"bangke banget lo pada malah ngetawain gue" kesal Acclira melihat ketiga temannya malah tertawa setelah ia menceritakan hal yang terjadi semalam saat ia dimarahi ayahnya.
"lagian si lo, udah gue bilang jangan ikut, nanti bokap lo marah berabe" ujar Salsa memutar balikkan fakta. Pada kenyataannya Acclira yang dipaksa ikut oleh teman-temannya.
"serah" Acclira sudah malas. Ia hanya mendelikkan matanya.
"Arsyaka tuh yang pernah lo tunjukin di foto kan?" tanya Feeka memastikan yang hanya Acclira balas dengan gumaman.
"segitu cakep lo gak mau yo? Orang gila" cibir Resha tak habis pikir.
"ganteng banget itu mah yo. Lo pernah bilang kalo dia bulan lalu launching cafe cabang barunya disini. Iya gak si?" tanya Feeka yang Acclira balas anggukan saja.
"tuhkan,,, beda berapa tahun?" tanya Resha heboh.
"dua" jawab Acclira sekenanya.
"pas!" teriak Feeka dan Resha heboh.
"rusuh bener lo pada" ujar Salsa.
"au ya" timpal Acclira.
Memang panggilan Acclira disekolah adalah Vio. Teman-temannya mengeluh kesusahan menyebut nama Acclira. Akhirnya Viona lah yang menjadi panggilan Acclira.
◽◽◽
Pulang sekolah Acclira mendapat notifikasi dari Lemuel yang sukses membuat moodnya turun seketika.
Ayah
Ayah gak bisa jemput kamu
Nanti Arsyaka yang jemput
Ini nomernya
0813********
Pesan tersebut hanya Acclira lihat tanpa berniat untuk membalasnya.
"nebeng dong sal" ujar Acclira sedikit memohon kepada Salsa.
"kenapa lo? Tumben gak dijemput?" heran Salsa, kedua temannya sudah pulang terlebih dahulu tadi.
"katanya gak bisa jemput" jawab Acclira.
"terus?" tanya Salsa lagi, jawaban Acclira tidak memuaskannya.
"ck, dijemput Arsyaka. Ogah"
"no no no. Big thanks buat ngangkut lo balik bareng. Semangat viooo, lo harus bikin pertemuan ini berkesan"
"ngeselin lo Sal"
"good luck buat vio-kuu. Dadaahh" ujar Salsa langsung melengos pergi.
"si anying. Duh telpon gak ya?"
◽◽◽
Anda
Lo Arsyaka?
Dmn?
Akhirnya Acclira memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada Arsyaka terlebih dahulu. Sudah sepuluh menit ia berdiam diri di parkiran.
Arsya
Tas hitam nenteng jaket jeans?
Range rover hitam
50m dr tmpt lo berdiri
Setelah mendapat notif tersebut, Acclira mengedarkan pandangannya. Mencari mobil yang Arsyaka sebutkan tadi. Range rover hitam.
Tidak terlalu jauh. Setelah mendapatkannya, Acclira berjalan menghampiri langsung membuka pintu belakang mobil."gue bukan sopir lo. Pindah!" titah seorang laki-laki yang duduk di kursi kemudi. Sepertinya itu Arsyaka.
Acclira hanya berdecak, terpaksa mengikuti intruksinya karena malas berdebat.Sepanjang perjalanan yang hanya diisi keheningan. Arsyaka yang fokus mengemudi dan Acclira yang ikut fokus memperhatikan jalanan sesekali melirik ke arah Arsyaka.
"flat banget muka" Acclira berujar dalam hati kemudian kembali fokus melihat jalanan jakarta yang begitu padat. Melihat anak kecil yang mengamen, berjualan koran, dagangan asongan, membuat Acclira sedikit kasihan melihatnya.
"gabut woi" Acclira masih membatin kemudian melirik wajah Arsyaka yang fokus tetapi santai membuatnya begitu ber-damage.
"bener si cakep" batin Acclira belum memalingkan tatapannya."ck, iya gue ganteng" Arsyaka yang merasa risih diperhatikan berdecak malas membuat Acclira kelabakan dan langsung mengalihkan pandangan ke arah kaca pintu mobil.
"malu asuuu" batin Acclira dengan muka yang sudah memerah.Sampai di istana kediaman keluarga Maxio itu, Arsyaka menghantikan mobilnya di pekarangan rumah tersebut.
"thanks" ujar Acclira sembari membuka pintu mobil. Sedikit berterima-kasih tidak apa kan?Arsyaka masih diam di dalam mobilnya sampai Acclira sudah benar-benar masuk rumah.
Umur Arsyaka dua tahun lebih tua dari Acclira. Sekarang ia sedang menjalankan pendidikannya menjadi mahasiswa semester empat jurusan management. Bulan lalu ia baru saja launching cafe yang dibangun menggunakan uang tabungannya selama ini. Sama sekali tidak ada campur tangan kedua orang tuanya.
"dasar bocah SMA" ujar Arsyaka pelan. Ketika menengok ke kursi belakang, terdapat jaket Acclira tergeletak begitu saja "pake ada acara ketinggalan segala" Arsyaka langsung turun dari mobil. Mumpung ia masih di rumah Acclira, jadi mending langsung ia kembalikan.
Ting nong
"cari sia_ kenapa lagi?" rupanya yang membukakan pintu itu Acclira.
Arsyaka melempar jaket Acclira tepat ke arah mukanya dengan ekspresi datar Arsyaka."ck" dengan sigap Acclira menangkap jaketnya yang Arsyaka lempar sebelum mengenai wajahnya.
"udah?" tanya Acclira bermaksud mengusir lelaki tersebut.
"sama-sama" jawabnya kemudian melengos pergi. Acclira kembali menutup pintu, berbalik menaiki tangga hingga ada suara yang menginterupsi langkahnya."siapa itu ka?" tanya Lemuel yang sepertinya habis dari taman belakang.
"anaknya om Veto" jawab Acclira sekenanya.
"kemana dia?"
"pulang lah"
"loh kok pulang? Emang gak kamu suruh masuk?"
"gak"
"sabar banget ayah mah punya anak kayak kamu kak" Lemuel mengelus dadanya sabar.
"sabar banget aku juga di shammingin mulu sama ayah" balas Acclira sengit.
"nyebelin. Pergi sana"
"yee dari tadi juga aku mau ke kamar" setelahnya Acclira lanjut menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai tiga. Begitupun kamar Ansellio, kakaknya dan Aellfan, adiknya beserta rooftop yang biasa dipakai untuk acara barbaque-an keluarga atau teman-teman ketiga anak muda tersebut.
TBC...
Hope u enjoy this story
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
General Fictionlemuel maxio sudah lelah menghadapi kelakuan anaknya yang diluar nalar. "pokoknya harus mau sama anaknya temen ayah" ujar lemuel membuat acclira, anaknya membisu baca ajalah pokoknya, gue gak bisa bikin desk. bahasa toxic ada dimana-mana harap bija...