Rumah Hantu - Chris

10.3K 73 2
                                    

Hari Minggu, cuaca cerah. Chris berkaca, merapikan rambutnya sambil bersiul. Akhirnya hari ini dia berhasil kencan sama Maya, adik kelas cantik berambut panjang yang baru pindah dua minggu ini. Mendapatkannya gampang-gampang susah, mengingat tidak sedikit cowok yang mengincarnya. Tapi Chris sendiri memang sudah tampan dan populer, hanya dengan pendekatan seminggu dia berhasil mengajak Maya kencan.

Chris menjemput Maya dengan mobilnya. Gadis itu agak terlambat, tapi sepadan karena dandanannya cantik sekali. "Maaf ya kak, udah nunggu lama ya?" tanya gadis berpenampilan kasual feminin itu. "Ah nggak kok May, baru juga 20 menit" jawab Chris santai. "Kita langsung aja yuk"

Mereka menuju taman bermain. Ramai sekali, mengingat hari itu hari Minggu. Belum lagi cuaca hari itu lumayan panas. "Kamu nggak kepanasan, May?" tanya Chris sambil meletakkan tangannya beberapa senti di atas kepala Maya agar menghalangi sinar matahari. "Nggak masalah, kak. Justru aku lebih seneng cerah gini, nggak hujan. Biar seru mainnya! Lagian aku udah pake sunscreen, aman!" ujar Maya ceria.

Chris tersenyum. Maya manis sekali kalau ceria begitu. Memang Maya yang memilih taman bermain untuk tempat kencan mereka yang pertama. Biar nggak canggung, katanya.

Benar saja, mereka berdua bermain dengan seru. Sebenarnya Chris ingin atraksi yang romantis-romantis biar bisa berduaan, tapi Maya lebih suka wahana yang seru dan menegangkan. Chris memilih mengikuti Maya. 'Biar romantis-romantisnya di akhir aja pas udah sore atau malem, hehehe' pikirnya.

Sayangnya, di sore hari Chris agak pusing karena sudah naik roller coaster dan wahana-wahana ekstrim lainnya sepanjang hari, belum lagi antrinya. Panas-panas pula. Jadi mereka istirahat. Maya membelikannya minuman hangat. "Ini kak, maaf ya dari tadi ngajakinnya wahana yang gitu-gitu terus, maaf banget ya kak..." kata Maya menyesal. "Nggak apa-apa" kata Chris sambil meminum teh hangatnya, masih mencoba terlihat cool walaupun pucat karena pusing.

'Uh, padahal harusnya sekarang mesra-mesraan, tapi nggak apa-apa nanti agak maleman kalo gue udah baikan' batin Chris.

"Naik wahana lagi yuk, udah baikan nih aku" kata Chris setelah satu jam istirahat. "Eh beneran? Udah nggak pusing lagi?" tanya Maya sambil menaruh tangannya di dahi Chris, membuat Chris berdebar. Chris mengangguk. Mereka pun berjalan lagi mencari wahana lain.

Sepanjang jalan, Chris belum menemukan wahana yang romantis. Justru yang terlihat malah... rumah hantu? Glek.

"Kak, ini kayaknya seru deh" tunjuk Maya.

Chris ragu-ragu. Sebenarnya, dia sangat takut yang horor-horor. Tapi dia tidak ingin terlihat payah di depan Maya, apalagi tadi sudah kelihatan sempoyongan. Nanti rusak image cool-nya.

"Mau coba masuk nggak?" tanya Maya. Dia terlihat bersemangat sekali, Chris jadi tidak tega menolaknya. 

"...Ayo deh, tapi jangan nangis ketakutan ya" goda Chris.

"Ih, aku nggak penakut kok" tukas Maya.

Baru di antrian, bulu kuduk Chris berdiri. Musik latar dan suasananya benar-benar mengerikan, apalagi hari mulai gelap. Chris memaksakan diri untuk pura-pura berani, tetapi tubuhnya gemetar. Tidak hanya gemetar ketakutan, tapi juga kebelet pipis. Chris menyesal tidak ke kamar mandi sebelumnya, apalagi sebelum ini dia minum sangat banyak. Sekarang mau ke kamar mandi juga tanggung, antrian mereka kini sudah sampai di depan wahana. 'Ya udahlah, segini sih masih bisa ditahan' batinnya.

Namun memasuki wahana rumah hantu itu membuat kandung kemihnya semakin berontak. 'Aduh, bisa mati gue kalo sampe ngompol di depan Maya'.

"Kakak kayaknya pucet lagi, nggak apa-apa kak? Masih pusing?" tanya Maya khawatir melihat raut muka Chris. "Nggak papa kok say, eh, May" jawab Chris sok gagah. Saat itu hantu nenek pisau mulai mengejar mereka.  Kaki Chris gemetar, rasanya tidak kuat berlari. Air seninya keluar sedikit, untungnya baru kena celana dalam. Maya menggandeng tangan Chris. "Ke sini, kak!" ujarnya sambil membimbing Chris menghindari nenek pisau.

Chris berlari mengikuti Maya sambil mencoba menahan pipis yang keluar sedikit demi sedikit. Kakinya sudah lemas dan capek. "Sebentar-hosh... Maya- ber... berhenti dulu" ujarnya ngos-ngosan. "Aduh maaf kak" Maya melepaskan pegangan tangannya. "Kakak masih sakit ya? Aduh maaf banget Maya nggak peka, harusnya tadi kakak lanjut istirahat aja" ujarnya menyesal. Chris hanya diam, terduduk lemas. Tangan kirinya masih menahan selangkangannya agar tidak ngompol. Sebenarnya Chris sudah ngompol sih, tapi basahnya belum sampai celana luar. Tiba-tiba ada setan lain yang mencoba mengejar mereka. Maya refleks menggendong Chris yang lemas di punggungnya. Chris sangat terkejut dengan kekuatan adik kelasnya, sampai pipis tanpa sadar. Dia juga dikejutkan dengan setan kepala buntung yang tiba-tiba muncul. Chris berteriak ketakutan. Pipisnya semakin deras tak terkendali, membuat celananya basah kuyup.

"Kakak ngompol?" tanya Maya yang merasakan punggungnya hangat dan basah terkena ompol Chris. Chris malu sekali, dia tidak bisa menjawab. Kerongkongannya kering karena teriak-teriak ketakutan terus. Untung Maya akhirnya menemukan pintu keluar.

"Tenang aja, aku nggak akan bilang siapa-siapa kok. Kak Chris mau ke kamar mandi dulu?" tanya Maya yang masih menggendong kakak kelasnya itu.

"Ng, nggak usah... langsung ke mobil aja" ujar Chris lemah. "Ng... kamu nggak berat gendong aku gini?" tanyanya malu. Masa cowok digendong cewek, mana cowoknya pake acara ngompol pula! Chris merasa dirinya tidak ada bedanya dengan bayi, padahal sudah kelas 3 SMA. "Nggak apa-apa kok, kakak kan masih lemes. Aku sanggup gendong kakak sampe mobil kok" ujar Maya. Chris pasrah digendong Maya walaupun dilihat orang-orang, memang kakinya masih sangat lemas. Setidaknya ompolnya nggak begitu kelihatan karena gelap.

"Maaf ya Maya" ujar Chris begitu mereka sampai di parkiran. "Aku bukannya ngelindungin kamu, malah kamu yang repot gendong aku"

"Nggak repot kok kak, aku aslinya biasa bawa barang berat juga jadi nggak masalah" Maya mendudukkan Chris di kursi penumpang. "Biar aku aja yang nyetir kalau kakak masih lemes"

Chris ingin menangis rasanya. Dia sudah menanti-nanti hari ini, tapi bukannya terlihat keren, malah jadi cowok memalukan dan merepotkan yang bisa-bisanya ngompol sambil digendong cewek taksirannya. Adik kelas pula.

"Maaf aku malu-maluin dan nggak sekeren bayangan anak-anak, aku sebenernya takut banget sama hantu-hantuan gitu" ujar Chris menunduk. "Ta-tapi biasanya aku nggak sampe ngompol kok"

"Nggak apa-apa, aku seneng banget kok hari ini jalan sama kakak" senyum Maya. "Aku juga nggak masalah kakak ngompol atau takut hantu kok, buatku kakak tetep yang terganteng dan terkeren. Karena aku suka kak Chris"

Chris terperangah. "Aku juga... aku juga suka kamu Maya" jawab Chris. "Kamu mau pacaran sama aku?"

"Iya" angguk Maya.

"Serius?"

"Iyaa serius" jawab Maya. "Tapi kencan berikutnya mendingan kakak pake popok ya, buat jaga-jaga" katanya usil.

"Mayaaaaaa!" protes Chris yang wajahnya makin merah.

Kumpulan Cowok Ngompol Digendong CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang