Mentari

11 0 0
                                    

Mentari pagi menyelinap masuk ke cela jendela menyinari gadis kecil yang duduk termenung diatas ayunan kursi gantung. Gadis kecil itu berparas cantik, putih dengan rambut panjangnya yang bergelombang, bulu mata yang lentik, bola mata yang bulat serta senyuman kecil selalu terukir di wajahnya. Ia adalah sosok yang periang dan ceria dan yang paling ia senangi adalah menyaksikan terbitnya matahari.

Tokk.. tokk.. tokk..

Suara ketukan pintu membangunkan gadis itu dari lamunannya. Ia pun menghampiri suara ketukan pintu tersebut. Seorang wanita paruh baya muncul di balik pintu.

Nak.. minum obat dulu. Kata wanita itu dengan suara yang lembut tak lain adalah sang mama

Gadis itu melangkah kembali ke tempat duduknya dan diikuti oleh sang mama. Sang mama membawakan segelas air dan sekotak obat. Gelas air pun diberikan kepada gadis kecil itu dan kemudian membuka kotak obat lalu memberikan satu demi satu obat yang ada ditangan sang mama. Gadis itu mengambil dan meminumnya.

Sayang.. hari ini nggak usah ke sekolah ya. Besok aja. Kata sang mama sambil mengusap kepala anaknya lalu menciumnya.

Gadis itu hanya mengangguk tanda setuju. Sang mama pun keluar dari kamar gadis kecil itu. Ia kembali menikmati terbitnya matahari sambil menatap ke arah luar jendela yang sudah mulai ramai dengan suara anak-anak yang berangkat ke sekolah.

Gadis kecil itu hanya duduk termenung. Dan ia pun menatapi langit dan bertanya

Akankah ada kehidupan untukku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERI MUNGILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang