03

50 10 1
                                    


🏘

"LOH"!!!

"KENAPA LO BISA ADA DI CAFE INI? APA LO MAU NYOLONG? TERUS JUGA KENAPA LO BISA ADA DI TEMPAT BARISTA?!!" Sarkas Mark sambil menunjuk wajah Haechan

Dengan kesabaran yang setebal ranting pohon, Haechan menjelaskan kepada pemuda datar beralis camar yang sialnya sangat tampan itu dengan kesabaran yang ia punya.

"Husttt, tolong kecilkan suaramu itu tuan datar. Suaramu sangatttttt menganggu pengunjung disini. Dan kenapa aku bisa disini? Aku memang bekerja dicafe ini dan juga cafe ini sendiri adalah milikku bukan milik orang lain, jadi sudahkah anda paham tuan datar?" Tanya Haechan dengan sopannya sambil menatap wajah pemuda di depannya ini

"Ah gw nyesel banget masuk cafe ini, entah semalem gw mimpi aku bisa ketemu elo terus gw juga gak tau kalo cafe ini punya orang yang prik" Jawab Mark sinis sambil menatap datar Haechan

"Jika memang anda menyesal memasuki cafe ini, silahkan pintu keluar ada disana" Jawab Haechan sambil tangannya mengarahkan ke pintu keluar.

Setelah perdebatan itu, akhirnya Mark memutuskan untuk keluar dari cafe itu. Dan dia berjanji tidak akan mengunjungi cafe itu lagi.

Berjalan dengan perasaan kesal, dan ditambah moodnya juga semakin buruk setelah bertemu dan berdebat dengan pemuda berkulit Tan tadi.

Mark memilih untuk duduk di taman, mencari udara segar mungkin cocok untuk moodnya yang sangat buruk, pikirnya

Tak jauh dari cafe Haechan tadi, Mark mengunjungi sebuah taman yang indah dan juga ada beberapa penjual makanan disana.

Memutuskan untuk duduk dibangku yang disediakan taman itu Mark, mulai memejamkan mata guna menghilangkan moodnya yang buruk.

Entah kenapa hari ini dia merasa sial, harus bertemu dengan pemuda berisik itu tadi. Mungkin ini adalah hukuman untuknya karena waktu dia berkunjung ke kamar apartment Lucas, dia tidak sengaja melihat sebuah semangka segar

Dan tanpa pikir panjang lagi Mark langsung saja memasukkan satu buah semangka kedalam tasnya, tanpa sepengetahuan Lucas. Dan mungkin ini adalah karma untuknya

Setelah dirasa moodnya mulai membaik, Mark memutuskan untuk pulang ke apartmentnya. Menunggu bus di halte sekitar 10 menit, akhirnya bus yang ditunggu-tunggu pun datang.

Membayangkan kasurnya yang sangat nyaman di apartmentnya, membuat Mark tidak sabar untuk segera sampai

Butuh waktu 20 menit untuk sampai digedung apartment itu, memasuki lift memencet tombol angka 3 pada lift tersebut.

Dan beruntung juga lift dalam keadaan sepi, jadi dia tidak perlu repot-repot berdesakan dengan orang

Setelah sampai di lantai 3, Mark langsung saja bergegas ke arah kamarnya.

Setelah memasuki apartmentnya dia segera membersihkan dirinya, karena sangat lengket.

Berendam dengan air hangat selama 20 menit membuat tubuhnya menjadi segar kembali. Tanpa memikirkan perutnya yang lapar, Mark langsung tidur karena dia sangat kelelahan.

21.30

Jam menunjukkan sudah malam, tetapi pemuda yang sering dipanggil dengan sebutan pudu ini, belum ada tanda-tanda ingin menutup cafe.

Sepertinya dia sedang asyik mendengarkan sebuah lagu, sampai-sampai dia tidak ingat waktu.

Setelah puas mendengarkan lagu, Haechan langsung sadar jika seharusnya cafe miliknya sudah tutup, melihat jam ditangannya dan jam menunjukkan pukul 22.00 yang dimana saking asyiknya dia sampai lupa waktu.

Bergegas membereskan barang-barang yang ada di cafe, Haechan menutup cafenya.

Mengendarai sepeda motornya dalam keheningan malam sungguh sangat mencekam, tapi tak biasanya dijam yang seperti ini sepi kendaraan. Melajukan sepeda motornya diatas rata-rata, Haechan sangat ketakutan sekarang

Karena jalan yang dilalui ini sangat sepi, dan hanya mengandalkan lampu-lampu jalan yang remang dan juga dia mengandalkan lampu sepeda motornya. Mencoba berfikir positif, Haechan tetap mengendarai sepeda motornya diatas rata-rata

Setelah 20 menit berkendara, Haechan sampai di gedung apartmentnya. Memarkirkan sepeda motornya di basement dan bergegas untuk memasuki gedung, karena sungguh malam kali ini terasa sangat mencekam.

Menapakan kaki di dalam lift dan memencet tombol angka 3, Haechan hanya berdoa semoga nanti dia tidak bertemu dengan makhluk-makhluk jelek itu.

Ting~

Lift berbunyi menandakan jika Haechan sudah sampai di tujuan. Menyembulkan sedikit kepalanya sambil menengok kiri dan kanan koridor.

Dan setelah dirasa aman, Haechan langsung jalan terburu-buru menuju kamarnya

Dia merasa letak kamarnya menjauh, padahal dia sudah berjalan cepat tapi mengapa kamarnya serasa jauh dari jangkauannya.

Setelah berada di depan pintu kamarnya, Haechan dengan cepat memencet password di pintu itu

Dengan terburu-buru dia memencetnya hingga, password yang dia pencet salah terus menerus

"Haduh, ini kenapa sih salah terus. Ya tuhan capek banget, cepet napa woiiii" Ucap Haechan sambil memencet password

Ting~

Lift berbunyi menandakan ada seseorang yang sedang berjalan menuju ke lantai 3

Dan entah mengapa Haechan tidak berani untuk menengok ke arah datangnya orang di lift itu.





































































T B C
Thank you for reading ( ◜‿◝ )
Jangan jadi sider yaa!

Maaf kalo ada penggunaan kata yang kurang tepat><

Btw kenapa jadi horror ya alurnya? Haha

TETANGGA MASA GITU? [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang