejanya dan mulai mengerjakan tugas-tugasnya.

"Pagiiii kak Bobyyy" Sapa seorang gadis yang berjalan menghampirinya.

"Eh, pagi juga Nin, semangat banget deh ada apa nih" balas Boby. Gadis itu adalah Anin, rekan kerja atau lebih tepatnya junior Boby di divisi kantor ini. Anin merupakan gadis yang ceria, ia adalah moodmaker divisi ini.

"Ada dehh pokoknya lagi bahagia banget nih kak, eh mau kopi gak kak, nih udah aku buatin"

"Boleh-boleh, makasih ya Nin hehe" Anin memang dekat dengan Boby, sejak masuk ke sini, Boby menjadi salah satu senior yang paling perhatian dengan anak baru di divisi ini, kebetulan juga tempat duduk Anin berada di sebelah Boby, membuat mereka lebih sering berinteraksi.

"Niiin, sini bentar dong habis ini, mau minta tolong dikitt" celetuk seorang wanita berusia seumuran Boby yang meminta bantuan Anin.

Anin mengangguk tanda ia mengerti, segera ia beranjak dari posisinya itu.

"Dah ya kak, jangan lesu gitu dong, ayo semangat!!" Boby hanya membalasnya dengan senyum tipis. Setidaknya suasana ruangan divisinya ini sangat nyaman sehingga membuatnya melupakan tiap masalah yang jadi beban pikirannya.

Mungkin tidak sedikit orang di ruangan ini yang menyadari perasaan Anin terhadap Boby. Ya, gadis itu menyimpan perasaan pada seniornya.

Boby sendiri? Sebenarnya ia juga sama, keberadaan Anin menjadi salah satu motivasi Boby untuk menjalani hari. Namun ada perasaan takut yang timbul, seolah ada sebuah rantai yang membelenggu hati Boby saat ini. Ia takut ia akan mengecewakan Anin karena masih tidak bisa melupakan Shani. Ia takut hatinya yang masih belum siap itu akan terluka lagi. Boby sekarang sedang berdiri di atas lapisan es yang tipis, sedikit dorongan saja akan membuatnya jatuh ke jurang tanpa dasar.

Namun semua mindset itu coba Boby hilangkan. Pasalnya, sejak beberapa hari yang lalu ia telah memikirkan sebuah alasan untuk mengajak Anin jalan. Dengan segala ketakutan yang ia rasakan dan pertimbangan yang ia pikirkan berulang kali, akhirnya hari ini Boby mencoba melangkah maju.

"Nin"

"Hmm?" balas Anin dengan pandangan terkunci ke layar laptopnya.

"Sabtu besok free nggak?"

"He'em, kenapa kak?" Anin masih fokus dengan tugasnya.

"Mau nonton spiderman no way home? Aku ada tiket satu lagi nih"

*uhuk* "Hah beneran? Boleh aja kak, aku weekend gaada acara kok" Anin tersedak. Ia langsung menoleh ke Boby dengan ekspresi kaget.

"Eh ini date kan? Diajak nonton konsepnya sama kayak ngajak jalan kan?" Gumam Anin dalam hati. Ia tidak menyangka perkataan tersebut keluar dari mulut Boby. Sejak ia bekerja disini setengah tahun lalu memang mereka dekat, namun baru pertama kali ini Boby mengajaknya jalan. Tak peduli dengan apa niat Boby, Anin tetap senang jika menghabiskan waktu dengan seniornya itu.

Toh Anin juga tidak tahu dengan kehidupan asmara Boby, beberapa rekan kerjanya pernah mengatakan bahwa Boby single, namun Anin tidak begitu saja percaya, pasalnya dengan wajah Boby yang tampan itu rasanya aneh jika masih single. Meskipun selama ini Anin tidak pernah mendapati postingan di sosial media Boby yang menunjukkan kedekatannya dengan seorang wanita, ia tetap tidak mau mengambil kesimpulan. Anin juga tidak mau mengorek informasi itu karena ia tau bahwa hal tersebut adalah privasi orang lain.

Satu yang pasti, ajakan Boby tadi sudah cukup membuat hatinya berbunga-bunga sekarang.

"Iya serius Nin, malah ngelamun heyy. Halo, bumi kepada Anin, tes 1,2,3" Ucap Boby sambil tertawa kecil. Ia menggerakkan telapak tangannya di depan Anin, mencoba membangunkan Anin dari lamunannya.

"Ah, maaf-maaf. Iya kak siap!! Kebetulan aku juga nungguin film itu, tapi gara-gara hype banget jadi sengaja nunggu beberapa hari dulu soalnya pasti rame banget"

Nampaknya hari ini jadi hari yang berharga bagi mereka berdua. Boby bernafas lega, mungkin bagi orang lain itu hanyalah hal remeh, namun bagi Boby merupakan sebuah langkah besar untuk move on.

Sambil melanjutkan pekerjaan mereka, Boby seringkali menjahili Anin ditengah hecticnya kesibukannya, hal yang sering dialami Anin tiap hari. Pasalnya, Anin yang polos memang seringkali jadi sasaran empuk keusilan orang kantor ini, terutama Bobi.

Halo, salam kenal semuanya. Mungkin karakternya agak jadul wkwkwk, maklum penumpang kapal gaib, tapi bakal ada karakter yang lebih fresh kok kedepannya. Cuma buat seru-seruan aja, gausa dibawa serius. Baru belajar nulis juga, semoga suka ya heheheh, makasi juga buat yang udah mampir dan baca.

Akatsuki no UtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang