Alvnr 37

468 46 31
                                    

Satu minggu sudah berlalu, ujian pun sudah mereka selesaikan. Kegiatan di sekolah saat ini adalah : classmeet, dimana semua warga sekolah mengikuti setiap event yang di adakan.

Sama hal nya dengan Nara, yang telah menyelesaikan permasalahan nya dengan Alvan. Tepat di hari sabtu sore, Alvan datang ke rumah Nara. Dia mengajak Nara menonton, tapi Nara menolak karena malas. Jadi Alvan membawa nya ke kedai tempat dimana awal mula Nara merajuk pada nya, karena seorang wanita yang tak sengaja menabrak Alvan.

Selesai makan di kedai itu, Alvan mengajak ke sebuah pameran berhubung langit sudah mulai gelap.

Di pameran Alvan banyak mengajak Nara bermain. Dengan hal - hal sederhana saja Nara senang. Yang awal nya seperti malas, tapi setelah di ajak ke pameran Nara merasa senang dan mengubah raut wajahnya.

Setelah banyak nya permainan yang mereka coba, penat yang mereka rasakan saat ini. Mereka memilih duduk di kursi kosong yang tersedia disana. Ah bukan mereka, melainkan Nara. Karena, Alvan tengah pergi membeli minuman.

Setelah membeli minuman, dia kembali ke tempat Nara berada. Diberikan nya sebotol minuman kepada Nara, kemudian dia duduk di sampingnya. Alvan membuka penutup botolitu lalu meneguknya. Sedangkan Nara, dia tidak bisa membuka penutup itu, karena tutup nya sangat rapat. Sehabis Alvan minum, dia mengambil botol Nara dan membuka nya.

Tutup berhsil dibuka, alvan menyodorkan botol itu dan diterima oleh Nara. Alvan terus memerhatikan Nara dari samping, Nara meneguk minuman itu hingga tersisa setengah. Alvan terkekeh, sehaus itu kah kekasihnya? Sedangkan Nara merasa aneh, apa yang Alvan lakukan tadi.

Merasa gemas dengan Nara yang keheranan, Alvan mencubit pipi kanan Nara membuat sang empu nya kesal. Nara pikir Alvan akan marah selama lama nya, tapi kayak nya itu enggak mungkin. Alvan bisa mengesampingkan ego nya, dan bersikap seperti biasa sebelum masalah itu datang menghampiri. Malu, itu yang Nara rasakan. Ini di tempat umum woi! Banyak orang berlalu lalang.

Alvan malah terkekeh, lalu dia mengusap kening Nara yang mengeluarkan keringat. Nara hanya diam, melihat perlakuan Alvan padanya. Alvan bukan kebanyakan lelaki yang banyak omong, dia tidak terlalu pandai dalam hal menyatakan sesuatu. Dia lebih menunjukkan nya pada perlakuan.

Perlakuan manis Alvan malam itu mengartikan kalau dia ingin meminta maaf dan berdamai. Tentu dengan senang hati Nara mengiyakan, berkat Deva dan Bilal mereka sadar dan mengesampingkan ego nya.

"Woi!"

Nara terkejut, tiba tiba saja Zia datang dengan menggebrak meja di depan Nara. Ya, sebelum nya Zia, Nisha, dan Ana pamit ke kantin dan Nara tidak ikut, malas katanya. Zia datang sendiri ke kelaa untuk mengajak Nara menonton pertandingan futsal yang di selenggaran di sekolah.

"Kaget tau!"

"Ya suruh siapa ngelamun?!"

"Ck, mau apa sih? Ana sama Nisha mana?"

"Mereka lagi nonton futsal"

"Dimana?"

"Rumah bapak lu!" jawab Zia jengkel.

"Serius, anjir?"

"Ya di lapangan lah, bege!"

"Udah tau!" ujar Nara, lalu bangkit meninggalkan Zia di kelas.

"Si anying!" kata Zia, memandang pergi nya Mara. Tak lama dia juga pergi menyusul.

°°

Lapangan kini penuh dengan siswa laki laki. Ada yang berada di kirsi penonton, ada juga yang berada di sisi lapangan.

Seperti saat ini, Alvan dan teman teman nya berada di sisi lapangan. Niat nya mereka akan mengikuti pertandingan futsal antar kelas ini, ah ralat, hanya Liam, Daffa, dan Bilal saja yang bersemangat ikut bertanding.

ALVANARA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang