Hinata mengusap matanya perlahan setelah bangun tidur. Gadis kecil yang baru saja naik kelas dua Shou Gakkou ini segera beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi. Ia dapat melihat ibunya sedang mempersiapkan sarapan.
Setelah selesai dengan urusan di kamar mandi, ia segera memakai baju sekolah dan mengambil tas yang sudah ia persiapkan sejak tadi malam dan memeriksa isinya sekali lagi agar tidak ada yang tertinggal. Kemudian bersiap sarapan.
"Ohayou, Kaa-chan," ucap Hinata pelan.
"Ohayou, Hina-chan," balas ibunya sambil mengusap rambut Hinata pelan.
Beginilah kehidupan Hinata dan ibunya setiap hari. Hanya ada mereka berdua di rumah ini. Hanya mereka berdua yang sama-sama memahami.
Namun dua berubah menjadi empat pada suatu hari. Ibunya menikah lagi dengan teman lamanya, seorang pemilik perusahaan konstruksi. Hinata sebenarnya tidak setuju. Ia suka menjadi anak tunggal. Ia juga tidak ingin pindah sekolah. Meninggalkan Hirakawa untuk pindah ke Goshogowara sangat berat bagi Hinata. Ia pikir Goshogowara jauh sekali padahal hanya berjarak empat puluh lima menit.
Hinata tidak bisa menolak permintaan ibunya. Mau tidak mau, ia akhirnya pindah ke Goshogowara. Ayah tirinya memiliki seorang putra. Uchiha Sasuke namanya. Ia berbeda enam tahun dari Hinata.
Hinata tidak terlalu dekat dengan Sasuke yang berusia remaja. Kamar mereka di rumah memang berdekatan di lantai dua, namun Hinata yang selalu cemberut dan Sasuke yang tak pernah berbicara bukanlah kombinasi yang pas.
Sasuke yang saat ini sudah kelas dua Chuu Gakkou juga tidak mau repot-repot mendekatkan diri dengan Hinata. Lagi pula mereka bahkan jarang berbicara.
Sasuke sering membawa teman-temannya ke rumah saat ayah dan ibu mereka bekerja. Seperti saat ini. Teman-teman Sasuke sedang berada di ruang tamu rumah mereka ketika Hinata turun dari kamar untuk mengambil air.
"Itu adikmu, Sasuke?" Hinata dapat mendengar pertanyaan itu ketika ia menuangkan air ke dalam gelas.
Tidak ada jawaban dari Sasuke. Salah satu temannya, yang berambut merah mendekati Hinata.
"Siapa namamu?" tanya remaja berambut merah tersebut.
"Hyuga Hinata," jawab Hinata cemberut.
Si anak remaja hanya tersenyum kemudian mencubit pipi Hinata pelan. Hinata yang kesal langsung menggigit tangannya, membuat remaja itu menjerit kesakitan.
"Aw, sakit sekali. Kau galak juga, ya," ujarnya pelan.
Hinata tidak memedulikan gangguan itu dan langsung beranjak naik ke lantai dua. Ia sangat kesal karena teman Sasuke mengganggunya. Sasuke bahkan tidak mengatakan apa-apa padahal dia melihat kejadian itu.
Hinata kesal!!! Pokoknya Hinata kesal sekali pada Sasuke dan teman-temannya!!!
.
.
"Kaa-chan, apakah kau melihat busur dan anak panahanku?" tanya Hinata pada ibunya yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.
Hari ini Hinata akan mengikuti latihan. Ia adalah anggota klub kyudo di sekolahnya. Sejak awal masa orientasi, Hinata sudah memantapkan hatinya pada klub itu. Meskipun olahraga ini tidak terlalu dominan di Jepang, seperti yakyuu dan sakka, tapi Hinata sangat menyukainya. Ia juga bercita-cita untuk tampil di Olimpiade musim panas beberapa tahun ke depan.
Hinata sangat serius mengikuti latihan dan tidak memikirkan apa pun selain kyudo.
"Coba lihat di dalam lemari penyimpanan barang di dekat gudang," jawab ibunya seraya menunjuk ke lemari hitam di dekat gudang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT(s) SASUHINA
FanfictionSasuhina's area. If you don't like this couple or this kind of story, eff off!