01

77 10 0
                                    

🏘

Tampak sinar mentari pagi memancarkan sinarnya melalui celah jendela yang tak tertutup rapat, dan tampak ada seorang pemuda yang sedang asyik bergelung di dalam selimutnya tanpa terganggu adanya sintar mentari.

Menghiraukan sinar mentari yang menyongsong semakin tinggi, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 10.00 dan pemuda itu masih asyik menyelami mimpinya.

Alarm berbunyi membangunkan pemuda itu dari alam mimpinya, dan matanya melotot melihat angka yang tertera di jam itu, melompat dari kasur dan langsung saja berlari menuju kamar mandi.

Menyelesaikan 20 menit untuk mandi, pemuda itu bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dan ya untung saja kelas baru akan di mulai pukul 11.00 jadi pemuda itu tidak akan terlambat. Menghabiskan sepotong roti yang diberi selai,

Pemuda itu lantas berangkat menuju kampusnya, membuka pintu dan pemuda itu berpapasan dengan tetangga apartmentnya yang sangat dia benci. Sebab karena pemuda itu dia tidak bisa tertidur nyenyak dan berakibat hampir telat.

Membuang muka dan segera saja dia bergegas menuju lift, dan tampaknya pemuda tadi juga mengikutinya menuju lift yang sama.

Hampir saja emosinya meledak tak kala pemuda itu memasuki lift dengan tampang tengilnya dan juga sambil melambaikan tangannya dia menyapa pemuda beralis camar itu.

Keheningan tercipta di dalam lift, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Yang beralis camar sibuk dengan pikiran ingin segera turun dari lift karena tidak tahan dengan pemuda Tan ini, dan pemuda Tan ini sibuk dengan mencari list lagu yang cocok untuk dia dengarkan nanti.

Setelah lift berhenti, kedua pemuda itu menuju jalan masing-masing. Dan pemuda beralis camar itu pun akhirnya bisa bernafas lega, karena di dalam lift tadi tiba-tiba emosinya memuncak tak kala hanya melihat wajah pemuda tadi.

Langsung saja dia bergegas menuju halte bus untuk berangkat ke kampusnya, dia memang jarang menggunakan kendaraan pribadi dan selalu menggunakan kendaraan umum untuk berpergian kemana-mana.

17.30

Sore menjelang, akhirnya pemuda yang mempunyai alis seperti burung camar itu akhirnya selesai. Pemuda bernama Mark itu merenggangkan otot-otot ditubuhnya yang kaku, karena banyaknya pelajaran yang dia pelajari tadi di kelas. Dan tanpa ampun sang dosen memberikan tugas tambahan untuk minggu depan dikumpulkan.

Hah......rasanya dia ingin menimpuk kepala sang dosen itu, tapi apalah daya nanti yang ada dia bisa di keluarkan kampus. Dan dia tidak bisa meraih cita-citanya menjadi CEO. Dia memang dia hidup dikeluarga sederhana yang berkecukupan, dan memang sedari kecil cita-citanya ingin menjadi CEO.

Katakanlah itu konyol, tapi memang benar adanya begitu, sejak kecil dia bertekat untuk menjadi pintar. Pikirannya hanya belajar, belajar, belajar dan belajar dan setelah sekian lama penantiannya tidak diragukan lagi. Sejak sekolah menengah dia sudah mendapatkan beasiswa untuk sekolah di sekolah elit

Hingga berkuliah, dia masih diberi beasiswa karena kepintarannya. Dia juga anak perantauan, dia tinggal si Busan dan merantau ke Seoul untuk berkuliah di sana.

Memiliki teman yang berada di Seoul tak berat baginya jika ingin merantau, dan sekarang ini dia bisa tinggal di apartment itu karena temannya yang bernama Lucas.

Awalnya Mark menolak untuk diajak tinggal di apartment itu, tetapi Lucas mencoba untuk memberi pengertian kepada Mark jika apartment yang disewanya itu tidak begitu mahal, akhirnya dengan segala bujuk rayu Lucas,

Mark bersedia tinggal di apartment itu dan berakhirlah dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Haechan yang sangat menyebalkan.












































T B C
Thank you for reading ( ◜‿◝ )
Jangan jadi sider yaa!

Maaf kalo ada penggunaan kata yang kurang tepat ><

TETANGGA MASA GITU? [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang