Episode 3 - Cobaan

14 5 0
                                    

Aku mulai berjalan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Kurt, sepanjang jalan hanya terlihat sekumpulan pohon rimba yang menjulang tinggi.

Suasana sangatlah sunyi disini, dan terkadang angin menerpa sehingga membuat bulu kudukku berdiri.

Karena bosan, aku membuka Status, diriku dikejutkan dengan sebuah tab baru yang ada disana, 'Skill Pasif '

Sebetulnya aku tidak terlalu kaget, karena hal ini normal saat pemain mencapai level tertentu.

Aku membukanya, hanya satu skill yang terdapat didalamnya, yaitu
'Magic Shield'

Aku akan menjelaskannya dengan pengalamanku bermain Game ini, 'Skill pasif' hanya muncul ketika pemain memiliki skill yang memungkinkan untuk digunakan secara otomatis, contohnya seperti skill 'Magic Shield', Skill ini bisa otomatis aktif  ketika pemain akan terkena serangan apapun, namun kelemahannya adalah hal tersebut memerlukan banyak sekali pemakaian ManaPoint(Mp).

Dan ini sangat menguntungkan bagiku, yang tidak memiliki batasan MP, hahaha.

Aku melanjutkan perjalananku, jalanan yang becek dan dipenuhi lumpur, memaksaku untuk berteleportasi.

"Mengapa disekelilingku hanyalah pepohonan dan hawa dingin, kapan aku bisa sampai ke Kota."

Semakin berjalan, udara semakin lembab, dan dingin. Seperti tidak ada kehidupan disini.

***

"selanjutnya kita akan menuju kemana, Kak?" tanya Len kepada Kakaknya Glen.

Sembari menaruh tumpukan kayu bakar, dan menyusunnya menjadi api Unggun,

"Istirahat saja dahulu, selanjutnya Kita akan menuju kota Vuti, untuk mengambil perbekalan, lalu melanjutkan perjalanan menuju hutan Gtuyug." ucap Glen yang sedang menyandarkan tubuhnya di Pohon.

"Makanlah terlebih dahulu sebelum tidur, pantas saja kau terlihat kurus akhir-akhir ini." ucap Len.

"Kau sangat cerewet, Len." kata Glen saat mendengar ocehan dari adiknya.

"terserahmu saja, dasar kepala batu." cetus Len.

"Fire!,"

Sebuah Api keluar dari tangan Len dan membakar Kayu yang sudah disusunnya menjadi api unggun, lalu mengambil daging yang sudah dikuliti dan memanggangnya.

"tidak mau makan yasudah, aku akan menghabiskannya bersama Kurt." ucap Len cemberut.

Len adalah seorang penyihir kelas tiga, karena bisa menguasai berbagai elemen sihir.

Ditemani oleh kakaknya Glen dan rekannya Kurt, membuat mereka menjadi Kelompok Petualang yang cukup Kuat.

"Ngomong-ngomong, dimana Kurt?"
tanya Len karena menyadari rekannya tak kunjung datang.

"Tenang saja, dia bilang akan berburu sebentar, dan berpesan jangan mengkhawatirkannya."
jawab Glen dengan tubuh yang sudah bersandar dipohon.

Suara burung berkicau menemani kesunyian Hutan.

"Hei Kak, kenapa kita harus berbohong kepada orang tadi?" tanya Len dengan muka penasaran.

"Apa maksudmu?" jawab Glen bingung.

"Orang yang tadi, kita telah menipunya, jika melewati jalan itu akan sampai ke Kota dengan cepat."
ucap Len.

"Apa yang kau katakan?, Kita tidak menipunya, jalan itu memang jalan tercepat untuk menuju ke Kota."
ucap Glen dengan santai.

"tapi, dia akan melewatinya, dia akan melewati Hutan Dominic Risk, Hutan yang mengerikan dan isinya hanyalah sekumpulan binatang sihir menakutkan, dan bahkan Petualang kelas A atau S pun kesusahan untuk melewatinya." kata Len.

Seorang lelaki datang dari atas Pohon, yang ternyata adalah Kurt, rekan mereka berdua.

"sudah matang?" tanya Kurt, duduk didekat api unggun, sembari mengecek daging yang dipanggang oleh Len.

"hei Kurt," panggil Len.

"Hmm.. " jawab Kurt simpel.

"Kau ingat orang yang tadi?"
tanya Len.

"ingat, memangnya kenapa?"

"Apa yang akan terjadi padanya?"

Len termenung dan bingung.

"dia akan baik-baik saja,"
ucap Kurt.

"dari mana kau tahu?"
tanya Len lagi, penasaran.

Kurt menatap Len, dan berjalan kearahnya lalu duduk disampingnya.

"Dia berasal dari daerah timur bukan?, kau tahu disana hanyalah tempat monster mengerikan yang tak bisa kau bayangkan sebelumnya. Dan ia bilang, dirinya berasal dari sana, Ia pastinya seorang yang sangat kuat," jawab Kurt.

Len terdiam, sembari membalik dagingnya.

"kau mengkhawatirkannya karena akan melewati hutan Dominic Risk bukan?, dibandingkan daerah timur, Monster yang ada dihutan itu bagaikan seekor kucing dan yang disana adalah seekor harimau, perbedaannya terlalu jauh, pastinya binatang sihir bukanlah apa-apa baginya," lanjut Kurt.

"begitu ya," ucap Len datar.

"dagingnya sudah matang, ayo makan."
ucap Glen yang sedari tadi sudah mulai memakan daging, karena Len dan Kurt sibuk bicara.

"kenapa kau tidak tidur saja sih, dasar kakak bodoh." kata Len.

***

"ini bohong kan! Apa-apaan ini?!!
kenapa banyak sekali Monster disini!!!"

Dihadapanku terdapat banyak sekali Monster mengerikan yang siap untuk membunuhku.

To be Continued

Mohon Kritik dan sarannya ya teman-teman, hal itu sangat membantuku.

Karena kita bisa belajar melalui kesalahan.

Terimakasih sudah membaca :)

Missions Zanx OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang