Four

1K 124 5
                                    

Bianglala besar itu bergerak dengan pelan, mengayunkan para orang yang menaikinya termasuk Jeno dan Jaemin yang tengah berada di salah satu bianglala tersebut.

Mata Jaemin tak pernah lepas memandang Jeno. Sedangkan objek yang di lihatnya itu sedang memandang langit malam yang penuh dengan bintang.

Jaemin tidak tahu mengapa dirinya bisa sejatuh hati ini dengan kekasih orang. Cintanya berlabuh sepenuhnya kepada Jeno.

Dari banyaknya orang yang berusaha mendapatkan atensinya, hanya Jeno lah yang mampu merenggut seluruh atensinya tanpa usaha apapun.

Jaemin tidak munafik jika hal pertama yang membuatnya jatuh hati adalah fisik. Jeno sangat manis dan menawan. Di dukung kepribadiannya yang baik juga membuat Jaemin semakin jatuh hati di buatnya.

Betapa beruntungnya Mark Lee memiliki Jeno, itulah hal yang selalu ia pikirkan.

"Jangan ngalamun, ntar kesambet!" Tegur Jeno.

Sontak Jaemin pun tersadar dari lamunannya. Ia menunjukkan cengiran khasnya kepada Jeno.

"Lo kok manis banget sih, kayanya gue gak pernah deh liat lo jelek."

"Ya orang cakep mana pernah keliatan jelek." Sahut Jeno percaya diri.

Jaemin terkekeh mendengarnya. "Percuma sih cakep tapi bukan punya gue."

Jeno tidak menanggapi candaannya, tapi Jaemin yakin betul jika pujaan hatinya itu mendengar dengan jelas.

"Harusnya lo jadi pacar gue ya gak sih."

"Enggak tuh."

Jaemin mengulum bibir mendengar sahutan Jeno.

"Sekarang lo boleh ngomong gitu, tapi kalo takdir bilang lo jodohnya sama gue jangan nangis ya."

Jeno menatap Jaemin dengan kesal. Mengapa pemuda di hadapannya ini sangat mengharapkan hubungannya berakhir dengan Mark.

"Sekarang gue tanya sama lo, sebenernya lo beneran sayang gak sama gue?" Tantang Jeno.

Mata Jaemin berbinar mendengar pertanyaan tersebut.

"Sayang banget lah sampe rasanya mau gila." Balas Jaemin mantap.

Jeno berdecih mendengarnya. "Kalo lo sayang kenapa lo berharap gue putus sama Mark, itu jelas bakalan bikin gue sedih. Harusnya lo doain gue sama dia langgeng biar gue bahagia."

Jaemin tertawa miris, "lo gatau aja seberapa banyak pengorbanan gue selama ini. Seberapa besar perasaan yang gue korbanin sejak lo jadian sama Mark."

Sejenak Jeno terdiam, mencerna ucapan temannya itu. Setelah beberapa saat ia menghela nafas berat dan berucap,
"Na lo itu cakep, tajir, pinter, siapapun bisa lo dapetin. Kenapa lo malah nunggu yang gak pasti."

"Ck, gue gak bisa dapatin siapapun yang gue mau. Buktinya gue gak bisa dapetin lo."

"Ya kenapa harus gue?"

"Karena gue maunya lo, Jeno."

Jeno bungkam, Jaemin ternyata lebih keras kepala daripada dugaannya selama ini. Pemuda itu tidak mengenal kata menyerah. Terus berusaha walau dirinya sendiri tak yakin apakah usahanya akan berhasil.

"Mark Lee punya apa sih sampe lo segitu cintanya sama dia?"

Sebenarnya itu adalah pertanyaan yang selalu berputar di otaknya. Tentang kelebihan Mark dan tentang rasa insecure Jaemin. Nyatanya Jaemin kerap di datangi rasa tidak percaya diri untuk merebut Jeno dari seorang Mark yang nampak sempurna dari sisi manapun.

Tapi bagaimanapun rasa cintanya melebihi rasa mindernya tersebut.

"Coba kasih tau gue kenapa lo bisa secinta itu sama Mark dan apa yang gue gak punya tapi Mark punya. Sampe lo sama sekali ga noleh ke siapapun lagi setelah jadian sama cowok itu."

Second Lead [MarkNo] [JaemJen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang