0 - Prolog

6.9K 400 20
                                    

Sebuah motor berhenti di depan rumah yang tak terlalu besar tapi tak terlalu kecil juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah motor berhenti di depan rumah yang tak terlalu besar tapi tak terlalu kecil juga. Meski siang itu cuaca cukup panas, tapi di rumah ini terasa rindang dan sejuk. Semua itu karena adanya sebuah pohon beringin tua nanti besar yang berposisi persis di samping rumah.

Seorang perempuan hamil turun dari motor. Ia melepas helm dan memberikannya kepada sang suami yang sedang memarkirkan kendaraan roda dua itu. Setelah itu ia berjalan masuk, karena lelah dirinya duduk di sebuah kursi kayu yang cukup tua namun masih kokoh. Wajahnya tersenyum melihat sang suami yang berjalan masuk.

"Kamu capek?" tanya sang suami yang bernama Adi.

Sang istri mengangguk sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit cukup besar. Mungkin satu bulan lagi atau dua minggu ia bisa melahirkan. Adi berinisiatif untuk berjalan masuk ke dalam dan mengambil air.

Sementara sang istri ikut ke dalam, lalu masuk ke dalam kamar. Ia baringkan tubuhnya di sebuah ranjang besi tua. Kipas angin tak lupa ia nyalakan. Suasana kamar sedikit gelap dengan samar-samar cahaya matahari masuk dari celah ventilasi. Adi yang menyadari istrinya masuk lalu menutup pintu rumah.

"Nih, minum air dulu baru tidur," kata Adi sambil berjalan masuk. Sang istri menurut, ia duduk dan meminum segelas air itu.

"Pokoknya, segala kebutuhanmu aku urus! Yang penting kamu dan anak kita sehat," ucap Adi dengan lembut. Lalu ia mengelus perut buncit istrinya.

Keduanya sama-sama tersenyum bahagia menantikan kelahiran sang anak pertama. Bahkan Adi sudah membuat nama untuk sang anak.

"Assalamualaikum!" Seseorang mengucap salam dari depan rumah.

"Sebentar ya. Kamu kalau mau tidur, tidur aja," Adi langsung berdiri dan berjalan menuju pintu depan. Saat ia membuka pintu, seorang pria paruh baya berkumis dan memakai peci menunggunya.

"Adi," panggil paruh baya itu.

"Sini, Pak Ahmad. Masuk," ucap Adi sambil mempersilahkan sang tamu untuk duduk di kursi beranda.

Keduanya lalu sama-sama duduk dan mengobrol membicarakan mengenai bisnis tanah yang tengah mereka garap. Hingga tak terasa mereka mengobrol hampir satu jam. Sebatang rokok pun sudah mulai habis di tangannya. Setelah urusan mereka selesai, pria itu lalu beranjak pergi.

"Pokoknya, saya percaya kamu ya, Adi," kata Pak Ahmad.

"Siap, Pak!" balas Adi.

"Aaaaaaaa!!!" Sebuah teriakan terdengar dari dalam kamar. Teriakan itu sangat familiar, tak lain adalah istirnya sendiri.
Adi langsung panik mendengar teriakan istrinya. Ia buru-buru berlari masuk ke dalam rumah, sampai-sampai Pak Ahmad ikut panik dan tak jadi pulang. Ia ikut berlari bersama Adi ke dalam kamarnya.

Sesampainya di kamar, Adi mendapati sang istri sedang berbaring sambil berteriak histeris. Wajahnya tak karuan, matanya melotot dan kulitnya pucat. Dengan panik ia dekati lalu duduk di samping sang istri.

"Kenapa? Kamu kenapa?!" tanya Adi panik. Pak Ahmad berdiri di dekatnya.

Tangan istrinya lalu bergerak memegang perut. Di sana barulah Adi sadar, ternyata perut sang istri telah rata. Perut yang semula buncit tiba-tiba berubah menjadi datar seperti biasa. Adi kaget dan langsung memegang perut istrinya untuk memastikan. Benar saja, bayi dalam kandungannya itu telah lenyap.

"Kenapa gini? Kok gini?" tanya Adi panik dan tak percaya. "Bayi saya ke mana?"

"Astaghfirullah!" ucap Pak Ahmad yang juga tak percaya melihat kejadian ganjil tersebut. Diam-diam, mata Pak Ahmad melirik ke arah jendela yang terbuka. Jendela itu mengarah langsung ke pohon beringin di samping rumah. Angin kencang pun perlahan bertiup dan masuk.

"Pak! Kenapa ini?!" tanya Adi lagi.
Tiba-tiba, sang istri tak sadarkan diri. Dan sejak saat itu, istri Adi tak pernah membuka matanya kembali. Istrinya meninggal saat itu juga tanpa sebab yang jelas. Sungguh malang nasib Adi, ia kehilangan sang calon anak sekaligus sang istri pula. Semua terjadi begitu saja. Begitu misterius.

Bagaimana bayi yang dalam kandungan bisa hilang begitu saja? Apakah ini fenomena biasa dalam hal medis, atau ....
Ada penyebab lain yang tak kasat mata?

Ada penyebab lain yang tak kasat mata?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT DATANG

Ini adalah cerita baru saya, mohon dukungannya. Cerita ini akan rajin update ke depannya (seperti cerita saya yang sebelum-sebelumnya).

Dalam kisah ini, saya akan membawa semua mitos, cerita, dan legenda mengenai Kuntilanak yang asalnya dari masyarakat.

Mungkin beberapa dari kalian akan familiar atau setidaknya pernah dengar dari orang-orang tua jaman dulu. So, simak ceritanya ya!

Part 1 akan di update besok! Stay tune! 👻

Ratu Kuntilanak (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang