Bab24

154 10 0
                                    

"Markeu~~~~di mana ramyeon ku~~" soal haechan sedikit merengek. Mereka udah tiba barusan dan semua nya pada sibuk masang tenda haechan malah sibuk dengan ramyeon nya.

"Coba cari benar-benar sinchan~ada itu~"

"Man- yeayy udah ketemu! Le yuk masak ramyeon~~" ajak haechan.

"Chan kita belum cari kayu api, gimana mau masak?" ujar chenle santai.

"Huwaaaa~~~"

.
.
.

"Slurpp!!!! Ahhhh enak banget. Makan ramyeon waktu kek gini pas banget deh." ujar haechan senang setelah mendapat ramyeon nya.

"Iya chan, enak nya jadi lima kali lipat sih dari makan di rumah." ujar renjun pula.

.
.
.

"Indah kan jisung, liat kunang-kunang itu lucu banget~" ujar chenle antusias.

Masing-masing lagi pada berduaan sama pacar. Jadi nya saat ini mereka berdua lagi di atas jembatan di hutan itu. Melihat kunang yang lagi berterbangan.

Jisung menyungging senyum melihat wajah chenle yang kek pertama kali melihat kunang-kunang.

'Aku mau liat wajah bahagia itu terus.' batin nya.

"Jisung? Kok bengong sih? Aku nyuruh nya liat kunang-kunang itu bukan aku." sebal chenle.

"Ouhh, i-iya aku udah liat kok barusan." Jisung menggaru kepala nya.

Jisung kemudian menarik tangan chenle agar berhadapan dengan nya. Mengenggam kedua tangan itu erat.

"Jisung kek nya kau makin tinggi deh? Gak adil!" ujar chenle yang sedikit mendongak saat menatap jisung. Kek nya dulu gak gitu sih.

"Kan aku bilang makan sayur, kau yang gamau sayang."

"Eeeee gamau ahh sayur gak enak!"

"Iya dong, emang yang gak enak itu lah yang baik buat kesehatan. Kalo enak kek ramyeon sih kan gak sihat. " ujar jisung lembut.

"Tapi itu enak sung."

Setelah itu kedua nya diam. Saling menatap ke dalam mata masing-masing.

"Chenle-ya.."

"Hmm?"

"Aku cuman mau kau tau yang aku cinta banget sama kamu." ujar Jisung sembari mengelus tangan chenle dalam genggaman nya.

"Aku tau jisung, dan aku juga sangat mencintai kamu."

"Kau harus janji ke aku ya, yang kau bakal terus bahagia."

"Aku bakal bahagia kalo aku terus di samping mu jisung. Aku pasti bahagia."

Setelah nya jisung menarik chenle ke dalam pelukan nya. Memeluk erat pria mungil itu.

'Maafin aku sayang, aku gak bisa jujur ke kamu kali ini. Aku gamau kau sedih lagi. Aku pengen liat senyuman cantik itu sampai kapan pun. Karena itu aku terpaksa berbohong.'

Jisung melonggarkan pelukan mereka. Dia mengelus kedua pipi chenle dengan jempol nya.

Cup!

Mereka berdua tersenyum.

Jisung kembali menautkan bibir kedua nya.

>>>>>>

"Da sayang~~" ujar jisung sembari merusak rambut pacar nya gemas. Mereka udah pulang dari bercamping dan sekarang udah sampai di mansion nya chenle.

Ouh iya, jisung sekarang udah tinggal bareng sungchan sama appa nya di mansion Jung. Cuman sekali-sekali dia bakal tidur di rumah mama yoona.

"Jisung-aa?"

"Hmm? Kenapa?"

"Kita gak usah pake kata dadah lagi ya?"

"Emangnya kenapa sayang?"

"Gatau, aku kek nya gak suka deh kata itu. Kata itu kayak kita gak bakal ketemu lagi padahal tiap hari kita bakal ketemu, iyakan? Jadi nya kita ganti jadi ketemu lagi ya?" nyengir chenle.

Jisung mengukir senyum. Lebih kepada senyum paksa.

"Oke. Sekarang kau masuk ya? Tidur nyenyak sayang." Jisung kemudian mengecup jidat chenle.

"Oke, kau juga hati-hati jisung. Ketemu besok ." chenle melambaikan tangan nya pada jisung.

"Iya sayang." Jisung melambaikan tangan nya kembali sembari memberi flying kiss.

Chenle menyengir.

>>>>>

"Jisung ~"

"Iya sayang?"

"Yuk kencan!"

"Hah? Sekarang?"

"Iya dong sung, ayo la~~"

"Tapi kan kita masih punya kuliah ssaem Johnny."

"Aku gamau masuk, otak aku kek nya udah mau meletup." rengek chenle.

"Tapi sa-"

"Gak-gak yuk, aku udah bilang ke Jaemin sama Jeno. Jangan khawatir ya." desak chenle sembari mendorong tubuh gede jisung.

.
.
.

Dan di sini lah mereka, berduaan di pantai dengan chenle yang menidurkan kepala nya pada pundak jisung. Menyaksikan matahari terbenam berdua itu lumayan romantik ya.

" Sayang, kita udah tiga jam seperti ini. Apa kau gak capek?"

"Gak, aku mau kek gini aja."

"Kau gak lapar?" soal jisung lagi.

"Hmmm lapar juga sih. Beli kan aku tteobokki juseyo~"

Jisung menyengir.

"Baik tuan muda. Tuan muda nunggu di sini ya?"

"Aku ikut."

"Gak usah bentar aja."

"Aku ikut jisung~~"

"Iya-iya."

>>>>>

"Jisung-aa?"

"Iya sayang."

"Yuk ngobrol."

"Kau belum ngantuk?"

"Belom, kau gak bisa tidur sebelum aku tidur ya?"

"Iya deh." ujar Jisung pasrah. Kalo itu kata chenle, iyain aja.

Hari ini hujung minggu, jadi nya jisung bakal tidur di rumah mama yoona.

Seperti sekarang mereka berdua lagi di kamar nya chenle. Lagi bercuddle.

"Jisung, kau tau gak kenapa bola itu bulat?" soal chenle random.

"Gatau, kenapa sayang? "

"Kan aku nanya kamu, kau yang harus jawab."

"Ermm, kalo segi empat gimana mau sepak dong ntar kaki nya sakit." ujar Jisung setelah berpikir.

"Iya juga ya. Kalo bunga, kenapa nama nya bunga?"

'Mampus deh aku.' batin jisung.

"Ermm, kalo bunga nama nya bulan kan gak cocok. Kayak nama nya chenle hanya pas buat orang yang lucu kek sayang."

"Benar?"

Jisung mengangguk.

"Oke, hehe."

"Oke ini yang terakhir jisung."

"Apa?"

"Kenapa penghapus dicipta?"

"Ermm, karena di dunia ini kan gak ada yang sempurna. Jadi nya penghapus bisa hapuskan tinta pensel kalo tulisan nya gak benar."

"Benar sih tapi ada yang kurang." dalih chenle.

"Terus apa dong sayang?"

"Karena semua yang ada di dunia ini saling memerlukan untuk saling melengkapi. Seperti jisung dan chenle."

×××××

THAT LOVE! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang