Chap 9 : Berbaikan

636 70 8
                                    

Semenjak hari itu hubungan Jisung dengan Minho lambat laun menjadi renggang. Bahkan hampir seminggu ini Jisung enggan menjawab telfon Minho atau pun membalas pesannya.

"Hey bajing! Aihh si gembil ngelamun ae daritadi. Ada apa sih hm? Sini cerita sama pangeran tampan ini", Hyunjin mencomot kentang gorengnya Jisung.

Ya saat ini Jisung dan kawan-kawan sedang memasuki jam istirahat. Dan mereka sekarang lagi dikantin.

"Ck! Bacot ya lo memble! Jangan ganggu gue hush hush", usir si tupai dengan kibasin tangannya.

Hyunjin mencebik. "Elehh sewot amat jadi human. Lo tuh akhir-akhir jadi pendiem, bukan lo banget anjim. Ada apa sih?"

"Hooh" Jeno minum jus jeruknya rakus. "Ada masalah tuh cerita sayang~ sini yuk sini cerita. Aku gak suka tau kalo kesayangku ini murung terus, liat nih mulutnya kek bebek gini kkkk"

Jisung? Menatap Jeno dengan tajam lalu tangannya dengan bebas memukul kepala si Lee itu dengan keras dan mendapat pekikkan dari Jeno.

"Woylah! Kepala aing sakit heh! Kok malah dipukul sih?! Shhh aduhh dasar mak lampir"

"Sayang sayang mata lo bolong!" Jisung menjewer telinga Jeno. "Gue gapapa oke? Kalian ini berlebihan banget sih"

Felix terkekeh pelan. "Bukan gitu sayangku~ apa yang dibilang si dower ama si kutil tuh bener. Lo tuh gak kayak biasanya diem begini. Ada masalah kan? Ayo bilang, buatlah temanmu ini berguna"

Seungmin mengangguk setuju. Hyunjin menambahkan. "Yoklah buruan cerita. Gue udah pasang telinga dengan baik nih"

Jisung terdiam dengan menggigit pipi dalamnya pelan. Ia ragu untuk cerita ke teman-temannya tentang masalahnya itu. Dan sebetulnya mereka sampai saat ini belum tau kejadian yang menimpa si gembil itu.

Yang dimana Jisung dilecehkan secara kasar oleh Minho. Sengaja Jisung menyembunyikan itu dari Hyunjin dkk, karena ia tidak mau dianggap menjijikkan dan berakhir mereka menjauhinya.

Hembuskan nafas pelan lalu Jisung berkata, "Serius ihh gue gapapa. Gue cuma lelah aja karena akhir-akhir ini kerja lembur hehe"

Jeno memicing. "Beneran? Lo gak bohong kan sayangku hm?" tangan besarnya mengelus pipi Jisung lembut.

"Ishh jauhin tangan lo dari gue!" Jisung tepis kasar tangan Jeno. "Iya beneran kutil, gue gapapa"

Baru saja Jeno akan bicara lagi tiba-tiba seseorang datang menghampiri meja mereka. "Kak Hyunjin!"

Keempat orang itu menoleh dan yang dipanggil langsung tersenyum sumringah. "Hey bayi rubahku~ sini sayang"

Jeongin, pemuda manis mirip rubah itu tersenyum lebar. Lalu Jeongin menatap ke yang lainnya. "Halo kakak-kakak emm.. J-jeje boleh gabung?"

"Jeje!! Boleh boleh" Felix langsung menarik tangan Jeongin agar duduk disampingnya. "Aaaaaa jeje gemes banget sih hng? Sini peluk dulu xixixi"

"Heh heh heh! Gak ada acara peluk-pelukan ama pacar gue! Hak paten gue ini elah. Sana jauh-jauh hush hush", protes Hyunjin sambil memisahkan Felix dan Jeongin.

"DIH PELIT AMAT LU! Gamau pokoknya gue mau deket Jeje titik!!", Felix tetap memaksa untuk dekat dengan Jeongin

Jeongin menghela nafas panjang selalu seperti ini membuatnya jengah dengan teriakan mereka berakhir Jeongin memilih berpindah tempat ke sebelah Jisung.

"Kak Jiji~ J-jeje pindah kesini boleh ya? Telinga Jeje sakit dengerin suara teriakan terus", rengek Jeongin sambil mengaitkan tangannya di lengan Jisung

"LOH JE KOK KAMU-", ucapan Hyunjin terpotong karena Jeongin langsung membalasnya dengan tatapan tajam dan suaranya yang dingin

"Diem!"

Querencia || ChanSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang