Derap langkah seorang gadis terus menyusuri koridor sekolah. Sudah menjadi hal yang biasa jika dia menjadi pusat perhatian banyak orang seperti sekarang ini.
Zivara Levronka Winata, ini hari pertamanya menyandang siswa baru di sekolah SMA Angkasa.
Penampilannya yang sedikit urakan itulah yang menjadi atensi pandang siswa di sekitar.
Cantik sih, tapi penampilan kaya preman. Begitulah sekiranya yang telinga gadis itu tangkap.
Memilih tak menghiraukan,dia terus fokus dengan ponselnya. Hingga tak sengaja, dia menabrak tubuh sesama jenis yang lari dari arah berlawanan.
brukh!
"Akh! Pantat gue" Ziva meringis sembari bangkit dari posisinya. Tangannya ia gunakan untuk membersihkan bagian belakang roknya,seolah banyak debu menempel disana.
"Punya mata nggak si lo! main nabrak-nabrak aja"
Ziva melirik ke lawan bicaranya. Singkat, sebelah sudut bibirnya terangkat. "Enggak ada,mata gue dicolong tikus got!"
"Pantes"
"Yaudah awas gue mau lewat!"
Gadis tadi berdecak,dia melirik penampilan Ziva dari atas kepala hingga ujung kaki.
"Stop! damai dulu, gue gak suka ada orang punya dendam pribadi sama gue"
Zivara menghentikan langkahnya,dia membalikan badan ke belakang. Tepat disana,cewek tadi tengah berjalan ke arahnya.
"Btw, penampilan lo oke. Bestie sabi kali nih" dia menjulurkan tangan kanannya.
Tanpa berpikir lama, Zivara langsung membalas jabatan tangan gadis di hadapannya. Ini teman pertamanya yang dia dapat.
"Diem lo gue anggap kita teman" Kedua gadis itu tersenyum miring sulit di artikan.
* * *
"Assalamualaikum anak-anak,hari ini kelas kita kedatangan siswa baru. Silahkan masuk nak"
Mendengar aba-aba dari dalam,Zivara langsung masuk begitu saja. Tanpa salam tanpa sapa, dia kini berdiri di hadapan papan putih.
"Silahkan kenalkan diri kamu nak"
"Kenalin dong cantik. Tau istilah tak kenal maka tak sayang kan? Makanya kenalan dulu biar bisa sayang-sayangan"
HUUUUU!
Zivara mengganguk. Sekilas dia melirik tepat ke cowok yang baru saja mengangkat suaranya. Tanpa dia ketahui juga, seseorang di antara mereka mengangkat tinggi sebelah sudut bibirnya.
"Nggak usah basa-basi,panggil aja Ziva"
"Yuhuy! Dek Ziva Abang boleh minta id line nya nggak nih?"
HUUUUU!
"Sudah diam kamu Theo. Sekarang Ziva boleh duduk di bangku yang kosong"
Tanpa menjawab ucapan sang guru,Zivara langsung melangkah ke meja dekat tembok tepat urutan ketiga dari depan.
"Sini besti, bareng gue aja"
Seperti tak asing suaranya,Ziva menolehkan pandangan. Tepat di pojok belakang,cewek yang tadi pagi menabraknya tengah menaik-turunkan alisnya.
Cepat,dia berjalan ke arahnya. Mungkin lebih baik dia satu bangku dengan cewek itu, pikirnya.
"Awas lo cupu, pindah ke depan" Cewek tadi menyingkirkan tas teman sebangkunya ke bangku yang hendak Zivara duduki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVARA
Teen Fictionsebuah kebahagiaan yang kurindukan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - "Aku capek tuhan,boleh aku pulang?" - Zivara Levronka Winata